Tekanan Inflasi Pada Juni dan September 2022 Diprediksi Menurun


Bank Indonesia. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Bank Indonesia memperkirakan kinerja penjualan eceran pada April 2022 meningkat sebagaimana tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2022 sebesar 219,3 atau tumbuh 6,8 persen (mtm) yang lebih tinggi dibanding peningkatan 2,6 persen (mtm) pada bulan sebelumnya.
Peningkatan terjadi pada sebagian besar kelompok, terutama kelompok peralatan informasi dan komunikasi, makanan, minuman, dan tembakau, serta sub kelompok sandang.
Baca Juga:
Pemerintah Harus Antisipasi Dampak Naiknya Inflasi Global
"Hal ini sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi masyarakat pada bulan Ramadan dan menjelang Idul Fitri," tulis Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono dalam keteranganya, Kamis (12/5).
Secara tahunan, penjualan eceran pada April 2022 diperkirakan mengalami kontraksi 0,5 persen year on year karena perlambatan penjualan kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, suku cadang, dan aksesori, serta kontraksi penjualan kelompok barang lain.
Pada periode Maret 2022, hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) mengindikasikan kinerja penjualan eceran meningkat sebagaimana tercermin dari IPR Maret 2022 sebesar 205,3, atau tumbuh sebesar 2,6 persen (mtm), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya yang tercatat terkontraksi 4,5 persen (mtm).
Penjualan eceran tercatat meningkat pada hampir seluruh kelompok barang, terutama kelompok suku cadang dan aksesori, perlengkapan rumah tangga lainnya, serta sub kelompok sandang.
"Ini didorong oleh meningkatnya permintaan masyarakat sejalan pelonggaran mobilitas, kasus COVID-19 yang melandai, serta dimulainya persiapan bulan Ramadan," katanya.
Secara tahunan, pada Maret kinerja penjualan eceran tercatat tetap tumbuh tinggi sebesar 9,3 persen (yoy), meskipun tidak setinggi pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 12,9 persen (yoy).

Penjualan eceran kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, makanan, minuman dan tembakau, dan sub kelompok sandang tercatat melambat, sedangkan penjualan kelompok peralatan informasi dan komunikasi menurun.
Dari sisi harga, responden memperkirakan tekanan inflasi pada Juni dan September 2022 (3 dan 6 bulan yad) menurun.
Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juni tercatat 135,6, lebih rendah dibandingkan indeks bulan sebelumnya sebesar 141,3 sejalan dengan perkiraan kembali normalnya harga pasca Idul Fitri.
Sementara IEH September sebesar 129,8, lebih rendah dari capaian pada bulan sebelumnya sebesar 132,4 sejalan dengan pasokan yang memadai dan distribusi yang lancar. (Asp)
Baca Juga:
Minyak Goreng Jadi Pemicu Inflasi di April 2022
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah

Alasan Bitcoin Jadi Solusi Investasi Menarik di Tengah Ancaman Inflasi

Biar Rakyat Senang Saat Belanja, Mendagri Perintahkan Daerah Tahan Inflasi Maksimal di 3,5 Persen

Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah

Pujian Presiden Prabowo ke Tim Ekonomi dan Menlu Sugiono di Sidang Kabinet, Senang Dengan Capaian Ekonomi

Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen

Angka Kemiskinan Jakarta Year On Year Turun, Gubernur Klaim Berhasil Kendalikan Inflasi

Strategi Sukses Jakarta Kendalikan Inflasi Jadi Kunci Stabilitas Harga Pangan dan Distribusi Efisien

Politikus Demokrat Minta Presiden Prabowo Contoh Program SBY Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Dalam 20 Bulan Terakhir Harga Emas Alami Lonjakan Tertinggi di April 2025
