Kesehatan

Sama-Sama Berbahaya, Ketahui Perbedaan Serangan Jantung dan Gagal Jantung

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 02 April 2020
Sama-Sama Berbahaya, Ketahui Perbedaan Serangan Jantung dan Gagal Jantung

Serangan jantung dan gagal jantung adalah penyakit yang sangat berbahaya. (Foto: Hackensnack Meridian Health)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

GANGGUAN pada jantung memang dianggap mengerikan bagi semua orang. Salah satu organ terpenting tubuh ini dianggap fatal jika sudah diserang penyakit. Meski sama-sama bisa menyebabkan kematian, serangan jantung dan gagal jantung merupakan dua kondisi yang berbeda. Baik dari segi penyebab, gejala, dan penanganannya.

Melansir laman Alodokter, serangan jantung terjadi ketika sel-sel otot jantung tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Serangan ini terjadi secara tibat-tibat dan dapat memburuk dengan cepat. Sedangkan gagal jantung terjadi ketika otot-otot jantung melemah secara perlahan sehingga akhirnyatidak lagi mampu memompa darah ke seluruh tubuh.

Baca juga:

Sering Lelah Tanpa Sebab? Waspada Serangan Jantung!

Perbedaan dari segi penyebab

Sama-Sama Berbahaya, Ketahui Perbedaan Serangan Jantung dan Gagal Jantung
Serangan jantung disebabkan karena plak yang membesar. (Foto: Pixabay/Pexels)

Serangan jantung diawali dengan pembentukan plak kolestrol dalam pembuuh darah koroner, yakni pembuluh darah yang memberikan nutrisi dan oksigen ke otot jantung. Plak yang semakin lama membesar dapat menyebabkan dinding pembuluh koroner menyempit bahkan tersumbat.

Sumbatan ini dapat terjadi bila sebagian dari plak tersebut pecah dan serpihannya terlepas ke aliran darah menuju pembuluh darah yang lebih kecil. Bila sumbatan sudah total sehingga menimbulkan kerusakan pada otot jantung, terjadilah serangan jantung.

Sedangkan gagal jantung disebabkan oleh kombinasi berbagai penyakit yang melemahkan otot jantung secara perlahan dalam waktu lama, hingga akhirnya jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh. Gagal jantung juga bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi, gangguan katup jantung, kerusakan otot jantung, hingga diabetes.

Perbedaan dari segi gejala

Sama-Sama Berbahaya, Ketahui Perbedaan Serangan Jantung dan Gagal Jantung
Gagal jantung biasanya berkembang dan memburuk secara perlahan. (Foto: Pixabay/geralt)

Sesuai namanya, serangan jantung biasanya terjadi secara mendadak. Gejala serangan jantung meliputi, dada tertekan atau sesak, pusing, keringat dingin, napas pendek, mual, dan rasa cemas.

Sementara gagal jantung biasanya berkembang dan memburuk secara perlahan. Gejalanya seperti sesak napas, detak jantung tidak teratur, mudah lelah, batuk berkepanjangan, dan peningkatan berat badan akibat cairan yang menumpuk.

Baca juga:

Tangan Kering karena Sering Cuci Tangan? Ini Solusinya!

Perbedaan dari segi penanganan

Sama-Sama Berbahaya, Ketahui Perbedaan Serangan Jantung dan Gagal Jantung
Berhentilah merokok. (Foto: Pixabay/realworkhard)

Serangan jantung membutuhkan penanganan segera untuk mencegah kerusakan otot jantung lebih lanjut. Dokter biasanya akan memberikan obat nitroglycerin untuk melebarkan pembuluh hdarah yang tersumbat. Setelah itu, penanganan lebih lanjut dapat dilakukan dengan pemasangan stent atau operasi bypass.

Pada kasus gagal jantung, fungsi jantung yang sudah hilang biasanya tidak dapat dikembalikan. Namun, tetap perlu adanya penanganan agar jantung tidak memburuk. Beberapa penaganan gagal jantung adalah dengan memberi obat pengencer atau nitroglycerin, pemasangan alat pacu jantung, pemberian obat diuretik, serta perubahan gaya hidup.

Sebagai kesimpulan, serangan jantung dan gagal jantung merupakan dua kondisi yang berbeda. Disarankan untuk berhenti merokok, mengonsumsi makanan berlemak, membatasi konsumsi minuman beralkohol, dan olahraga rutin. (And)

Baca juga:

Tingkatkan Imun Tubuh dengan Cara 'Simple'

#Kesehatan #Info Kesehatan #Jantung #Gangguan Jantung #Serangan Jantung #Sakit Jantung
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan