Seberapa Banyak Uang yang Dibutuhkan Untuk Membuatmu Bahagia?


Apa kamu sudah bahagia dengan pendapatanmu? (Foto Pixabay/R4CProject)
BAGI The Beatles, uang bukanlah segalanya. Beberapa hal tidak berwujud seperti cinta dan kebahagiaan dianggap sebagai hal esensial dalam hidup yang tidak mampu dibeli dengan uang.
"I'll buy you a diamond ring, my friend. If it makes you feel alright. I'll get you anything my friend, If it makes you feel alright. 'Cause I Don't care too much for money, money can't buy me love," menjadi reff pada lagu Can't Buy Me Love karangan Paul McCartney, musisi nomor dua terkaya di seluruh dunia menurut The Richest.
Baca juga:

Di sisi lain, sebagian orang menganggap uang sebagai salah satu alat terbaik yang bisa menghapus masalah manusia. Semakin banyak uang, niscaya hidup akan berjalan dengan lancar dan membawa kebahagiaan.
Walau uang dianggap tidak bisa membeli kebahagiaan, beberapa penelitian menyimpulkan bahwa uang bisa membeli kebahagiaan. Hasil penelitian pada 2010 bahkan melahirkan nominal uang yang dibutuhkan untuk membuat seseorang merasa bahagia.
Dikutip dari Forbes, sebuah studi yang dilakukan oleh dua orang pemenang Nobel Prize dalam Ekonomi, psikolog Daniel Kahneman dan ekonom Angus Deaton dari Princeton University menemukan bahwa kebahagiaan akan sejalan dengan gaji yang lebih besar.
Penelitian ini berusaha untuk memastikan apakah uang berperan dalam dua aspek kehidupan emosional manusia.
Aspek pertama meliputi kualitas kehidupan sehari-hari, kebahagiaan, tingkat stres, kesedihan, kemarahan, dan kasih sayang yang membuat hidup seseorang menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Aspek kedua adalah evaluasi kehidupan, atau pandangan yang dimiliki orang ketika memikirkan kehidupan mereka sendiri.
Baca juga:
Cara Mempersiapkan Dana Darurat Selama COVID-19 Menurut Perencana Keuangan

Penelitian ini menemukan bahwa uang mampu mempengaruhi manusia mengevaluasi hidup mereka, dan orang-orang merasa bahwa lebih banyak uang, maka hidup jadi lebih baik.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kebahagiaan baru akan datang dengan pemasukan sebesar USD 75 ribu atau sekitar Rp1,1 miliar pertahun atau sekitar Rp 89 juta per bulan. Jika dikonversikan dengan inflasi, maka jumlahnya akan meningkat menjadi USD 90 ribu sekitar RP1,3 miliar per tahun atau Rp107 juta per bulan.
Uniknya, pemasukkan yang lebih tinggi dari angka di atas tidak membuat orang lebih bahagia. Maka dari itu, studi ini menyimpulkan bahwa pendapatan yang rendah berkaitan ednagan evaluasi hidup dan kesejahteraan emosional yang rendah, tetapi pendapatan yang tinggi hanya memberikan kepuasan, bukan kebahagiaan.
Beralih pada penelitian lain yang dilakukan pada 2021, aplikasi Track Your Happiness yang diciptakan oleh Matthew Killingsworth dari University of Pennsylvania's Wharton School akan menginvestigasi hal apa saja yang bisa membuat hidup manusia berarti.
Kesimpulan dari penelitian Killingsworth masih selaras dengan penelitian pada 2010, bahwa uang bisa memberikan kebahagiaan. Perbedaannya, penelitian Killingsworth menunjukkan bahwa semakin banyak uang, maka manusia akan semakin bahagia dan puas dengan kehidupannya. (SHN)
Baca Juga:
3 Sektor Ekonomi di Dunia yang Paling Parah Terpengaruh COVID-19
Bagikan
annehs
Berita Terkait
Sopir Bawa Kabur Rp 10 Miliar, Bank Jateng Wonogiri Pastikan Simpanan Nasabah Aman

Tantiem Direksi dan Komisaris BUMN Dihapus, Prabowo: Yang Tidak Setuju, Mundur

Antusias Warga Menukarkan Uang dalam Program Serambi 2025 di Hall Basket GBK

ART Curi Uang Majikan Rp 315 Juta, Ternyata Dipakai untuk Beli Makeup

Prabowo Minta Pejabat Jaga Uang Rakyat agar Tak Dikorupsi

Uang Pecahan Rp 10 Ribu Bergambar Rumah Limas Tidak Berlaku dan Tidak Bisa Ditukar

Jumlah Pemudik Naik Drastis, Perputaran Uang Makin Tinggi

Bank Indonesia Sediakan Penukaran Uang di Jalur Mudik

Kuota Penukaran Uang Baru Cuma 5.000 Orang Per Hari

Menukar Uang Rupiah Cacat atau Rusak? Bisa, Ini Syaratnya
