Ribuan Buku Radikalisme di Situbondo Ditarik


Seorang pengunjung membaca buku komik di kedai penyewaan dan penjualan buku, Jl Chairil Anwar, Padang, Sumatera Barat, Selasa (7/4). (Foto: Antara/ Iggoy el Fitra)
MerahPutih Pendidikan - Polres Situbondo, Jawa Timur, bersama dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, secara resmi menarik ribuan buku pendidikan agama Islam yang tersebar luas di SMA/MA/SMK/MAK se-Kabupaten Situbondo pada Senin (6/4). Penarikan ribuan buku dilakukan karena adanya paham radikalisme dalam buku-buku tersebut. (Baca: Jelang UN Pekan Depan, Pendistribusian Soal di Sulses Rampung)
"Pemkab bersama Polres Situbondo sengaja melakukan penarikan buku-buku ini karena ada materi yang bisa mengundang penafsiran yang macam-macam. Kami minta para wali murid atau para orangtua siswa tidak perlu resah, karena kami sudah mengambil langkah-langkah," Ucap Kapolres Situbondo, AKBP Hadi Utomo," seperti dilansir dari akun facebook Divisi Humas Mabes Polri, Selasa (7/4).
Lebih lanjut AKBP Hadi Utomo menjelaskan, buku-buku yang sudah ditarik akan disimpan di gudang kantor Dinas Kabupatan Situbondo, Jawa Timur. Dinas pendidikan sendiri hingga kini akan mendatangkan ahli agama untuk melakukan kajian lebih dalam atas buku-buku yang mengajarkan paham radikal tersebut.
"Penarikan ini hanya sementara. Jika memungkinkan untuk dipelajari siswa, maka buku-buku tersebut akan dikembalikan lagi ke sekolah," tandas AKBP Hadi Utomo. (Baca: 10 Kampus Terbaik Dunia)
Ribuan buku yang ditarik merupakan Buku Pendidikan Agama Islam (PAI). Penarikan buku tersebut lantaran diindikasi adanya paham radikal. Dalam buku setebal 170 halaman tersebut juga memuat salah satu paham yang memperbolehkan melakukan pembunuhan kepada siapa pun bagi mereka yang tidak menyembah Allah SWT.
Buku-buku yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2014 itu kini dikumpulkan di Posko Penarikan Buku PAI Kelas XI, di kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Situbondo. (bhd)
Bagikan
Fredy Wansyah
Berita Terkait
Langkah Langkah Polisi dan TNI Bereskan Situasi Setelah Demo di Berbagai Daerah Rusuh

Polisi Tetapkan 42 Tersangka Demo Rusuh di Surabaya, Hampir Setengahnya Anak-Anak

Polisi Masih Buru Akun Media Sosial yang Sebarkan Provokasi Demo dan Penjarahan

Pengemudi Rantis Tabrak Ojol Affan Kurniawan Hadapi Sidang Etik, Kronologi Penabrakan Diharapkan Terungkap

Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut

Polisi Kumpulkan Video Pembakaran Gedung DPRD, Dari CCTV dan Video Warga

Catatan YLBHI Demo 25-31 Agustus: 3.337 Orang Ditangkap, 1.042 Luka-Luka, 10 Meninggal

Kecam Penangkapan Delpedro Marhaen, Amnesty International: Negara Seharusnya Dengarkan Tuntutan Rakyat

YLBHI Sebut Tindakan Aparat dalam Penanganan Demo Mengarah Teror terhadap Rakyat

Polisi Tembaki Kampus Unpas - Unisba dengan Gas Air Mata, Ketua Komisi X DPR: Kami Sangat Menyesalkan Terjadinya Aksi Kekerasan
