Saatnya Perhatikan Kesehatan Gigi dan Tulang


Kesehatan gigi belum mendapat perhatian serius. (Pexels/shiny diamond)
HARUS diakui bahwa kesehatan gigi dan tulang masih belum maksimal kepeduliannya dalam masyarakat. Menurut Direktur Utama PT Phapros Tbk, Hadi Karodko, penyakit gigi dan tulang bukan penyakit berat namun dapat berimbas pada kesehatan tubuh.
Untuk itu perusahaan BUMN ini berusaha memperkuat jaringan kerja sama dan riset dengan berbagai pihak terutama perguruan tinggi dan badan kesehatan lainnya.
Baca Juga:

Salah satunya adalah memperkuat kerjasama dan kolaborasi hilirisasi riset dengan perguruan tinggi, seperti Universitas Airlangga dan RSUD dr.Soetomo, Surabaya. Phapros fokus pada produk-produk yang berkaitan dengan alat kesehatan untuk gigi dan tulang.
“Gigi dan tulang merupakan penyakit yang lazim diderita oleh banyak masyarakat Indonesia. Meski terlihat bukan sebagai penyakit berat. Namun penyakit ini bisa berimbas pada penurunan kesehatan yang berakibat pada produktivitas. Phapros melihat bahwa hal ini merupakan tantangan bagi kami untuk memberikan solusi terdepan dalam mengatasi gangguan kesehatan tersebut. Karena itulah kami bersama para peneliti dari Unair dan RSUD dr. Soetomo berkolaborasi untuk mewujudkan alat kesehatan inovatif untuk masyarakat,” jelas Hadi.
Tak muluk-muluk hilirisasi riset yang dilakukan nantinya adalah dengan transfer teknologi pada fasilitas produksi alkes milik Phapros. “Target kami pada akhir 2023 alkes ini sudah bisa dipasarkan sehingga bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.”
Perusahaan milik negara ini berkomitmen untuk mendukung program pemerintah terkait industri kesehatan. Salah satu adalah mewujudkan industri pariwisata medis yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Kemenparekraf/Baparekraf dengan Kementerian Kesehatan dalam rangka Pengembangan Pariwisata Kesehatan.
Baca Juga:

Untuk menyokong program dan target pemerintah tersebut, mereka mengambil peran dalam memproduksi obat-obatan dan alat kesehatan berbasis riset dan kolaborasi. Ke depannya mereka akan menjadikan negara yang memiliki beragam inovasi medis yang tidak saja bermanfaat untuk masyarakat Indonesia. Namun juga warga negara lain yang sedang mencari pengobatan dengan fasilitas yang lengkap.
Pada tahun 2022, PT Phapros Tbk telah berhasil membukukan pertumbuhan yang cukup signifikan baik dari sisi penjualan maupun penetrasi pasar. Produk unggulan seperti Antimo pun mencatat kinerja lebih dari 100 persen pada semester pertama 2022 dan 130 persen hingga akhir Kuartal III.
Selain itu, selama 2022 perusahaan ini juga menyelenggarakan sejumlah program CSR di antaranya adalah penyaluran bantuan pendidikan di pulau Sabang, Aceh, pemberian bantuan biaya perawatan bagi pasien hidrosefalus yang bekerjasama dengan Yayasan Anne Avantie, serta Gerakan Pemberantasan Stunting melalui produksi dan penyaluran lebih dari 500 juta tablet Tambah Darah bersinergi dengan seluruh Provinsi di Indonesia melalui Dinas Kesehatan, Sekolah Sekolah di beberapa daerah, KBUMN dan lain lain. (psr)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
