Rusia Kembali Terbang ke Bulan setelah 47 Tahun


Misi penerbangan ke bulan oleh Rusia setelah 47 tahun. (Foto: YouTube/Roscosmos TV)
RUSIA sedang dalam perjalanan kembali ke Bulan dengan tujuan untuk memperkuat peran globalnya setelah konflik di Ukraina. Sebuah roket yang membawa pesawat Luna-25 akan menjadi misi bulan pertama Rusia sejak tahun 1976.
Misi itu bertujuan mendaratkan kendaraan eksplorasi di kutub selatan Bulan dengan harapan mengungkap air es yang tersembunyi di bawah permukaannya. Demikian diwartakan oleh Engadget, Kamis (10/8).
Roket Soyuz 2.1v yang membawa modul pendarat ini dijadwalkan lepas landas dari fasilitas antariksa Vostochny di Rusia timur pada 10 Agustus, pukul 19:10 waktu setempat. Jika berhasil, ini akan menjadi kali pertama pesawat ruang angkasa mendarat dengan lembut di kutub selatan Bulan.
Baca juga:
NASA Segera Kirim Roket Mega Moon ke Bulan

Pada 2020, NASA mengumumkan penemuan molekul air di permukaan Bulan yang terkena sinar matahari. Potensi air ini dapat membuka peluang baru dalam eksplorasi bulan, mendukung misi manusia di masa depan dengan sumber daya kehidupan, bahan bakar (melalui hidrogen yang diekstraksi), dan bahkan pertanian.
Selain tujuan ilmiah, perjalanan ruang angkasa ini juga memiliki dimensi politis. Ini merupakan bagian dari upaya Rusia untuk membangun kembali kehadirannya sebagai kekuatan dunia yang signifikan dan mengatasi sanksi dari Barat atas invasi Ukraina tahun 2022.
Nama misi, Luna-25, merupakan penghormatan kepada Program Luar Angkasa Soviet. Misi terakhir dalam program ini adalah Luna-24, yang menghabiskan 13 hari dalam perjalanan ke Bulan dan kembali dengan sampel pada 1976.
Ini mencerminkan periode saat Uni Soviet adalah kekuatan dominan di panggung global, sesuai dengan ambisi Presiden Vladimir Putin untuk mengembangkan citra superioritas Rusia.
Baca juga:
Miliarder Jepang Cari 8 Orang untuk Temani Dirinya ke Bulan
Luna-25 juga bersaing dengan misi India, Chandrayaan-3, yang diluncurkan pada 14 Juli dan saat ini berada di orbit Bulan. Pesawat India dijadwalkan mencapai kutub selatan Bulan pada 23 Agustus.
Luna-25 diperkirakan akan mencapai Bulan dalam lima hari dan dijadwalkan menghabiskan lima hingga tujuh hari di orbit sebelum mendarat. Ini berarti pesawat Rusia berpotensi mencapai Bulan sekitar waktu yang sama dengan India atau mungkin lebih awal.
Tujuan utama pesawat ini adalah melakukan serangkaian eksperimen di Bulan selama kurang lebih satu tahun. Ini mencakup penggunaan peralatan penelitian yang memiliki berat sekitar 68 pon.
Salah satu eksperimen utamanya adalah menggunakan sendok untuk mengambil sampel hingga kedalaman 15 cm di permukaan Bulan, untuk meneliti kemungkinan adanya air beku. (waf)
Baca juga:
Satelit NASA Siap Jelajahi Bulan Saturnus
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia

Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim

Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii

Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar

Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini

Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!

Strawberry Moon di Yogyakarta dan Malang! Ini Fakta Menarik di Baliknya yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif

Seniman Tak Mau Kalah dari Ilmuwan yang Temukan Olo, Ciptakan Warna Baru yang Disebut Yolo

Ilmuwan Klaim Temukan Warna Baru yang Disebut Olo, Dianggap Bisa Bantu Penyandang Buta Warna
