Simbiosis Mutualisme Yusril Ihza Mahendra dan Hizbut Tahrir Indonesia, Siapa yang Diuntungkan?


Ketum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra. Foto: @PBB2019
MerahPutih.com - Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menyatakan bakal mendukung Partai Bulan Bintang (PBB) pada Pemilu 2019 mendatang. Hal itu disampaikan Ismail usai menghadiri sidang putusan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, Senin (7/5).
Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra mengatakan, tak jadi soal bila eks anggota HTI mendukung partainya di Pemilu 2019. Pasalnya, sudah banyak pengurus dan mantan anggota HTI yang bergabung ke PBB.
"Kalau kemudian orang-orangnya bergabung dan mendukung PBB jadi ya tidak masalah dan sudah terjadi dimana-mana, hampir seluruh indonesia," kata Yusril di kantor HTI, Crowne Palace, Jakarta Selatan, Selasa (8/5).
Namun, Yusril mengaku tak mengetahui secara pasti berapa banyak eks anggota HTI yang menjadi kader PBB. "Saya ngga tahu detailnya yah, karena kan ini bicara secara umum saja," ujarnya.

Lebih lanjut Yusril menegaskan, PBB siap mengakomodir eks anggota HTI yang ingin maju sebagai calon legislatif. Bahkan, saat ini sudah banyak eks anggota HTI yang mendaftar sebagai caleg dari PBB.
"Ya siap aja kita. Kita tampung. Yang mendartar kan lewat online sekarang. Yang daftar banyak sekali, nanti diseleksi oleh pengurus PBB. Sehingga dapat memenuhi ketentuan maksimum berapa yang dapat diajukan sebagai caleg di satu daerah pemilihan," ungkap Yusril.
Menurut Yusril, dukungan dari eks anggota HTI akan berdampak signifikan terhadap perolehan suara PBB. Pasalnya, selama ini mereka memilih Golput lantaran tidak memiliki saluran politik yang sejalan.
"Akan berpengaruh karena akan bertambah dukungan ke PBB. Angka golput itu kan sampai 56 juta saat Pemilu 2014, termasuk HTI kan banyak yang golput juga," tuturnya.
Selain dari eks anggota HTI, lanjut Yusril, PBB juga kebanjiran dukungan dari sejumlah ormas lainnya. Dia menyebut dukungan tersebut juga datang dari Front Pembela Islam (FPI) dan Pemuda Pancasila.
"Segmen yang mendukung PBB itu meluas tidak terbatas hanya pengurus dan anggota HTI tapi mereka juga dari FPI, macam-macam lah dari ormas Pemuda Pancasila juga ikut bergabung," ungkapnya.

"Target yang kita kejar sebenarnya 1 dapil 1 wakil. Jadi kan ada 84 dapil seluruh indonesia kalau sebanyak itu ya lebih dari 9 persen, kita harapkan PBB minimal melampaui batas PT 4 persen dan masuk kembali ke DPR," kata dia menambahkan.
Angin Segar Bagi PBB
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, dukungan eks anggota HTI menjadi angin segar bagi partai besutan Yusril Ihza Mahendra itu dalam menghadapi kontestasi demokrasi lima tahunan.
"Karena adanya dukungan dari HTI menurut saya angin segar bagi PBB untuk mengkatrol suara agar masuk parlemen di pusat. Karena bagaimanapun kader HTI atau simpatisan HTI jumlahnya ribuan. Bahkan HTI pernah show of di senayan dengan mendatangkan puluhan ribu kader," kata Ujang.
Pada Pemilu 2014 silam, PBB diketahui tidak lolos Parliamentary Threshold atau ambang batas parlemen. Sebagai partai politik, kata Ujang, hal itu menyakitkan bagi PBB.

"Namanya parpol pasti ingin ada perwakilannya di senayan. Karena senayan adalah bentuk perjuangan parpol dalam memperjuangkan aspirasi rakyat," kata Ujang.
Meski begitu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini mengingatkan, dukungan tersebut akan efektif bila seluruh eks anggota HTI bergabung ke PBB. "Jangan sampai hanya elit-elit tertentu saja yang masuk PBB," ujarnya.
Menurut Ujang, wajar jika ada hubungan simbiosis mutualisme antara Yusril dengan HTI. Pasalnya, selama ini hanya Yusril yang konsisten membela HTI agar eksistensinya sebagai ormas diakui di negara ini.
"Jadi alat perjuangan HTI dipindahkan dalam bentuk parpol. Disaat HTI dilarang oleh negara maka perjuangan politiknya dirubah. Jika delama ini berjuang non partai, hari ini karena posisinya dibubarkan, posisinya terancam, posisinya ditindas oleh negara. Maka mau tidak mau harus bergabung dengan salah satu parpol," kata dia.
Relasi antara Yusril dengan HTI, lanjut Ujang, bisa menguntungkan keduanya. Di satu sisi, eks anggota HTI mempunyai alat perjuangan untuk memperjuangankan aspirasinya kelak di parlemen. Sedangkan di sisi lain, dukungan eks anggota HTI dapat membantu PBB lolos Parliamentary Threshold.
"Mungkin karena PBB lah yang dekat, mungkin lebih nyaman, lebih terafiliasi ke PBB. Dan itu hal yang wajar saling menguntungkan,"pungkas Ujang. (Pon)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
TNI Diminta Jalin Komunikasi dengan Ferry Irwandi, Yusril: Pidana Adalah Jalan Terakhir

Menko Yusril Tegaskan TNI Tidak Bisa Laporkan Aktivis Ferry Irwandi Atas Tuduhan Pencemaran Nama Baik

Dijenguk Menko Yusril di Rutan Polda, Delpedro Marhaen Bersikukuh Tidak Bersalah

Menko Yusril Jelaskan Alasan Penerapan Restorative Justice untuk Delpedro Marhaen Belum Bisa Dilakukan

Demo di Indonesia Jadi Sorotan Komisi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yusril Pastikan Penuhi Tuntutan 17+8

Kontroversi Permintaan Amnesti Immanuel Ebenezer, Menko Yusril Beri Update Terbaru

Yusril Sebut Prabowo Tegas Berantas Tambang Ilegal hingga Judi Online Tanpa Pandang Bulu

Menko Yusril Dukung Daud Beureu'eh Jadi Pahlawan Nasional

Pejuang dan Tokoh Pendiri DI/TII Daud Beureueh Diusulkan Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Ini Kiprahnya
Klarifikasi Menko Yusril: Wapres Gibran Tak akan Berkantor di Papua
