Kesehatan

Saat Anak Kutuan, Tidak Perlu Panik!

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Selasa, 09 Oktober 2018
Saat Anak Kutuan, Tidak Perlu Panik!

Mengatasi kutu pada anak itu mudah (Foto: Pexels/Pixabay)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SIAPA bilang kutu rambut hanya dimiliki orang dewasa. Si kecil juga bisa memiliki kutu rambut. Kalau sudah tahu anak kutuan, biasanya anggota keluarga lain jadi panik. Ada yang kasihan, dan ada juga yang takut tertular.

Namun, jangan khawatir ya kalau anak kamu kutuan. Kamu bisa mengatasinya. Tapi ada baiknya kamu mengetahui beberapa fakta mengenai kutu rambut anak. Menurut laman Go Dok, ada beberapa fakta yang perlu diketahui orangtua mengenai kutu anak.

Yang pertama, kutu anak itu hanya hidup selama 28 hari pada rambut. Kutu berkembang dalam 3 fase, telur (nit), nimfa, dan kutu. Telur kutu menetas dalam waktu enam hingga sembilan hari. Kutu dewasa seukuran biji wijen dapat berkembang biak dengan cepat dan bertelur sebanyak 10 telur sehari.

Kutu hanya hidup selama 28 hari (Foto: Pexels/Egor Kamelev)

Tapi tidak perlu khawatir. Kutu tidak bisa menular melalui udara. Sehingga kamu sekeluarga tidak perlu panik. Kutu hanya menular melalui kontak jarak dekat. Selain itu kutu dapat menular melalui beberapa aksesori kepala seperti topi dan helm. Jadi sebaiknya pisahkan setiap aksesori kepala saat anak kutuan.

Kutu juga tidak akan berpindah-pindah. Kehidupan kutu hanya ada di kepala. Paling sering ditemukan di kepala bagian belakang dekat leher. Atau bagian kepala yang dekat telinga. Tidak percaya? Lihat saja langsung. Kutu dapat dilihat dengan mata telanjang.

Di samping itu, kamu harus bisa membedakan telur kutu dan ketombe. Karena bentuk dan warnanya hampir sama. Meskipun sama-sama berwarna putih, telur kutu berwarna kuning kecokelatan. Kutu juga tidak bisa tersisir seperti ketombe.

Kutu manusia dan kutu hewan itu beda spesies (Foto: Pexels/Anastasiya Gepp)

Kalau anak sudah kutuan jangan salahkan binatang peliharaan. Karena kutu manusia tidak berasal dari hewan. Kutu manusia dan kutu hewan ialah spesies yang berbeda jenis. Jadi tidak perlu hindari kontak dengan hewan peliharaan ya.

Kemunculan kutu bukan gara-gara rambut kotor dan tak terawat. Ingat, rentang hidup kutu itu sangat pendek. Jadi, kutu selalu butuh makan. Nah, ternyata sasaran kutu ialah rambut bersih. Jadi rambut bersih memiliki potensi besar kutuan.

Mengatasi kutu juga tidak perlu berlebihan. Cukup bersihkan aksesori yang digunakan. Tidak perlu sampai menggantinya. Lagi-lagi kamu harus ingat, kutu berumur pendek. Jadi dengan sendirinya kutu bisa mati. Tapi kamu harus mencegah kemunculan kutu dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar anak. (ikh)

Baca juga: Tangkal Hoax dengan 5W 1H agar Anak Lebih Kritis

#Anak-anak
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Lifestyle
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Nimaz lebih mengutamakan kebiasaan makan bersama di meja makan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 03 Juni 2025
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Lifestyle
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Piprim juga menganjurkan diet ini untuk anak sehat guna meminimalkan asupan karbohidrat berlebih yang menjadi cikal bakal berbagai penyakit modern
Angga Yudha Pratama - Kamis, 29 Mei 2025
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Indonesia
Pembakaran 13 Rumah karena Game, DPR Minta Kebijakan Ruang Digital Anak Diperkuat
Tragedi ini sebagai sinyal yang menunjukkan lemahnya perlindungan terhadap anak dari terpaan konten digital destruktif.
Angga Yudha Pratama - Jumat, 09 Mei 2025
Pembakaran 13 Rumah karena Game, DPR Minta Kebijakan Ruang Digital Anak Diperkuat
Berita Foto
Kolaborasi Cow Play Cow Moo Bersama Carstensz Mall Tebarkan Semangat Berbagi
Anak-anak dari Panti Asuhan PYI Yatim dan Zakat Graha Raya berain wahana Paw Patrol Adventure Bay Bounce, Cartensz Mall, Gading Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (10/4/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 10 April 2025
Kolaborasi Cow Play Cow Moo Bersama Carstensz Mall Tebarkan Semangat Berbagi
Fun
Ruang Baru, Sumber Inspirasi Anak-anak SOS Children's Village untuk Raih Harapan
Harapan kecil untuk anak-anak SOS Children's Village.
Ikhsan Aryo Digdo - Sabtu, 22 Maret 2025
Ruang Baru, Sumber Inspirasi Anak-anak SOS Children's Village untuk Raih Harapan
Fun
Mengapa Anak Menjadi Posesif? Ini Penjelasan Psikologisnya
Anak posesif menunjukan perilaku ingin memiliki ibu sepenuhnya.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 14 Februari 2025
Mengapa Anak Menjadi Posesif? Ini Penjelasan Psikologisnya
Berita Foto
Mengintip Aktivitas Anak-anak Main Skateboard Manfaatkan Trotoar Jakarta
Aktivitas anak-anak bermain Skateboard di Trotoar Kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Minggu (5/1/2025).
Didik Setiawan - Minggu, 05 Januari 2025
Mengintip Aktivitas Anak-anak Main Skateboard Manfaatkan Trotoar Jakarta
Dunia
Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Media Sosial
Australia larang anak di bawah 16 tahun main media sosial. Hal itu demi mengekang dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental anak-anak.
Soffi Amira - Sabtu, 30 November 2024
Australia Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Media Sosial
Lifestyle
Ingin Dampingi si Kecil Main di Laboratorium Chaos Lab? Sediakan Dana Segini
Chaos Lab bertujuan untuk menumbuhkan minat anak-anak terhadap sains
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 23 November 2024
Ingin Dampingi si Kecil Main di Laboratorium Chaos Lab? Sediakan Dana Segini
Bagikan