Setelah Dibuang, Masker Punya Potensi Menyebarkan Virus

Ilustrasi (Foto: Unsplash/Kay Lau)
Merahputih.com - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan, ada beberapa macam masker yang biasa digunakan umumnya. Sebut saja masker bedah sekali pakai dan masker kain yang bisa dicuci dan dipakai kembali.
Masyarakat diminta tidak menggunakan masker bedah melainkan masker kain. Penggunaan masker bedah atau masker sekali pakai bisa membantu menyebarkan virus jika tidak bisa diolah dengan baik.
Baca juga:
Nike Menciptakan Alat Pelindung Muka dari Bahan-Bahan Sneaker
Contohnya adalah tempat pembuangan masker bedah khusus yang harus disiapkan oleh penggunanya, sebab pengguna masker bedah harus membuang usai digunakan.
"Setelah dibuang masker punya potensi menyebarkan virus untuk itu harus ada tempat sampah yang khusus," tutur Wiku dalam keteranganya, Selasa (28/7).
Hal itu disampaikan menjawab pertanyaan mengenai bagaimana seharusnya mengolah dan mempergunakan masker agar tidak disalahgunakan.
Masker medis, terutama yang sekali pakai, seharusnya diolah dengan cara yang benar dan biasanya dipakai di fasilitas kesehatan. Setelah dibuang, masker tersebut mempunyai potensi untuk menyebarkan dan virus dari pengguna.

Untuk itu, harus ada fasilitas tempat sampah yang khusus untuk membuang masker bedah atau medis. Dianjurkan kepada masyarakat dapat menggunakan masker kain saja.
Pemerintah juga mengumumkan data mingguan terkait penularan virus Corona di Indonesia. Salah satu data yang dipaparkan adalah angka kematian kumulatif terbanyak di 5 provinsi.
"Kami ingin menyampaikan tentang grafik kasus meninggal mingguan, dan di sini terlihat bahwa jumlah kematian kumulatif terbanyak dikontribusikan oleh yang pertama, Jawa Timur sejumlah 1.589; kedua, DKI Jakarta 759; ketiga, Jawa Tengah 564; keempat, Sulawesi Selatan 302; kelima, adalah Kalimantan Selatan sebanyak 271," kata Wiku.
Data sepekan ini dirangkum berdasarkan data 19-26 Juli 2020. Wiku menyebut kenaikan kasus meninggal minggu ini terbanyak dibanding seminggu sebelumnya. Total kematian di minggu sebelumnya sebanyak 494 kasus.
"Di sini terlihat pada minggu terakhir jumlah yang meninggal totalnya adalah 618 dan meningkat cukup drastis dari minggu sebelumnya sebesar 494," ujarnya.
Baca juga:
Biar Makin Aman dari COVID-19, Begini Cara Pakai Masker Bedah
Wiku meminta semua pihak agar turut berupaya keras untuk menekan jumlah kematian. Dia meminta semua elemen masyarakat bekerja sama mencegah penularan corona.
"Kembali lagi kita semua perlu berusaha keras agar dapat menekan angka kematian ini, harapannya semoga pada minggu ini jumlah kematian bisa menurun, untuk itu marilah kita kerja sama terutama di fasilitas kesehatan, para tenaga kesehatan dan anggota masyarakat untuk betul betul memperhatikan kondisi yang ada sementara ini," ujarnya. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
