RSDC Wisma Atlet Difokuskan Rawat Pasien COVID-19 Bergejala

RS. Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Kemayoran (Jum'at, 21/1/2022). Foto : Merahputih/Dicke Prasetia
Merahputih.com - Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet saat ini hanya untuk isolasi pasien positif COVID-19 kategori sedang dan ringan atau sedang tapi bergejala.
“Saat ini kami gunakan khusus RSDC Wisma Atlet itu untuk isolasi. Jadi, untuk merawat pasien-pasien positif yang kategori sedang dan ringan atau sedang ringan tapi bergejala,” kata Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Letjen Suharyanto dalam Konferensi Pers secara virtual, Kamis (3/2).
Baca Juga
Satgas Ingatkan Pemda Tidak Tutupi Fakta Perkembangan Kasus COVID-19
RSDC Wisma Atlet juga hanya menerima pasien dari para pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dan dari Umrah. Saat ini, pihaknya telah bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta untuk menyiapkan isolasi-isolasi terpusat.
Ia mengatakan pemerintah mengubah masa karantina PPLN menjadi lima hari. Kebijakan tersebut berdasarkan evaluasi bahwa transmisi lokal COVID-19 varian Omicron justru sudah semakin besar jumlahnya.
"Bahkan hasil evaluasi menunjukkan bahwa transmisi lokal justru sudah semakin besar jumlahnya daripada yang berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, sehingga karantina per hari ini diubah menjadi lima hari," ujar Suharyanto.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut mengatakan pemerintah telah berupaya menekan laju penularan Omicron sejak kasus pertama ditemukan pada 23 Desember 2021 di Indonesia, dengan pengetatan pelaksanaan karantina.
Pelaksanaan karantina yang cukup ketat selama sebulan setelah temuan kasus pertama telah menekan angka kasus secara signifikan dari semula 136 sampai di bawah 3 ribu.
Baca Juga
Kapolri Sebut Kunjungan Keluarga Jadi Salah Satu Penyebab Meroketnya Kasus COVID-19
Omicron, menurut Suharyanto, memiliki karakter penularan yang sangat cepat sehingga kebijakan pemerintah menyesuaikan dengan penularannya.
Semula, ketika Omicron ditemukan di negara-negara benua Afrika dan beberapa negara Eropa, pemerintah mengeluarkan kebijakan penutupan untuk 13 negara dengan kasus tinggi transmisi lokal. (Knu)
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
