Tensi Iran vs Israel Terus Meningkat, Selat Hormuz Terancam Ditutup dan Harga Minyak Mentah Bisa Tembus Rp 1,9 Juta per Barel


Ketegangan Iran-Israel mengancam Selat Hormuz, jalur vital ekspor minyak dan LNG dunia. (Foto: YouTube/Dawn News English)
MerahPutih.com - Perang Iran vs Israel terkini belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Malah sebaliknya, eskalasi serangan dan propaganda dari kedua negara terus meningkat.
Perang tersebut bukan hanya ancaman regional, tapi juga global, terutama terkait dampaknya bagi pasar energi.
Fokus utama saat ini tertuju pada Selat Hormuz, jalur laut sempit selebar 29 mil laut yang menjadi jalur vital bagi hampir sepertiga ekspor minyak dunia dan 20 persen perdagangan LNG global.
Iran Ancam Tutup Selat Hormuz
Menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), Selat Hormuz adalah “titik krusial minyak paling penting di dunia.”
"Tahun 2023, sekitar 20 juta barel minyak per hari mengalir melewati jalur ini, dengan 70%-nya dikirim ke Asia, termasuk China, India, dan Jepang," tulis euronews.com (16/6).
Ancaman Iran untuk menutup selat ini sebagai respons terhadap serangan Israel langsung memicu lonjakan harga minyak mentah hingga 13 persen minggu lalu.
Walau belum ada penutupan nyata, pasar global sudah waspada.
Pilihan alternatif selain Selat Hormuz sangat terbatas.
Menurut International Energy Agency (IEA), jalur darat seperti pipa Arab Saudi atau UEA hanya mampu menampung 4,2 juta barel per hari, kurang dari seperempat volume normal yang melewati Hormuz.
Baca juga:
Kemenlu Terus Berkoordinasi Jaga Keselamatan 500 WNI Lebih di Iran-Israel
Selat Ditutup, Harga Minyak Tembus Rp 1,9 Juta per Barel
Analis dari Goldman Sachs memperkirakan, jika penutupan Selat Hormuz benar-benar terjadi, harga minyak bisa melambung di atas USD 100 per barel (sekitar Rp 1,6 juta).
Bahkan, dalam skenario ekstrem, harga minyak bisa mencapai USD 120 per barel (Rp1,9 juta), menurut Warren Patterson dari ING.
“Hampir sepertiga minyak laut dunia lewat Selat ini,” jelas Patterson.
“Jika jalur ini terganggu, dampaknya bisa besar karena sebagian besar cadangan produksi OPEC (Organisasi Negara Pengekspor Minyak Dunia) juga berada di wilayah Teluk.”
Pasar LNG juga sangat terancam. Seluruh ekspor LNG dari Qatar dan UEA harus melalui selat ini.
Sekitar 90 miliar meter kubik LNG melewati Hormuz dalam 10 bulan pertama 2023, dengan 80 persen dikirim ke Asia.
Saat ini, ancaman mungkin baru sebatas pernyataan, tapi potensi eskalasi tetap tinggi. Indonesia dikhahwatirkan juga bakal kena dampak lonjakan harga. (*)
Baca juga:
Penerbangan Dibatalkan, 52 WNI Peziarah Terjebak di Pusaran Perang Israel Vs Iran
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Cuma Bawa 4 Pemain, Iran tak Gentar Bersaing di Asian Cup Woodball Championship 2025

Penyebab Harga Minyak Mentah Indonesia Meroket di Bulan Juni 2025

IAEA Sebut Inspektur Nuklir telah Tinggalkan Iran

[HOAKS atau FAKTA]: MUI Dukung Serangan Israel karena Iran Menganut Syiah
![[HOAKS atau FAKTA]: MUI Dukung Serangan Israel karena Iran Menganut Syiah](https://img.merahputih.com/media/48/13/82/4813823a5ee77b0d0cbf67a5d0cd80b2_182x135.jpeg)
Presiden Iran Perintahkan Penghentian Kerja Sama dengan Badan Nuklir PBB IAEA, Buka Peluang Pengayaan Uranium ke Tingkat Senjata

Iran Rilis Korban Tewas Perang 12 Hari 935 Orang, Desak AS dan Israel Bayar Kompensasi

Kepala IAEA Sebut Iran Negara Maju, Serangan AS tak Hilangkan Kemampuan Memperkaya Nuklir

Disebut Coba Nego dengan Iran, Presiden AS Donald Trump Bantah Beri Penawaran

Konflik Timur Tengah Berkepanjangan Ancam Harga Minyak Mentah, Pemerintah Diminta Siapkan Skenario

Iran Layangkan Surat Panas, Sebut Israel dan AS Terlibat Kejahatan Perang
