Sejarah Siat Yeh di Desa Suwat

Tradisi Siat Yeh atau perang air Bali. (Instagram/@sttbudhiluhur)
Tradisi Siat Yeh atau perang air Bali. (Instagram/@sttbudhiluhur)

Selain sebagai simbol untuk membersihkan diri dan lingkungan sekitar, konon dalam sejarahnya di Desa Suwat, Gianyar, terdapat sumber mata air yang dipercayai sebagai obat dari segala macam penyakit dan air konsumsi utama para raja pada zaman dulu.

Seperti dilansir Balitoursclub, untuk menghormati sumber mata air tersebut, penduduk Desa Suwat mewajibkan untuk menggelar tradisi perang yeh ini. Tujuannya, agar sumber mata air yang ada di desa mereka terus mengalir.

Ibadah sebelum menggelar perang air

Tradisi Siat Yeh atau perang air Bali. (Instagram/@linggarsaputrawayan))
Tradisi Siat Yeh atau perang air Bali. (Instagram/@linggarsaputrawayan)

Di Suwat, sebelum menyelenggarakan Siat Yeh, masyarakat terlebih dahulu menggelar persembahyangannya bersama di catus pata Desa Pekraman Adat Suwat. Persembahyangan itu akan dipimpin lima jero mangku.

Kelima jero mangku yang memimpin persembahyangan itu duduk menghadap empat arah mata angin, sedangkan satu orang lagi akan duduk di tengah. Semua penduduk Desa Suwat pun khusyuk dalam melakukan persembahyangan.

Persembayangan digelar untuk meminta restu dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai wujud Dewa Wisnu. Ia disimbolkan dengan air dalam kehidupan nyata.(*)

Baca Juga: Adu Betis, Tradisi Masyarakat Sulawesi Selatan