Telemedicine, Jagoan Pasien Isoman di Negeri Aing


Telemedicine amat membantu. (Foto: Unsplash/NordWood Themes)
AMBIL ponsel. Buka Playstore kalau kamu pengguna android. Yang pengguna iphone langsung ketuk App Store. Lalu di kolom pencarian ketik telemedicine. Akan muncul banyak pilihan aplikasi telemedicine untuk kamu unduh.
Setelah mengunduhnya, kamu bebas untuk berkonsultasi dengan dokter. Ya, tanpa perlu ke luar rumah. Cukup melalui gawai, kamu bisa menanyakan banyak hal seputar kesehatan kepada dokter yang kompeten. Cocok banget apabila kamu lagi menjalani isolasi mandiri alias isoman di rumah.
Baca juga:
Di masa pandemi, Kementerian kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia bekerja sama dengan aplikasi telemedicine untuk ikut membantu menangani pasien COVID-19 yang sedang isoman (Isolasi Mandiri). Aplikasi kesehatan siap memberikan saran medis profesional seputar prosedur perlu dilakukan pasien saat menjalani isoman.
Seperti yang dilakukan Septa, salah satu pasien COVID-19 yang isoman di rumahnya. Sebelum mengetahui kemudahan yang ditawarkan aplikasi telemedicine, ia tetap berkonsultasi dengan dokter puskesmas meskipun situasinya sangat ramai.

Septa terpaksa nekat ke Puskesmas karena ia sudah lima hari mengalami demam. Badannya juga pegal-pegal dan membuatnya susah tidur. Ditambah lagi, ia mengalami gejala umum COVID-19, yakni lidah mati rasa.
"Awalnya saya panik, terus datang puskesmas dekat rumah, karena saya butuh banget jadi saya tetap maksa ke puskesmas buat dapat obat walau ramai banget," kata Septa.
Namun, kondisi puskesmas yang ramai membuat Septa semakin takut bertemu langsung dengan dokter. Akhirnya, Septa menggunakan fasilitas telemedicine setelah dinyatakan positif COVID-19 melalui tes antigen. Septa puas dengan layanan yang dihadirkan telemedicine. Selain mendapatkan saran medis yang tepat, ia juga diberikan resep oleh dokter.
Baca juga:
Mengutip sehatnegeriku.kemkes.go.id, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pasien positif COVID-19 yang sedang isolasi mandiri butuh konsultasi, ketenangan, diperhatikan, dan tahu bahwa mereka menerima pengobatan yang benar.
Oleh karena itu, Kemenkes bekerjasama dengan sejumlah aplikasi telemedicine Indonesia, misalnya:
1. Alodokter
2. GetWell
3. Good Doctor
4. Halodoc
5. KlikDokter
6. KlinikGo
7. Link Sehat
8. Milvik Dokter
9. ProSehat
10. SehatQ
11. YesDok
Selain itu, pemerintah Indonesia juga memiliki layanan telemedicine yang bisa diakses secara daring bernama Telemedicine Indonesia (Temenin). Layanan ini user friendly, pasien bisa mendapatkan rujukan dengan cepat, dan sangat akurat.
Meski begitu, layanan telemedicine tetap memiliki kekurangan. Tidak seperti isoman, kondisi kesehatan tertentu tetap membutuhkan pemeriksaan pasien secara langsung.

"Nah... kalau via telemedicine, kekurangan terbesarnya adalah pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab/radiologi kurang optimal. Jadi, pasien juga sulit untuk diperiksa secara lengkap. Ya ini memang keterbatasan dari telemedicine saat ini sih," ungkap dr. Stanislaus Ivanovich Krishnanda, MRes kepada merahputih.com.
Stanislaus mengatakan ketika melayani pasien, dokter harus memeriksa pasien dengan teliti seperti melakukan wawancara medis, melakukan pemeriksaan fisik, dan kalau diperlukan melakukan pemeriksaan lab/radiologi untuk menentukan diagnosisnya.
Bukan hanya diagnosis, tapi dokter harus juga bisa memprediksi kondisi pasien akan jadi seperti apa ke depannya, apakah kondisinya menjadi lebih baik atau buruk. "Ini namanya menentukan prognosis. Kalau bisa melakukan ini dengan baik, maka dokter baru bisa menentukan pengobatan yang paling tepat," ujarnya.
Namun, tidak ada salahnya untuk mengandalkan telemedicine ketika kamu mengalami gangguan kesehatan ringan. Begitu pula saat menjalani isoman karena terpapar gejala COVID-19 ringan. (jhn)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
