Anak dengan Bibir Sumbing Harus Dibantu


Puput bersama kedua anaknya Abian (Kiri) dan Raihana (Kanan) yang merupakan pasien bibir sumbing. (Foto: Istimewa)
BADAN amal Smile Train Indonesia memperkuat komitmen memberikan senyum bagi anak-anak Indonesia dengan kemitraan bersama para ahli setempat. Hal ini bertujuan agar anak-anak yang terlahir dengan kondisi bibir sumbing mendapatkan penanganan tepat.
Data global yang dimiliki Smile Train, mencatat setiap tiga menit seorang bayi terlahir dengan kondisi bibir sumbing dan celah langit-langit. Oleh karena itu, perlu ada kerjasama dari berbagai pihak agar anak-anak dengan kondisi fisik tidak sempurna itu bisa terbantu.
Baca Juga:
Cinta Anak-Anak, Bunga Jelitha Jadi Duta Smile Train Indonesia
Bermitra dengan Yayasan Dewi Kasih yang didukung oleh Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Jember (UNEJ), Smile Train Indonesia berupaya memberikan penanganan komprehensif. Mulai dari operasi hingga terapi wicara dan bantuan psikologis untuk anak-anak dan keluarga pasien bibir sumbing dan celah langit-langit di Jawa Timur.
"Di dunia, setiap hari ada 540 anak yang terlahir dengan kondisi bibir sumbing dan/atau celah langit-langit, sebuah kondisi yang apabila tidak ditangani dapat membawa dampak berkepanjangan bagi fisik maupun psikologi anak. Bahkan di Jember, rasio angka pasien bibir sumbing mencapai 1:1.000 pada tahun 2019," ujar dr. Ulfa Elfiah, M.Kes, SpBP-RE(K), Spesialis Bedah Plastik dalam berita pers yang diterima merahputih.com.
Ketua Yayasan Dewi Kasih itu juga menyatakan angka ini menandakan butuh perhatian khusus dan serius agar tercipta kemudahan akses untuk mendapatkan penanganan bibir sumbing secara komprehensif, baik dari sebelum, saat, hingga sesudah operasi. "Masyarakat Indonesia, khususnya di Jawa Timur hendaknya kini makin aware untuk berperan aktif," tambahnya.
Kondisi bibir sumbing dan celah langit-langit adalah salah satu bentuk kelainan daerah kraniofasial (tulang kepala dan tulang wajah) yang ditandai dengan adanya celah pada bibir, gusi, dan langit-langit akibat gangguan fusi (fusion) pada masa kandungan.
Penyebabnya tidak diketahui pasti, namun fokus terpenting adalah penanganannya. Jika tidak segera ditangani, bibir sumbing dapat menyebabkan komplikasi masalah seperti kesulitan makan, bernapas, mendengar, berbicara, meningkatnya risiko malnutrisi, dan bahkan gangguan psikologis.
Baca Juga:
300 Pasien Bibir Sumbing Dapat Biaya Operasi Gratis dari SnackVideo
"Bibir sumbing atau celah langit-langit mulut bukanlah aib, melainkan kondisi fisik yang sangat bisa diperbaiki," ungkap Ruth Monalisa, Program Director Smile Train Indonesia.

Untuk melakukan operasi bibir sumbing, kata Ruth diperlukan tindakan menyeluruh, mulai dari perbaikan gizi sebelum operasi, operasi perbaikan, observasi pasca-operasi, serta tindakan lanjutan seperti terapi wicara dan bimbingan psikologis. Hal ini perlu dilaksanakan demi memastikan tumbuh kembang sang anak berjalan optimal.
Smile Train Indonesia bersama para mitranya bertujuan untuk memfasilitasi setiap anak yang hidup dalam kesenjangan, agar dapat menjalani hidup secara sehat dan produktif. Lebih jauh lagi, menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya penanganan yang komprehensif dan segera bagi anak-anak yang terlahir dengan bibir sumbing.
“Di Jawa Timur, Smile Train Indonesia telah memberikan lebih dari 15.200 operasi bibir sumbing dan celah langit-langit sejak tahun 2002, bekerjasama dengan 15 mitra rumah sakit Smile Train Indonesia yang berada di wilayah Surabaya, Sidoarjo, Malang, Kediri, Jember, dan Madura," pungkas Ruth. (ikh)
Baca Juga:
SnackVideo Ajak Pengguna Bantu Teman Sumbing Lewat Program #SenyummuSedekahmu
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
