Tak Boleh Ikut Pemilu Jadi Alasan Megawati Bentuk PDIP


Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik dari kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta secara virtual. (Foto: MP/Ponco Sulaksono)
MerahPutih.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) merayakan hari jadinya yang ke-49 tahun pada Senin (10/1). Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato politik dari kediamannya, Jalan Teuku Umar, Jakarta secara virtual.
Megawati menjelaskan sejarah terbentuknya PDIP. Mulai dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang didirikan oleh Soekarno pada 4 Juli 1927. Kemudian PNI bergabung dengan Partai Murba, IPKI, Parkindo dan Partai Katolik. Partai gabungan tersebut kemudian dinamakan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 10 Januari 1973.
“Saya menyebut selalu dari PDI ke PDI Perjuangan, tentu dimulai dari PNI yang dilahirkan Bung Karno, lalu PDI, karena dilakukan fusi 5 partai hingga berbagai peristiwa politik yang oleh kehendak rakyat akhirnya melahirkan PDI Perjuangan,” kata Megawati.
Baca Juga:
Ditanya Ganjar Capres 2024, Sekjen PDIP Jawab Elektabilitas Bukan Segalanya
Megawati lantas menceritakan saat PDI tak bisa ikut pemilu karena rezim Orde Baru. Ia mengutarakan, PDI diberi tahu pemerintah tak bisa ikut pemilu sebab masih ada sejumlah persoalan internal.
Sejak awal terbentuk, kata Megawati, konflik internal PDI terus terjadi dan diperparah dengan adanya intervensi dari pemerintah. Di internal PDI terdapat dua kubu, yakni kubu Megawati dan Suryadi.
"Kalau saya ganti nama apakah saya boleh ikut pemilu? Dari sisi pemerintah mengatakan boleh, oleh sebab itu, saya mendeklarasikan dari PDI menjadi PDI Perjuangan,” ujar Megawati.
Baca Juga:
PDIP Tak Beri Lampu Hijau Gibran Maju Pilgub DKI
Menurut Megawati, berbagai romantika dinamika dan dialektika perjuangan tersebut menjadikan PDIP sebagai partai yang berdiri kokoh karena tempaan sejarah.
Presiden ke-5 RI ini menuturkan, nilai-nilai perjuangan partai harus terus direnungkan, melakukan kritik hingga otokritik agar tidak lupa kehendak rakyat harus terus dijadikan pedoman.
“Saya selalu memohon agar partai ini bisa eksis sepanjang bangsa Indonesia ada, eksis untuk selama-lamanya, mengapa? Sebab seluruh akar sejarah kelahiran partai enggak pernah lepas dari sejarah bangsanya,” tegas Megawati. (Pon)
Baca Juga:
Jukir Solo Geruduk DPC PDIP Solo, Serahkan Surat Dukungan Ganjar Capres
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Pemerintah Mengesahkan Kepengurusan DPP PDIP 2025–2030 dalam Waktu Singkat

Budi Gunawan Kena Reshuffle, Ketua DPP PDIP: Hak Prerogatif Presiden Harus Dihormati

Arif Budimanta Seorang Ekonom, Aktivis Muhammadiyah dan Politikus PDIP Meninggal

Ahmad Sahroni cs Hanya ‘Diliburkan’ Sejenak dari Keanggotaan DPR, Pengamat: Ketika Situasi Mereda Mereka Bisa Aktif Lagi

Fraksi PDIP Sebut Deddy Sitorus dan Sadarestuwati Minta Maaf, Pelajaran Etika Bagi PDIP

Komentar PDIP Soal Partai Politik Nonaktifkan Anggota DPR

Pakar Hukum Tata Negara UI: Tidak Ada Aturan Nonaktif Anggota DPR

Para Ketum Parpol Sepakat Pecat Anggota DPR Bermasalah Mulai 1 September

Fraksi PDIP Setuju Tunjangan di Luar Batas Dihentikan, Beri Ultimatum ke Anggota

Rudy Jabat Plt DPD PDIP Jateng, Teguh Gantikan Jadi Ketua PDIP Solo
