Tak Capai Target, Jokowi Kumpulkan Pimpinan Perbankan Nasional

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Kamis, 15 Maret 2018
Tak Capai Target, Jokowi Kumpulkan Pimpinan Perbankan Nasional

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla dan jajaran menteri Kabinet Kerja di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (22/3). (Foto: Antara/Andika Wahyu)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MetahPutih.com - Presiden Joko Widodo mengumpulkan para pimpinan bank umum Indonesia di Istana Negara Jakarta guna mengkritik pertimbuhan kredit perbangkan Nasional.

Presiden yang didampingi oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menemui para pimpinan bank umum tersebut pada pukul 09.00 WIB.

Dalam kesempatan itu, Presiden mengkritik pertumbuhan kredit perbankan Nasional yang hanya 8,24 persen, di bawah target yang disepakati saat pertemuan yang sama pada tahun lalu.

"Tadi Pak Kepala OJK menyampaikan pertumbuhan kredit hanya 8,24 persen. Saya ingat waktu kita berkumpul di sini saat itu target yg diberikan 9-12 persen," ujar Jokowi seperti dilansir Antara, Kamis (15/3).

Kepala Negara menyindir perbankan nasional yang bermain aman dan tidak berani mengambil risiko sehingga kreditnya hanya tumbuh 8.24 persen.

"Risiko yang sangat besar adalah apabila kita tidak berani ambil risiko. Memang perbankan harus 'prudent', harus hati-hati, ya saya setuju," kata Presiden.

Jokowi mengatakan sudah berkali-kali dirinya alami, kalau tidak berani ambil risiko pasti akan mati dengan sendirinya.

"Ya sudah selesai, dalam bisnis, pasti akan mati atau mungkin pelan-pelan, tapi nantinya juga mati. Sementara kalau kita ambil risiko masih ada kemungkinan kita selamat," katanya.

Jokowi mengatakan mengambil sebuah keputusan itu merupakan mengambil sebuah risiko, baik di bisnis atau politik.

"Sebagai pimpinan mengambil risiko, mengambil keputusan ya ambil risiko, dan kalau kita menghindari dari risiko, ya artinya menghindar dari keputusan," katanya.

Kepala Negara juga mengatakan bahwa main aman pada saat ini yang berada di keterbukaan, kompetisi global yang ketat dan perkembangan teknologi yang cepat berubah merupakan sebuah ilusi.

"Yang ingin saya tekankan di sini adalah yang namanya main aman itu sebuah ilusi, di dunia yang sekarang ini yang begitu sangat dinamis, era keterbukaan, era globalisasi, era teknologi berkembang sangat cepatnya, ndak ada aman, itu tidak ada," katanya.

Menurut Presiden, perubahan yang terus berubah, tidak ada lagi orang berkata "wait and see" (lihat dan tunggu).

"Kalau seperti itu orang tiap tahun yang akan 'wait and see' terus karena akan berubah-ubah terus, karena ketidakpastian itu hampir kita alami, baik di dunia bisnis, baik keuangan, perbankan dan politik," katanya. (*)

#Presiden Jokowi #Perbankan
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

Indonesia
Konsolidasi Asuransi BUMN: 15 Perusahaan Jadi 3, Dorong Kapasitas dan Penuhi Aturan OJK
Latar belakang dari percepatan konsolidasi ini adalah aturan OJK mengenai modal minimum
Angga Yudha Pratama - Selasa, 30 September 2025
Konsolidasi Asuransi BUMN: 15 Perusahaan Jadi 3, Dorong Kapasitas dan Penuhi Aturan OJK
Indonesia
Aplikasi BCA Mobile dan MyBCA Alami Gangguan Pagi ini, Nasabah Kesulitan Lakukan Transaksi
BCA menyatakan saat ini gangguan yang dialami masih ada penanganan analis BCA.
Dwi Astarini - Senin, 29 September 2025
Aplikasi BCA Mobile dan MyBCA Alami Gangguan Pagi ini, Nasabah Kesulitan Lakukan Transaksi
Indonesia
Landasan Hukum Menkeu Guyur Rp 200 T ke Bank Himbara Versi Banggar DPR
Undang-Undang APBN tahun 2025 pasal 31 ayat 2 menyatakan dana SAL bisa dikelola oleh negara selain Bank Indonesia.
Wisnu Cipto - Kamis, 18 September 2025
Landasan Hukum Menkeu Guyur Rp 200 T ke Bank Himbara Versi Banggar DPR
Indonesia
Pemerintah Tempatkan Duit Rp 200 Triliun di Bank, Rasio Kredit Membaik
Penempatan dana pemerintah itu juga memperbaiki rasio kredit terhadap DPK (loan to deposit ratio/LDR) perbankan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 16 September 2025
Pemerintah Tempatkan Duit Rp 200 Triliun di Bank, Rasio Kredit Membaik
Indonesia
Menkeu Pede Dapat Untung Rp 100 T dari Suntikan Dana Rp 200 T ke Bank Himbara, Ini Ilustrasinya
Ujung-ujungnya berdampak pada penerimaan negara di sektor pajak.
Wisnu Cipto - Selasa, 16 September 2025
Menkeu Pede Dapat Untung Rp 100 T dari Suntikan Dana Rp 200 T ke Bank Himbara, Ini Ilustrasinya
Indonesia
Baru 1.064 dari 16.000 Koperasi Merah Putih Bisa Cairkan Kredit Rp 3 M dari Bank Himbara
Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyatakan setiap Koperasi Merah Putih memiliki plafon pinjaman hingga Rp 3 miliar
Wisnu Cipto - Senin, 15 September 2025
Baru 1.064 dari 16.000 Koperasi Merah Putih Bisa Cairkan Kredit Rp 3 M dari Bank Himbara
Indonesia
Menkeu: Penyaluran Rp 200 T ke 5 Bank BUMN untuk Genjot Kredit Rakyat
Uang negara tersebut wajib digunakan untuk mendukung pertumbuhan sektor riil, khususnya untuk menggenjot kredit rakyat.
Wisnu Cipto - Sabtu, 13 September 2025
Menkeu: Penyaluran Rp 200 T ke 5 Bank BUMN untuk Genjot Kredit Rakyat
Indonesia
Belajar dari Pengalaman, Pengamat Ingatkan Payment ID Rentan Dibobol Hacker
Banyak perangkat keuangan di Indonesia yang rentan dibobol hacker.
Wisnu Cipto - Selasa, 12 Agustus 2025
Belajar dari Pengalaman, Pengamat Ingatkan Payment ID Rentan Dibobol Hacker
Indonesia
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) tiba dikediaman Jalan Kutai Utara 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo usai berlibur bersama cucunya di Bali, Sabtu (12/7).
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 Juli 2025
Cerita Ajudan Saat Jokowi Pemulihan Sekaligus Liburan di Bali Bersama Semua Cucu
Indonesia
Dampak Tarif Impor 32 Persen, Perekonomian dan Perbankan Indonesia Bisa Ikut Kena
Dampak tarif impor 32 persen dari Donald Trump, diprediksi membuat perekonomian dan perbankan Indonesia ikut kena.
Soffi Amira - Selasa, 08 Juli 2025
Dampak Tarif Impor 32 Persen, Perekonomian dan Perbankan Indonesia Bisa Ikut Kena
Bagikan