Satai Klatak dan Mie Lethek khas Bantul Jadi Warisan Budaya Tak benda


Mi Lethek dan Satai Klatak jadi warisan budaya takbenda Indonesia. (Foto: Pemkab Bantul & MP/Teresa Ika)
KEMENTERIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menetapkan tujuh karya budaya di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai warisan budaya tak benda. Ketujuh budaya ini adalah Mie Lethek, Kupatan Jolosutro, Pewarna Alami Yogyakarta, Satai Klatak, Cembengan Yogyakarta, Sholawat Maulid Jawi, dan Nguras Enceh.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih bangga dengan penetapan warisan budaya ini. Sertifikat penetapan warisan budaya takbenda DIY sudah diserahkan oleh Kemendikbud melalui Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X pekan lalu.
Baca juga:
Self Healing di Likupang, Jangan Lupa Mampir ke 5 Wisata Alam Ini
"Saya berharap dengan penetapan warisan budaya takbenda ini bisa lebih lestari karena terdokumentasi dengan baik dan para generasi mendatang dapat menelusurinya dengan mudah," kata Halim dalam siaran pers di Bantul, DIY, Senin (29/11).
Setiap tahun Pemkab Bantul selalu rutin mengajukan hasil budaya untuk masuk dalam nominasi warisan budaya tak benda Indonesia.

Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Nugroho Eko Setyanto mengatakan penetapan ini diharapkan dapat menggaet banyak wisatawan untuk berkunjung ke Kabupaten Bantul. Serta mencicipi makanan khas Di wilayahnya.
"Warisan budaya takbenda yang telah ditetapkan kementerian diharapkan jadi batu pijakan dalam pelestarian dan pengembangan warisan budaya di Bantul. Sehingga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat kami," katanya.
Nugroho mengatakan ketujuh warisan tak benda ini melambangkan identitas budaya dari masyarakat Bantul yang sudah ada lebih dari satu generasi. Masyarakat pun masih melestarikan karya budaya tersebut hingga saat ini.
Baca juga:
Salah satunya mie lethek yang merupakan mie tradisional Yogyakarta yang terbuat dari tepung singkong. Kata “lethek” dalam bahasa Jawa berarti kotor atau kusam. Karena bahan utama mie ini adalah tepung tapioka dan gaplek tanpa tambahan pengawet maupun zat kimia, membuat mie akan berwarna putih kusam kecoklatan sehingga orang cenderung menyebutnya mie lethek. Mie ini juga tahan disimpan selama berbulan-bulan.
Yang membuatnya unik, pembuatan mie ini menggunakan Sapi sebagai alat mencampur adonan mie. Pabrikan mie Lethek yang pertama berada di Kecamatan Srandakan. Mie ini dijual mentah di berbagai pasar di wilayah DIY sebagai bahan dasar pembuatan bakmi Jowo.

Kenikmatan Mie Lethek ini terkenal hingga ke turis mancanegara. Bahkan mantan presiden Amerika Barack Obama sempat mencicipi kelezatan mie ini bersama keluarga saat mengunjungi Yogyakarta tahun 2017 lalu.
Sementara Satai Klathak adalah Sate kambing yang ditancap ke dalam besi panjang. Berbeda dengan sate kambing lainnya, potongan daging didalamnya jauh lebih besar. Nama klathak diambil dari proses pembakaran sate tersebut yang mengeluarkan bunyi 'klathak'. Sate ini dibumbui bawang, merica, Garam dan dimakan bersama dengan kuah bening yang sedap. (Teresa Ika/Yogyakarta)
Baca juga:
Dongkrak Pariwisata, Pemda DIY Gelar Jogja International Travel Mart 2021
Bagikan
Berita Terkait
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern

Berburu Promo Makanan di 17 Agustus, dari Potongan Harga sampai Tebus Murah

Bertualang Rasa di Senopati, ini nih Rekomendasinya
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Menikmati Nuansa Sarapan Ala New York di Tengah Jakarta
