Rusia Tuduh AS Sabotase Jaringan Pipa untuk Ekspor Gas Negaranya, Sebut itu Tindakan Teroris


(Foto: Unsplash/Egor Fillin)
MerahPutih.com - Rusia menuduh Amerika Serikat berusaha menyabotase TurkStream, jaringan pipa terakhir yang membawa ekspor gas Rusia ke Eropa.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov melayangkan tuduhan tersebut saat menghadiri sebuah konferensi pers pada hari Selasa (14/1).
"AS tidak menoleransi persaingan di bidang apa pun, termasuk energi. Mereka secara sembrono mendukung kegiatan teroris yang bertujuan merusak stabilitas energi Uni Eropa," kata Lavrov, seperti dikutip dari Aljazeera.
“Mereka mendorong proksi Ukraina mereka untuk menonaktifkan TurkStream setelah sabotase Nord Stream,” tambahnya.
Baca juga:
Rusia mengatakan pada hari Senin bahwa mereka telah menjatuhkan sembilan pesawat tak berawak Ukraina yang mencoba menyerang sebagian infrastruktur TurkStream.
Saluran pipa tersebut merupakan yang terakhir membawa gas Rusia ke UE setelah Ukraina menolak memperbarui kontrak transit yang berakhir pada akhir tahun 2024.
Penghentian jalur pipa tersebut semakin mengganggu persatuan UE dalam perang tersebut, dengan Slovakia mengklaim hal itu akan menyebabkan krisis dan mengancam akan memblokir dukungan UE untuk Ukraina.
Rusia menyebut penargetan jaringan pipa tersebut, yang membentang di bawah Laut Hitam menuju Turkiye sebelum mengirim gas ke Hungaria dan Austria, sebagai tindakan terorisme energi.
Baca juga:
Rusia juga menuduh agen Ukraina yang didukung AS melakukan sabotase terhadap Nord Stream. Pipa di bawah Laut Baltik itu meledak pada September 2022. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia

Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi

Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II

Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen

Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri

Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar

Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami

Peringatan Tsunami Terdengar, Pekerja Pembangkit Fukushima Jepang Segera Dievakuasi
