Susul Taiwan, Malaysia Ikut tarik Mi Instan Indonesia dari Peredaran
Malaysia secara resmi memutuskan untuk menarik mi instan rasa Ayam Spesial dari peredaran. (Foto: Unsplash/Mufid Majnun)
SETELAH Taiwan menemukan zat pemicu kanker di bumbu mi produksi Indonesia, Malaysia secara resmi memutuskan untuk menarik produk tersebut dari peredaran.
Menteri Kesehatan Malaysia Muhammad Radzi Abu Hassan, telah mengonfirmasi bahwa kementeriannya telah mengeluarkan perintah untuk menahan, menguji, dan melepaskan produk tersebut di semua titik masuk, dan juga memerintahkan perusahaan untuk secara sukarela menarik produk tersebut dari pasar.
Baca Juga:
Taiwan Temukan Zat Penyebab Kanker dalam Mi Instan Indonesia
"Kementerian Kesehatan telah menginstruksikan produsen untuk secara sukarela menarik mi instan yang habis masa berlakunya pada 25 Agustus 2023 dari pasar lokal," katanya seperti dikutip dari The Star.
"Kementerian telah mengeluarkan perintah Hold, Test and Release untuk produk di semua titik masuk ke dalam negeri. Kementerian juga telah menginstruksikan perusahaan untuk secara sukarela menarik kembali produk tersebut dari pasar," sambungnya.
Radzi mengumumkan keputusan ini setelah Departemen Kesehatan Taiwan melaporkan temuan karsinogenik di mi instan Rasa Ayam Spesial.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Kesehatan Taiwan mengatakan menemukan bahwa sejumlah Ah Lai White Curry Noodles dari Malaysia dan sejumlah mi instan Indonesia Rasa Ayam Spesial keduanya mengandung etilen oksida, senyawa kimia yang terkait dengan limfoma dan leukemia.
Baca Juga:
Departemen tersebut mengatakan pengujian mengungkapkan bahwa etilen oksida terdeteksi pada mi dan paket bumbu produk Malaysia tetapi hanya pada paket bumbu milik produk Indonesia.
Menurut informasi di situs web Biro Zat Beracun dan Kimia di bawah Administrasi Perlindungan Lingkungan Tingkat Kabinet, etilen oksida beracun jika dikonsumsi atau dihirup.
Selain menyebabkan limfoma dan leukemia, etilen oksida juga dapat menyebabkan iritasi serius pada kulit dan mata siapa saja yang bersentuhan dengan zat tersebut dan bahkan memicu deformitas pada kelahiran.
Chen Yi-ting, yang mengepalai Divisi Makanan dan Obat-obatan Departemen Kesehatan Taipei, mengatakan inspeksi mi instan kota dilakukan dengan memilih secara acak 30 produk dari supermarket, toko serba ada, hypermarket, pasar basah tradisional, toko makanan Asia Tenggara dan importir grosir di kota. (dsh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
30 Kuliner Khas Riau yang Wajib Dicoba: Cita Rasa Melayu yang Kaya Rempah dan Sulit Dilupakan
Merayakan Malam Tahun Baru ala Argentina, Menikmati Torta Galesa hingga Asado
Babak Baru Restoran Latin: Pembagian Menu Lunch dan Dinner untuk Pengalaman Bersantap Lebih Fokus
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Hasil Lab Nyatakan Halal, Bakso Viral di Solo Buka Kembali dan Bagikan 450 Porsi Gratis