Setelah Soekarno, ANRI Desain Pusat Studi Arsip Presiden Soeharto


HM Soeharto. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) telah ngambil keputusan untuk pertama kali membangun pusat studi arsip kepresidenan Ir. Soekarno, Bapak Bangsa.
Kali ini, ANRI tengah mendesain pusat studi arsip Presiden ke dua Republik Indonesia, Soeharto, mulai tahun ini, dengan mengumpulkan narasi dan data-data dari keluarganya.
Baca Juga:
GBK Bergemuruh Ketika Prabowo Sapa Titiek Soeharto
"Kami sudah mempersiapkan untuk Presiden yang kedua, dimana kami sedang mendesain kira-kira narasinya seperti apa, kami juga sudah mulai menghubungi keluarga Presiden yang ke dua," kata Pelaksana Tugas Kepala ANRI Imam Gunarto dalam diskusi daring di Jakarta, Senin (26/2).
Imam menyebutkan, melalui pusat studi Presiden Soeharto tersebut, diharapkan masyarakat bisa belajar secara lengkap tentang Presiden-Presiden Indonesia, dan bagi para akademisi, fasilitas pembelajaran tentang kepresidenan bisa dinarasikan untuk kebijakan negara yang mengalir sejak Presiden pertama sampai Presiden terakhir.
"Ini sangat bagus untuk mendukung proses keberlanjutan pembangunan nasional, karena tidak ada satupun Presiden yang tidak berniat suci untuk membangun negara, dan itu terekam di dalam kebijakan-kebijakannya," ujar dia.
ANRI memiliki program tentang arsip kepresidenan sejak tahun 2013, yang didesain dan dirancang sedemikian rupa agar masyarakat bisa belajar tentang para Presiden di Indonesia, termasuk dari Presiden terakhir, Joko Widodo.
"Dari semua Presiden, Presiden Soekarno itu sumbernya tidak pernah habis digali, jadi di semua tempat baik di dalam maupun luar negeri, bukti-bukti jejak perjuangan Bung Karno terus mengalir, ada terus. Setiap kami berkunjung ke negara sahabat, selalu ada cerita tentang Bung Karno," tuturnya.
Imam berharap, dokumentasi atau arsip-arsip penting yang masih tersimpan di tempat tinggal keluarga Presiden, dapat diserahkan ke ANRI, dan apabila memang ada ikatan pribadi yang sangat kuat, bisa didaftarkan sebagai memori kolektif bangsa terlebih dahulu.
"Bisa disimpan di tempat pribadi, tetapi proses pengendalian informasinya bisa dilakukan bersama-sama dengan ANRI, apabila ada yang perlu didigitalisasi atau diperbaiki, kami siap untuk membantu," katanya. (*)
Baca Juga:
3 Kali Negara Lelang Aset Tommy Soeharto Tidak Laku-Laku Gara-Gara Ini
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Prabowo Kasih Pujian dari Soekarno hingga Jokowi, Berhasil Jaga Keutuhan NKRI hingga Selamatkan Indonesia dari Krisis

Rapat Komisi X DPR Ricuh, Koalisi Sipil Tolak Pemutihan Sejarah dan Gelar Pahlawan untuk Soeharto

Melihat Aksi Pukulan Padel dalam Ajang Soekarno Padel Open 2025 di Jakarta

Tolak Usulan Gelar Pahlawan Soeharto, Aktivis 98 Tegaskan Demokrasi Tidak Lahir Gratis

Pro-Kontra Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Wamensos: Masih Dikaji TP2GP

Pesan Usman Hamid di Perayaan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Ingatkan Soal Soekarno dan Soeharto

Wacana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Setara Institute: Tak Memenuhi Syarat!

Polemik Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Setara Institute Khawatir soal Kebangkitan Orba

Rencana Jadikan Soeharto Pahlawan Nasional Tuai Polemik, Mensos: Wajar, Manusia Punya Kekurangan dan Kelebihan

Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Titiek: Jasanya Begitu Besar
