RS Swasta di Solo Terpaksa Tutup Layanan IGD
Pasien COVID-19 dirawat di luar rumah sakit akibat ruangan di RSUD Dr Moewardi Solo penuh. (MP/Istimewa)
MerahPutih.com - Rumah Sakit (RS) Brayat Minulya menutup layanan instalasi gawat darurat (IGD) untuk sementara waktu sampai batas waktu tidak ditentukan. Penutupan layanan IGD dilakukan akibat ruang perawatan penuh.
Humas RS Brayat Minulya Brigita Adventa membenarkan adanya penutupan layanan tersebut.
Ia mengatakan, penutupan layanan IGD akibat membludaknya pasien yang dirawat di rumah sakit swasta tersebut.
"Kondisi ruangan perawatan sudah penuh. Kami terpaksa harus menutup ruang IGD," ujar Brigita, Rabu (7/7).
Baca Juga:
Kata Pemkot Solo Soal Kontroversi 400 Tabung Oksigen untuk Pembangunan GOR
Dikatakannya, manajemen rumah sakit pun menyertakan permohonan maaf pada masyarakat atas keterbatasan tersebut. Keputusan ini diambil karena rumah sakit tidak ingin menelantarkan pasien.
"Sampai saat ini seluruh bed yang disediakan untuk pasien di IGD maupun ruang transit IGD sudah penuh. Kami tidak bisa berbuat banyak," tutur dia.
Opsi penambahan tenda darurat, kata dia, tidak bisa diambil mengingat keterbatasan lahan yang ada di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
Ia menegaskan, rumah sakit sudah tidak ada tempat lain untuk bangun tenda darurat.
"Pelayanan IGD untuk pasien COVID-19 maupun pasien umum sebetulnya memang sudah kami pisah, namun karena kondisinya penuh untuk sementara kami tidak menerima pasien baru dulu," katanya.
Ia mengakui, ruang perawatan isolasi pasien COVID-19 juga sudah penuh. Pelayanan yang ada sekarang hanya untuk poli umum.
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming membenarkan penanganan pasien di rumah sakit sudah penuh karena ledakan pasien COVID-19.
Baca Juga:
Polisi Usut Kerumunan dan Intimidasi Satpol PP Saat Tertibkan Pasar Klitikan Solo
Kapasitas ruang pelayanan medis yang penuh itu tidak hanya terjadi di satu dua rumah sakit, tetapi di seluruh rumah sakit yang ada di Solo.
"Kita tidak bisa menampik kondisi itu. Karena Solo jadi rujukan pasien dari Soloraya di saat kasus COVID-19 naik," kata Gibran.
Gibran menambahkan, solusi sekarang memanfaatkan Rumah Sakit Lapangan (Rumkitlap) TNI AD di Benteng Vastenburg, Solo. Selain itu, mengubah ruang pasien umum menjadi ruang isolasi pasien COVID-19. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Kasus COVID-19 Terus Naik, Solo Bikin 8 Tempat Isolasi Terpusat
Bagikan
Berita Terkait
Dana Transfer Daerah Dipangkas Rp 218 Miliar, Pemkot Solo Lakukan Rasionalisasi APBD 2026
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
UEA Resmi Hibahkan RS Kardiologi Emirates-Indonesia Senilai Rp 417,3 Miliar ke Pemkot Solo
Rudy Jabat Plt DPD PDIP Jateng, Teguh Gantikan Jadi Ketua PDIP Solo
501 Warga Binaan Rutan Kelas 1 Solo Dapat Remisi
Rumah Kecil Pahlawan Nasional Slamet Riyadi Memprihatinkan, DPRD Solo Ajukan Dana Revitalisasi APBD
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
SDN Masih Kurang Siswa, DPRD Solo Pertanyakan Rekrutmen Siswa Sekolah Rakyat Jenjang SD
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa