Skizofrenia, Gangguan Mental Menimbulkan Halusinasi
Penderita skizofrenia akan mengalami halusinasi. (Foto: Unsplash/Damir Samatkulov)
KISAH Tiko yang viral karena merawat ibunya di rumah mewah terbengkalai masih hangat diperbincangkan. Ibunda Tiko yang dikenal dengan nama Bu Eni merupakan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Kabar terbarunya, Bu Eni didiagnosis mengalami gangguan mental skizofrenia. Hal tersebut terungkap dalam sebuah talkshow disiarkan salah satu televisi swasta yang menghadirkan sosok Tiko, Senin (9/1).
Skizofrenia seperti diberitakan Alodokter, merupakan gangguan mental yang mengubah tingkah laku, emosi dan komunikasi penderitanya. "Penderita skizofrenia dapat mengalami halusinasi, delusi, kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku," demikian keterangan Alodokter.
Baca Juga:
WHO memiliki data bahwa sebanyak 20 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan skizofrenia. Sementara di Indonesia, Kementerian Kesehatan RI melalui penelitiannya mendapatkan hasil bahwa ada 450 ribu ODGJ di Indonesia, termasuk di antaranya yang mengalami skizofrenia.
Terdapat dua jenis gejala pada penderita skizofrenia, yakni positif dan negatif. Pada gejala positif, penderita skizofrenia akan mengalami perubahan persepsi, sehingga mereka bisa berperilaku tidak wajar. Perilaku seperti halusinasi, delusi, hingga bertindak tidak normal juga terlihat pada gejala positif skizofrenia.
Sementara pada gejala negatif, penderita skizofrenia akan memperlihatkan tanda tidak mampu bersosialisasi. Mereka tidak mau lagi bergaul dengan orang sekitar. Bahkan, mereka tidak lagi memedulikan penampilannya.
Baca Juga:
Genom Gelap di DNA Terkoneksi dengan Skizofrenia dan Bipolar
Tak hanya itu, menurut Mayo Clinic, penderita skizofrenia juga mengalami gangguan motorik. Penderita akan tidak fokus dengan tujuan, sehingga sulit untuk melakukan aktivitasnya. Mereka akan menunjukkan penolakan terhadap instruksi, menunjukkan postur tubuh tidak pantas, kurang respons, hingga melakukan gerakan tidak berguna dan berlebihan.
Tidak ada penyebab pasti skizofrenia. Namun, gangguan mental ini bisa terjadi karena adanya faktor genetik. Selain itu, teori lain menyebutkan bahwa seseorang bisa mengidap skizofrenia lantaran pengaruh lingkungan.
Sejauh ini, belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan skizofrenia. Namun, gejala skizofrenia dapat dikendalikan dan dikurangi melalui beberapa metode pengobatan. Dokter biasanya akan memberikan obat-obatan antipsikotik, menyuruh pasien menjalani psikoterapi, dan melakukan terapi elektrokonvulsif.
Penderita skizofrenia berisiko dua sampai tiga kali lebih tinggi mengalami kematian di usia muda. Sebab, biasanya skizofrenia juga disertai penyakit lain seperti jantung, diabetes, dan infeksi. (ikh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas