Kesehatan Mental

Sayangi Diri Sendiri Lewat Self-Compassion

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Kamis, 27 Juli 2023
Sayangi Diri Sendiri Lewat Self-Compassion

Self-compassion baik untuk kesehatan mental. (Foto: Pexels/Hassan Quajbir)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

ADA banyak cara untuk menjaga kesehatan mental, salah satunya dengan menerapkan self-compassion. Sikap ini meliputi empati, belas kasih, dan penerimaan terhadap diri sendiri. Manfaatnya tetap bisa dirasakan meski melalui langkah-langkah kecil, seperti memaafkan diri sendiri atau mengenali perasaan yang timbul.

Melansir laman Positive Psychology, self-compassion adalah menjadi baik hati dan pengertian ketika dihadapkan dengan kegagalan pribadi. Ini berarti kamu bertindak dengan cara yang sama terhadap diri sendiri ketika mengalami masa sulit seperti yang kamu lakukan terhadap seorang teman.

Di sisi lain, cinta diri adalah suatu penghargaan kepada diri sendiri yang tumbuh dari tindakan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual seseorang. Ini tentang menghargai diri sendiri sebagai manusia yang layak dicintai dan dihormati.

Baca juga:

Self Love, Cara Main Hati dengan Diri Sendiri

Sayangi Diri Sendiri Lewat Self-Compassion
Kamu bisa melakukan self-talk. (Foto: Pexels/Ron Lach)

Beberapa penelitian menujukkan bahwa self-compassion membuat seseorang terhindari dari stres berkepanjangan, depresi, dan gangguan kecemasan. Sama halnya ketika kamu mendapatkan dukungan dari orang lain agar lebih bersemangat dan tenang.

Memperlakukan diri sendiri dengan penuh cinta bisa membuat tubuh lebih tenang dan pikiran lebih positif. Dalam kondisi ini, kamu pun akan lebih mudah fokus pada solusi daripada masalah atau kegagalan yang sedang dihadapi.

Berikut cara yang bisa kamu lakukan untuk menerapkan self-compassion seperti dilansir Alodokter.

1. Baik hati pada diri sendiri

Untuk mulai melakukan self-compassion, kamu bisa mengawalinya dengan belajar melakukan hal-hal baik pada diri sendiri. Kamu bisa mencoba me time atau meluangkan waktu sendiri, seperti jalan-jalan atau melakukan perawatan di salon.

2. Journaling

Buat kamu yang suka menulis, journaling adalah cara yang tepat melepas perasaan. Kamu bisa menuangkan perasaan positif atau sikap baik apa yang pernah kamu lakukan terhadap seseorang. Kenali juga emosi yang sedang muncul seperti marah, cemas, sedih, atau terkejut.

Baca Juga:

Main Hati dengan Mencairkan Hubungan antara Ayah dan Anak Laki-Laki

Sayangi Diri Sendiri Lewat Self-Compassion
Luangkan waktu untuk me-time. (Foto: Unsplash/Fredrick Tendong)

3. Meditasi

Kamu juga bisa mencoba meditasi sebagai langkah untuk mewujudkan self-compassion. Cara ini umumnya meliputi teknik pernapasan dan bisikan kalimat baik atau afirmasi positif terhadap diri sendiri.

4. Self-talk

Self-talk atau berbicara dengan diri sendiri bukan berarti kamu 'gila'. Kamu bisa melakukan self-talk di depan cermin atau saat sedang berkendara.

Katakan hal ini saat sedang merasa gagal, “Hari ini aku melakukan kesalahan, tetapi setiap orang tentu pernah melakukan kesalahan”, daripada terus menyalahkan diri sendiri atas kegagalan yang terjadi. (and)

Baca Juga:

Tidak Mau Main Hati? Pakai Cara Klasik ini untuk Menolak Cintanya

#Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Bagikan