Tempat Observasi Penyakit Menular di Pulau Galang Butuh Dana Rp400 Miliar
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono meninjau bekas Kamp Vietnam Pulau Galang, Batam, Senin. (ANTARA/Naim)
MerahPutih.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa biaya pembangunan seluruh fasilitas observasi dan isolasi pasien penyakit menular di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau, diperkirakan mencapai Rp400 miliar.
"Saya hitung-hitungannya Rp400 miliar," katanya di sela-sela kunjungannya ke bekas Kamp Vietnam Kota Batam tersebut, Senin (9/3), dikutip Antara.
Baca Juga:
Empat Orang yang Diduga Kontak dengan Pasien Positif Corona Diobservasi
Menurut dia, meski biayanya mencapai Rp400 miliar, itu masih lebih baik ketimbang menyiapkan fasilitas di lebih dari 100 rumah sakit di penjuru tanah air.
Ia menjelaskan bahwa fasilitas observasi dan isolasi itu akan didirikan di kompleks bekas Kamp Vietnam.
Kamp Vietnam sendiri berdiri di atas lahan seluas 80 hektare dan difungsikan sejak 1980 hingga 1994. Di sana terdapat sejumlah fasilitas, di antaranya pos keamanan, barak, dan rumah sakit.
Pembangunan dan rehabilitasi akan dilakukan BUMN Wika dan Waskita.
Rencananya, pemerintah akan merehabilitasi bangunan yang pernah menjadi rumah sakit.
Menurut Menteri, struktur bangunan di sana masih relatif bagus.
"Saya kira masih bisa kita dimanfaatkan, struktur masih bagus, struktur baja, dinding 'double cover' asbes masih kuat, plafon kayu. Kusen kayu sudah lapuk kita akan ganti," katanya.
Dalam kunjungannya, Menteri PUPR mengetes ketahanan bangunan dengan menendang dan memukul menggunakan tangan. Bangunan tetap bertahan.
Rencananya, bangunan tua itu akan digunakan untuk fasilitas pendukung seperti ruang administrasi, ruang dokter dan tenaga medis, dapur dan binatu.
Baca Juga:
Warga Tapanuli Utara Jalani Observasi Terkait Dugaan Virus Corona
Selain itu, Kementerian PUPR juga akan membuat bangunan baru di atas lahan kosong, masih di sekitar kompleks Kamp Vietnam.
Pembangunan gedung baru itu menggunakan sistem modular, agar bisa lekas selesai.
"Ada dua bangunan. Masing-masing 230 tempat tidur, observasi ada 460 tempat tidur totalnya, pada tahap pertama," katanya.
Sedangkan untuk ruang isolasi akan dibangun 50 kamar. Sebanyak 30 kamar isolasi non-ICU dan 20 kamar isolasi ICU.
Kamar ICU dilengkapi dengan kamar mandi di dalam.
"ICU 20 kamar semua dengan 'building' terpisah," kata dia. (*)
Baca Juga:
Panglima Kogasgabpad Interaksi dengan 188 ABK yang Diobservasi di Pulau Sebaru
Bagikan
Berita Terkait
Pemerintah dan Operator Siapkan Diskon Tiket Pesawat Libur Akhir Tahun
Langgar Izin PKKPRL, Proyek Reklamasi 2 Pulau di Batam Disegel KKP
55 Bisnis dalam Hutan Disegel, Termasuk di Batam dengan Kerugian Negara Rp 23 Miliar
DPR Kawal Hak Masyarakat dalam Proyek Strategis Nasional di Rempang Eco City dan Sengketa Tanah Gobah
Kantor BP Batam Digeledah Terkait Dugaan Korupsi Pelabuhan Batu Ampar
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
DPR Dorong Komnas HAM Kawal Kasus Bentrok di Rempang
2 WNA China Diselundupkan Pakai Boat Pancung dari Malaysia ke Batam
BMKG Pastikan Kabar Tsunami di Batam dan Tanjungpinang Hoaks
Indonesia Berharap Jadi Pemain Utama Semikonduktor