Risiko Komplikasi pada Pengidap Hipertensi yang Tidak Patuh Minum Obat

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Sabtu, 21 Mei 2022
Risiko Komplikasi pada Pengidap Hipertensi yang Tidak Patuh Minum Obat

Cegah risiko komplikasi dengan menerapkan gaya hidup sehat dan patuh minum obat (Foto: Pixabay/stevepb)

Ukuran:
14
Audio:

PENGIDAP tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak patuh dalam minum obat, sangat berisiko tinggi terkena komplikasi kardiovaskular.

Itu dipaparkan oleh Dokter spesialis jantung dr. Devie Caroline, apabila kepatuhan minum obat kurang optimal, maka akan menyebabkan hipertensi menjadi tidak terkontrol.

Baca Juga:

Penyintas Hipertensi, Hindari Makanan Ini Saat Puasa

Bisa meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular. (Foto: Pixabay/mohamed_hassan)

"Akibatnya, bisa meningkatkan risiko komplikasi kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung iskemik," jelas Sekretaris Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Surabaya Devie, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Namun, minum obat bukanlah hal pertama yang harus dilakukan untuk mengontrol tekanan darah. Gaya hidup sehatlah yang menjadi kuncinya. Tapi. apabila tidak berhasil, langkah selanjutnya yaitu minum obat.

Dokter Devie menuturkan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia berada di angka 34,11 persen. Tercatat 13,3 persen di antaranya tidak minum obat sama sekali. Kemudian sebanyak 32,3 persen tidak rutin minum obat.

Alasan para pengidap hipertensi tidak minum obat, karena merasa sehat, kunjungan tidak teratur ke fasilitas layanan, minum obat tradisional, lupa minum obat, menggunakan terapi lain, tak mampu membeli obat, takut akan efek samping, serta obat hipertensi tak tersediri pada fasilitas pelayanan kesehatan.

Lebih lanjut Devie menjelaskan, bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggarisbawahi kepatuhan minum obat, serta dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti kondisi kesehatan, motivasi diri, pengetahuan tentang hipertensi, dukungan keluarga, sosial ekonomi, sistem kesehatan, dan terapi.

"Faktor yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ini adalah yang sering sulit dihadapi. Hipertensi biasanya tidak bergejala, sehingga saat gejalanya muncul itu sudah kondisinya tidak terkontrol dalam sekian waktu," jelas Devie.

Baca Juga:

Denervasi Ginjal, Solusi Untuk Hipertensi 'Bandel'

Menerapkan gaya hidup sehat bisa membantu mengatasi hipertensi (Foto: Pixabay/McRon)

Supaya penderita hipertensi bisa teratur atau patuh minum obat, Devie memberikan sejumlah strategi yang bisa dilakukan. Seperti dengan memakai alat kesehatan elektronik yang kini mulai banyak beredar.

"Misalnya, pengingat lewat SMS atau ada aplikasi di smartphone mengenai edukasi kesehatan," tutur Devie.

Kemudian, regimen pengobatan yang awalnya kompleks dari segi frekuensi, jumlah obat hingga durasi pengobatan, dibuat jadi lebih sederhana. Seperti menggunakan pil kombinasi, guna mengarangi jumlah tablet atau pil yang diminum setiap hari.

Selanjutnya, menurut Devi penting juga untuk melakukan edukasi kepada pasien. Yakni dengan melakukan kunjungan rumah setiap dua bulan, untuk dilakukan edukasi dan konseling perilaku hidup sehat, konseling kepatuhan obat, hingga penjdwalan konsultasi.

"Tujuan intervensi ini membantu pasien untuk memahami hipertensi, memahami pilihan terapi yang ada, dan memahami konsekuensi jangka panjang jika tekanan darah tidak diterapi dengan baik," tutupnya. (Ryn)

Baca Juga:

Anak Muda, Kamu Juga Bisa Kena Hipertensi

#Kesehatan #Hipertensi
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan