Kenali Penyakit Lain Anak yang Terkena COVID-19

Leonard Leonard - Rabu, 09 September 2020
Kenali Penyakit Lain Anak yang Terkena COVID-19

Penularan MIS-C 3 hingga 4 minggu setelah terpapar COVID-19. (Foto: Unsplash/Kevin Gent)

Ukuran:
14
Audio:

ANAK-anak yang terlihat bugar dan sehat tidak diduga bisa mengidap sindrom peradangan multisistem parah (MIS-C), yang diyakini terkait dengan COVID-19.

Belum lama ini, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di San Antonio telah menjelaskan fakta bahwa beberapa anak mungkin menderita kerusakan jantung yang parah setelah tertular COVID-19.

Baca juga:

Berlebihan Mengonsumsi Makanan Olahan Berakibat Tubuh Cepat Menua

1
MIS-C sulit dipahami oleh dokter. (Foto: Unsplash/jesse orrico)

Melansir laman Interesting Engineering, penelitian tersebut dipublikasikan di EClinicalMedicine, sebuah jurnal di The Lancet pada Jumat pekan lalu.

Anak-anak yang tertular MIS-C kebanyakan tidak menunjukkan tanda-tanda khas COVID-19. Sepertinyanya anak-anak itu terjangkit COVID-19 tiga hingga empat minggu sebelum tertular MIS-C.

"Anak-anak mungkin tidak memiliki gejala. Tidak ada yang tahu bahwa mereka mengidap penyakit tersebut. Dan beberapa minggu kemudian, mereka mungkin mengembangkan peradangan yang berlebihan di dalam tubuh," jelas Dr. Alvaro Moreira dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas.

Menurut Moreira, anak-anak tidak perlu menunjukkan gejala klasik COVID-19 seperti gangguan pernapasan ketika mengidap MIS-C.

Baca juga:

Orang yang Makan di Larut Malam Cenderung Mengonsumsi Kalori dan Junk food Lebih Banyak

2
Anak yang tertular MIS-C tidak menunjukkan tanda-tanda khas COVID-19. (Foto: Unsplash/Ramin Talebi)

Tim tersebut mempelajari 662 kasus MIS-C dari seluruh dunia dan menemukan statistik yang mengkhawatirkan. Misalnya, 100 persen anak mengalami demam, 71 persen ditempatkan di ICU, 22,2 persen membutuhkan ventilasi mekanis, dan 11 anak meninggal dunia.

Ini pertama kalinya MIS-C masa kanak-kanak baru dianggap terkait dengan COVID-19. Dan sayangnya "MIS-C memiliki begitu banyak wajah yang berbeda sehingga awalnya sulit dipahami oleh dokter," tutur Moreira.

Tingkat peradangan MIS-C melebihi dua penyakit anak serupa: penyakit Kawasaki, dan sindrom jantung toksik. "Untungnya merawat pasien ini dengan terapi yang biasa digunakan untuk Kawasaki (imunoglobulin dan glukokortikosteroid) telah efektif," jelas Moreira.

Hampir setengah dari pasien sudah memiliki kondisi medis yang mendasari, sedangkan setengah lainnya mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.

Pemantauan ketat terhadap anak-anak ini akan menjelaskan lebih banyak tentang hasil masa depan mereka, dan penelitian tersebut menjelaskan hasil penuh mereka masih belum ditentukan. (lgi)

Baca juga:

Kurang Vitamin D Dua Kali Lebih Mungkin Terkena Virus Corona

#Kesehatan #COVID-19
Bagikan
Ditulis Oleh

Leonard

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan