Siat Yeh, Tradisi Perang Air Masyarakat Suwat di Awal Tahun Baru


Tradisi Siat Yeh diikuti ratusan warga Suwat, Gianyar. (Foto: MP/MKF)
PAGI hari di awal tahun baru, tampak ratusan warga dengan wajah gembira siap memulai pesta. Dengan gayung di masing-masing tangan, mereka mulai beranjak menyauk air, kemudian saling mengguyur. Pesta pun pecah. Semua warga kuyup dalam kebahagiaan.
Tradsi ini rutin digelar di Desa Suwat, Kabupaten Gianyar, Bali. Masyarakat setempat sering menyebutnya Siat Yeh atau dalam bahasa Indonesiannya bisa diartikan Perang Air.
Filosofi dalam Siat Yeh

Perang air yang ada di Bali ini mengandung makna dalam. Siat yang berarti perang bermakna bahwa pada hakekatnya manusia dalam kesehariannya sebenarnya berperang melawan keinginan diri sendiri untuk menghindari hal-hal yang tidak baik.
"Kenapa 'siat', karena sesungguhnya manusia setiap hari berperang dengan diri sendiri atau pikiran-pikiran diri sendiri. Itulah yang kita ambil maknanya. Mau tidak mau, suka tidak suka, setiap hari kita perang dengan diri kita sendiri antara keinginan yang baik dan tidak baik," ucap I Gusti Ketut Gede Yusah Asana Putra, Panitia Siat Yeh asal Jimbaran, saat ditanyai Merahputih.com.
Sementara itu, kata 'yeh' yang berarti air. Zat cair itu merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Sumber air itu harus dijaga dan dihormati. Nantinya, dengan menjaga sumber air tersebut, masyarakat bisa mendapatkan kemakmuran.
Tujuan Siat Yeh digelar

Tradisi Siat Yeh dipercayai sebagai bentuk pembersihan diri dari hal-hal negatif yang sudah terjadi pada tahun sebelumnya. Dengan begitu, di tahun yang baru, hal-hal buruk diharapkan tidak menimpa mereka lagi. Pelaksanaannya yang di tanah lapang juga bertujuan membersihkan lingkungan sekitar.
Sejatinya, maksud dari pesta ini serupa dengan tradisi yang digelar di Desa Jimbaran, Badung. Perbedaannya hanya pada waktu penyenggelaraannya. Di Jimbaran, Siat Yeh dilakukan pada pergantian tahun baru Saka, di Suwat, masyarakat menggelarnya pada pergantian tahun baru Masehi.
Bagikan
Berita Terkait
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem

Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman

Tradisi Murok Jerami Desa Namang Resmi Diakui Jadi Kekayaan Intelektual Khas Indonesia

Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak

Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga

4 Tips Prank April Mop Sukses Mengundang Gelak Tawa

Tradisi Sungkeman sebelum Puasa Ramadan di Indonesia, Simak Beberapa Manfaatnya

Mencari Jelmaan Putri lewat Tradisi Bau Nyale, Budaya Khas Suku Sasak

Merawat Empati Lewat Tradisi Begawe Nyiwak khas NTB

Mengenal Tradisi Belis di NTT, Mahar yang Harus Disiapkan untuk Meminang Perempuan
