Syukuran untuk Ibu Hamil, Masyarakat Lampung Gelar Ritual Kukhuk Limau


Ilustrasi ibu hamil (Foto: Pixabay)
Merahputih.com - Lampung punya tradisi ritual budaya syukuran untuk ibu hamil. Kebudayaan tersebut adalah Kukhuk Limau yang dilakukan masyarakat adat Pepadun Buay Nuban.
Tujuan Kukhuk Limau adalah sebagai melestarikan budaya dan adat agar orang tua mendapatkan generasi atau keturunan sesuai yang diharapkan. Lalu, acara ini diharapkan sebagai permohonan mendapatkan keselamatan, kebahagian dunia dan akhirat.
Ritual Kukhuk Limau biasa baru akan dilakukan ketika ibu hamil memasuki usia kehamilan ke 5 bulan dan 8 bulan. Diihitung, sejak berhentinya haid si ibu. Selain itu proses ritual Kukhuk Limau dilakukan pada malam hari jam 7-9 malam jelang bulan purnama.
Upacara Kukhuk Limau dilakukan kembali saat usia kandungan menginjak 8 bulan. Prosesi ini disebut Ngekhuang Kaminduaan (kukhuk limau yang kedua).
Tujuan Upacara Ngekhuang Kaminduaan ini adalah harapan janin dan ibunya selalh dalam keadaan sehat. Sang ibu jadi berhati-hati dalam menjaga kandungannya serta memperhatikan beberapa pantangan. Sebab jika pantangan dilakukan sang ibu. Janin diyakini mengalami hal yang tidak diinginkan.
Baca juga:
Mencari Jodoh Lewat Tari Nyambai, Tarian Adat Masyarakat Pesisir Lampung
Biasanya pandangan akan disampaikan secara jelas di sela prosesi. Umumnya bunyi pantangan tersebut seperti sang ibu hamil tidak diperbolehkan tidur pada siang hari. Tidak diperkenankan makan buah kayu yang bergetah, tidak boleh berjalan-jalan keluar rumah pada waktu Zuhur dan Maghrib.
Ibu hamil tidak boleh makan tebu, tidak boleh duduk di tanah, tidak boleh makan makanan yang pernah di makan binatang, tidak boleh mempergunjingkan orang apalagi memaki-maki. Dan juga tidak boleh memakan buah pisang yang dempet (punti rampit).
Ketika prosesi Kukhuk Limau akan dilaksanakan, acaranya akan dipimpin oleh dukun. Pihak keluarga akan dimintai menyiapkan beras, gula, teh, kopi, rokok dan juga uang seikhlasnya untuk dukun pemandu acara.
Untuk dipergunakan pada ibu hamil, dukun meminta pihak keluarga untuk menyiapkan kekambangan atau bunga tujuh macam diantaranya cempaka, tali, ratus, kekelapa, ganda suli, melokh, dan sepatu. Lalu Way ulok mulang seperti air, diambil dari pertemuan air yang membentuk lingkaran akibat perputaran arah.
Baca juga:
Ada pula diminta siapkan bahan Bayit ambon (rotan), Limau kunci (jeruk purut), Cumbung capah sebuah mangkok putih yang masih mulus atau mangkok yang masih baru. Pengkhecak alias alat yang digunakan oleh dukun untuk memercikkan air, lalu Berlai jerangau yakni rumput gajah sebangsa kunyit. Dan Perasapan atau pedaporan alias bara api di dalam dupa.
Sang dukun akan membaca doa-doa mengelilingi si ibu hamil sebanyak tiga kali, lalu menyipratkan air bunga dengan air jeruk ke arah ibu hamil. Sambil berharap ia dijauhkan dari gangguan jasmani dan rohani, diberi kesehatan dan keselamatan keduanya.
Setelah ritual Kukhuk Limau selesai, ibu hamil akan dimintai menggunakan kalung dari biji berlai jerangau. Ia adalah kalung dari daging kunyit yang baunya menyengat dan selalu hidup di daerah yang berair.
Setelah serangkain upacara Kukhuk Limau, biasanya tuan rumah ibu hamil dimintai untuk menyeranggarakan doa bersama pada malam selanjutnya. Sambil mengingatkan bahwa acara berlangsung lancar karena bantuan yang Maha Kuasa. (Tka)
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global

Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem

Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara

Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI

Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional

Pemprov DKI Segera Rampungkan Perda yang Melarang Ondel-ondel Ngamen di Jalan, Rano Karno: Mudah-mudahan Sebelum HUT Jakarta

Wajah Baru Indonesia Kaya Konsiten Usung Budaya Indonesia dengan Konsep Kekinian

Komisi X DPR Soroti Transparansi dan Partisipasi Publik dengan Menteri Kebudayaan

Fadli Zon: Kongres Perempuan 1928 Justru Diperkuat dalam Sejarah Indonesia

5 Museum Jakarta Buka Sampai Malam, Pengunjung Melonjak Hingga Ribuan
