Kesehatan

Studi Ungkap 1,6 Juta Kasus Demensia di 2050 Dapat Dihindari

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Jumat, 29 September 2023
Studi Ungkap 1,6 Juta Kasus Demensia di 2050 Dapat Dihindari

ODD tetap membutuhkan dukungan dari keluarga. (Foto: Unsplash/Jeremy Wong)

Ukuran:
14
Audio:

PADA 2050, Alzheimer's Indonesia (ALZI) dan Alzheimer's Disease International (ADI) memperkirakan ada empat juta orang dengan demensia di Indonesia. Dari angka tersebut, sekitar 1,6 juta kasus demensia dapat ditunda atau bahkan berpotensi dihindari dengan menangani 12 faktor risiko.

Alzheimer Indonesia yang juga merupakan anggota ADI, menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk segera berkontribusi. Kontribusi tersebut dapat dimulai dengan mendanai berbagai penelitian, pendidikan, dan layanan dukungan pengurangan risiko demensia demi terjadinya pengurangan risiko sebagai elemen inti dari rencana nasional penanganan demensia.

“Demensia bisa terjadi pada siapa pun yang umumnya terjadi di usia 65 tahun ke atas, tetapi tidak menutup kemungkinan usia produktif juga bisa terdiagnosis Demensia. Tanda-tanda awal seperti pikun, lupa jalan pulang, sering kali masih dianggap sebagai hal yang normal," kata Direktur Eksekutif Alzheimer Indonesia Michael Maitimoe, dalam siaran resminya.

Baca juga:

Bicara Dua Bahasa Sejak Muda Bisa Kurangi Risiko Demensia

Studi Ungkap 1,6 Juta Kasus Demensia di 2050 Dapat Dihindari
Pentingnya keterlibatan pemerintah dalam menanggapi meningkatnya kasus demensia. (Foto: Unsplash/Campaign Creators)


Ada banyak faktor risiko demensia yang terbukti, dan banyak yang dapat dikendalikan oleh individu. Ini termasuk faktor risiko seperti merokok, konsumsi alkohol berlebih, kurangnya aktivitas fisik, jarangnya kontak sosial, cedera kepala, dan kondisi termasuk diabetes, gangguan pendengaran, depresi, obesitas dan hipertensi. Faktor risiko lainnya termasuk polusi udara dan terbatasnya akses terhadap pendidikan usia dini, yang merupakan tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya.

Selain itu, pemerintah diharapkan dapat menyediakan layanan lain yang dapat membantu meningkatkan kehidupan Orang Dengan Demensia (ODD), seperti akses yang terjangkau terhadap kesehatan, perawatan jangka panjang, serta layanan kesehatan mental.

Masih banyak negara yang belum menerapkan komitmen mereka terhadap Rencana Aksi Global WHO untuk memprioritaskan pengurangan risiko demensia dan memberikan dukungan bagi ODD dan caregivers atau pendampingnya.

"Kami menyerukan kepada pemerintah di seluruh dunia untuk berinvestasi dalam penelitian dan layanan dukungan, untuk mengurangi risiko demensia, dan untuk berinvestasi dalam kampanye kesadaran pengurangan risiko," kata Regional Director Asia Pacific of Alzheimer's Disease International DY Suharya.

Baca juga:

Cybersickness saat Bermain Game dan Cara Mengatasinya

Studi Ungkap 1,6 Juta Kasus Demensia di 2050 Dapat Dihindari
Penyakit ini bisa berkembang seiring berjalannya waktu dan memengaruhi beberapa fungsi otak. (Foto: Unsplash/Steven HWG)


Sejauh ini, hanya 40 pemerintah di seluruh dunia yang telah mengembangkan rencana penanganan demensia di level nasional, dan Indonesia salah satunya lewat Rencana Aksi Nasional (RAN) Demensia Indonesia diluncurkan di 2016.

Michael Maitimoe mengatakan pentingnya keterlibatan pemerintah dalam menanggapi meningkatnya kasus demensia.

“Alzheimer Indonesia berharap adanya kemajuan dalam kerja sama bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang terlaksana sejak tahun 2013 dalam meningkatkan pemahaman masyarakat tentang demensia Alzheimer dan mengurangi risikonya," kata Michael.

Pendanaan untuk inisiatif pengurangan risiko tersebut bahkan mungkin bersinggungan dengan tujuan pemerintah lainnya seperti mengurangi angka merokok, mengatasi masalah kesehatan mental seperti depresi, atau meningkatkan akses terhadap alat bantu dengar. (and)

Baca juga:

6 Langkah Mudah Menangkan Argumen

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan