Kesehatan

Stop Perundungan Terhadap Anak dengan Bibir Sumbing

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Senin, 13 September 2021
Stop Perundungan Terhadap Anak dengan Bibir Sumbing

Meluruskan pandangan masyarakat tentang anak dengan kondisi bibir sumbing perlu dilakukan untuk melindungi kondisi mental anak. (Foto: Pexels/Rodnae Productions)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TERLIHAT berbeda dan dikucilkan merupakan hal mengerikan yang tidak ingin dirasakan siapapun. Namun anggapan buruk yang masih hadir di tengah masyarakat terhadap anak dengan kondisi bibir sumbing dan atau celah langit-langit mulut, justru melanggengkan pandangan bahwa mereka adalah aib. Tak jarang pandangan ini membuat orang tua malu dan berusaha menutup-nutupi anak mereka.

Pelabelan ini terus menerus terjadi, namun dampaknya mulai terlihat jelas saat anak mulai bersekolah. Sosok dan cara berbicara yang dinilai berbeda dari teman-tema sebayanya membuat anak merasakan penolakan dari lingkungan. Jika terus dibiarkan, rasa kurang percaya diri dan berujung tidak ingin sekolah bisa saja terjadi. Hal ini membuat anak yang menjadi salah satu penerus bangsa kehilangan hak dan kesempatan mereka untuk belajar.

Baca Juga:

Anak dengan Bibir Sumbing Harus Dibantu

Menurut psikologis klinis, Sahabat Orang Tua dan Anak (SOA) Parenting & Education Support Center, Hanlie Muliani bahwa dukungan dari keluarga merupakan aspek terpenting untuk membangun kepercayaan diri pada anak dengan kondisi bibir sumbing dan atau celah langit-langit mulut. Oleh karena itu, selain penanganan yang tepat pada anak, pemberian edukasi kepada orang tua juga dirasa tepat oleh Smile Train Indonesia.

Khalisa, salah satu pasien Smile Train Indonesia yang telah berhasil melewati tindakan operasi bibir sumbing. (Foto: Smile Train)

"Dukungan dari keluarga merupakan hal yang paling dibutuhkan anak, jadi orang tua jangan malah ikut merundung anak dengan menyingkirkannya atau bahkan diumpetin. Sedih itu normal, tapi kondisi ini bukan salah siapa-siapa," ujar Hanlie dalam acara daring bertajuk "STOP BULLYING Bibir Sumbing: Lindungi Kesehatan Mental Mereka".

Kondisi yang terjadi saat proses kehamilan ini sebenarnya bukan hal langka. Sebab sebanyak delapan hingga sembilan ribu bayi lahir dengan kondisi bibir sumbing dan atau celah langit-langit mulut. Oleh karenanya, Smile Train ingin meluruskan pandangan masyarakat bahwa kondisi ini bukan sebuah kutukan atau aib.

Baca Juga:

Cinta Anak-Anak, Bunga Jelitha Jadi Duta Smile Train Indonesia

Anak-anak dengan kondisi ini juga berhak mendapatkan hak dan kesempatan yang sama, layaknya anak-anak lain. Oleh karenanya pandangan yang tepat perlu dimiliki keluarga secara khusus ibu. Hanlie menegaskan kondisi ini tidak dapat direncanakan oleh orang tua, namun yang bisa orang tua rencanakan adalah masa depan sang anak.

"Ketika ibu yang baru melahirkan bayi dengan kondisi bibir sumbing, hal pertama yang perlu dilakukan pertama adalah membangun mental si ibu. Kata-kata yang tepat diucapkan kepada si ibu adalah jangan khawatir dan jangan takut, anak ibu 'hanya' dalam keadaan bibir sumbing," jelas Deasy Larasati, Country Manager Smile Train Indonesia. Kata 'hanya' ditekankan oleh Deasy karena kondisi anak dengan bibir sumbing dan atau celah langit-langit mulut masih dapat disembuhkan dengan cara operasi.

Smile Train menyediakan tim dan program Comprehensive Cleft Care (CCC) yang bersedia membantu keluarga dan anak yang lahir dengan kondisi bibir sumbing. (Foto: Smile Train)

Terbukti sejak 2002, Smile Train telah berhasil memberikan bantuan penanganan secara gratis kepada lebih dari 95 ribu anak di Indonesia yang lahir dengan keadaan ini. Lewat program Comprehensive Cleft Care (CCC), Smile Train memberikan edukasi dan pemahaman mengenai kondisi sumbing, operasi, pelayanan terapi wicara, hingga konseling dan dukungan kesehatan mental.

Waktu penanganan yang tepat merupakan kunci. Semakin cepat anak mendapatkan penanganan, semakin kecil juga kemungkinan anak mendapatkan perlakuan diskriminasi dari masyarakat. "Jadi si ibu harus fokus pada berat badan anak. Usia tiga bulan dengan berat badan lima kilogram anak dengan kondisi bibir celah bibir dan bibir sumbing. Untuk kondisi langit-langit yang tidak sempurna, usia mulai 10 bulan hingga satu tahun dengan berat badan minimal 10 kilogram sudah bisa dilakukan tindakan operasi," lanjut Deasy.

Sebab jika tidak ditangani dengan tepat dan cepat, perundungan dari masyarakat dapat membawa pengaruh buruk bagi mental anak. Hal terburuk yang terjadi adalah sang anak memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya. (cit)

Baca Juga:

300 Pasien Bibir Sumbing Dapat Biaya Operasi Gratis dari SnackVideo

#Kesehatan #Anak #Parenting
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Lifestyle
Masalah Anak Picky Eater Ternyata Bisa Diatasi Lewat Permainan Sensorik
Masalah anak picky eater ternyata bisa diatasi. Play-Doh memberikan tips bagaimana mengatasi picky eater yang dialami anak-anak.
Soffi Amira - Jumat, 17 Oktober 2025
Masalah Anak Picky Eater Ternyata Bisa Diatasi Lewat Permainan Sensorik
Berita Foto
Mengintip Keseruan Anak-anak Bermain Air Aliran Sungai Ciliwung Jakarta
Anak-anak berenang di aliran sungai Ciliwung kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Jum'at (17/10/2025).
Didik Setiawan - Jumat, 17 Oktober 2025
Mengintip Keseruan Anak-anak Bermain Air Aliran Sungai Ciliwung Jakarta
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Berita Foto
Suka Cita Ratusan Anak Ikuti Sunatan Massal di Gedung DPR Jakarta
Seorang anak akan menjalani sunatan massal yang digelar Persaudaraan Istri Anggota (PIA) DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (9/10/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 09 Oktober 2025
Suka Cita Ratusan Anak Ikuti Sunatan Massal di Gedung DPR Jakarta
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Bagikan