Teknologi dan Komunikasi Membantu Para Milenial Mengelola Keuangan


Generasi milenail lebih menyukai teknologi termasuk dalam bidang keuangan. (Foto: Pexels/Robert Lens)
PERUBAHAN dalam masyarakat menyangkut teknologi sudah diadaptasi penuh oleh generasi milenial yang berbanding terbalik dengan generasi sebelumnya. Apalagi situasi dan kondisi saat ini menuntut terjadi perubahan cepat di berbagai bidang, termasuk keuangan.
Berbicara soal manajemen keuangan, para milenial lebih menghargai transparansi, teknologi, dan komunikasi. Hal ini diungkapkan melalui sebuah penelitian baru dari penyedia pembayaran global Klarna.
Baca Juga:
5 Tips Keuangan untuk Anak Remaja, Biar Enggak Gampang Boros

Penelitian ini dilakukan di sepuluh pasar dan Klarna berbicara dengan lebih dari 20 ribu konsumen tentang preferensi, kebiasaan, dan sikap mereka dalam mengelola keuangan. Hasilnya diketahui bahwa milenium beralih ke teknologi untuk mengelola uang mereka.
Sekitar 78% milenium mengatakan bahwa teknologi telah berdampak pada bagaimana cara mereka mengelola keuangan, dibandingkan dengan 67% dari generasi yang lebih tua. Milenium juga merasa lebih mudah untuk melacak pengeluaran menggunakan teknologi daripada generasi yang lebih tua.
Misalnya kehadiran aplikasi yang membantu melacak pengeluaran, pemasukan dan tabungan. Masyarakat saat ini juga mengakui bahwa kehadiran uang elektronik dan online shop menjadi salah satu penyebab mereka sulit menabung.
Meskipun begitu, pemaikan uang elektronik saat ini lebih digemari karena kita bisa melacak transaksi yang dilakukan. Sementara pada penggunaan uang tunai, beberapa orang mengaku bahwa uang mereka selalu habis berapapun jumlah yang mereka pegang tanpa diketahui kemana saja uang tersebut dihabiskan.
Penelitian ini juga menemukan bahwa para milenium cenderung berbicara secara terbuka mengenai keuangan mereka daripada para konsumen yang lebih tua. Secara global, setengah dari milenial mengatakan penting untuk berbicara secara terbuka tentang keuangan, dibandingkan dengan 41% dari generasi yang lebih tua. Tercatat ada 47% milenial mengatakan bahwa mereka sering mendiskusikan keuangan dengan teman-teman mereka, dibandingkan dengan 34% dari generasi yang lebih tua.
Baca Juga:
Peran Baby Boomer Terhadap Literasi Keuangan Generasi Milenial

Milenial juga percaya bahwa transparansi seputar keuangan penting untuk kesejahteraan masyarakat, dengan hampir setengah atau 47% milenium secara global mengatakan hal yang sama dibandingkan dengan 40% generasi yang lebih tua.
Keinginan milenial untuk transparansi dalam pengelolaan keuangan juga terbawa pada penyedia jasa keuangan mereka. Diketahui bahwa 27% dari mereka mengatakan, transparansi seputar syarat dan ketentuan meningkatkan kepercayaan dan kesetiaan mereka terhadap para penyedia jasa keuangan.
Penelitian ini juga menemukan bahwa perbedaan geografis yang signifikan dalam hal pengelolaan uang. Terutama seputar preferensi pembayaran dan privasi. Di beberapa negara, kartu debit adalah jenis pembayaran yang disukai. Tetapi di Jerman, Austria dan Spanyol, uang tunai tetap menjadi rajanya.
Dalam hal membicarakan keuangan secara terbuka, penelitian ini mengungkapkan Inggris sebagai negara yang paling individual di seluruh dunia. Terungkap bahwa hanya 38% orang Inggris mengatakan penting untuk berbicara secara terbuka tentang uang, dibandingkan dengan rata-rata global 46%. (Tel)
Baca Juga:
Selain Kejar Profit, Ini Motivasi Lain Generasi Milenial Berinvestasi
Bagikan
Berita Terkait
Sopir Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Bank Jateng Wonogiri Pastikan Simpanan Nasabah Aman

Tantiem Direksi dan Komisaris BUMN Dihapus, Prabowo: Yang Tidak Setuju, Mundur

Antusias Warga Menukarkan Uang dalam Program Serambi 2025 di Hall Basket GBK

ART Curi Uang Majikan Rp 315 Juta, Ternyata Dipakai untuk Beli Makeup

Prabowo Minta Pejabat Jaga Uang Rakyat agar Tak Dikorupsi

Uang Pecahan Rp 10 Ribu Bergambar Rumah Limas Tidak Berlaku dan Tidak Bisa Ditukar

Jumlah Pemudik Naik Drastis, Perputaran Uang Makin Tinggi

Bank Indonesia Sediakan Penukaran Uang di Jalur Mudik

Kuota Penukaran Uang Baru Cuma 5.000 Orang Per Hari

Menukar Uang Rupiah Cacat atau Rusak? Bisa, Ini Syaratnya
