Rencana AS Tempatkan Rudal Hipersonik di Jerman Dikecam Rusia


Arsip foto - Pertemuan negara-negara anggota EU dan NATO. (ANTARA/Xinhua/aa)
MerahPutih.com - Amerika Serikat (AS) berencana menempatkan rudal jarak jauh di Jerman. AS menyebut kehadiran rudal-rudal tersebut akan berfungsi sebagai pencegah.
Rencana itu diumumkan AS dalam KTT NATO di Washington, D.C, mulai mengerahkan rudal jelajah Tomahawk, SM-6, dan rudal hipersonik ke Jerman secara berkala mulai 2026.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyampaikan, keputusan AS adalah untuk menekan Rusia meski berpotensi semakin mendekatkan kedua negara menuju Perang Dingin.
"Semua atribut Perang Dingin akibat konfrontasi langsung kembali muncul," katanya.
Baca juga:
China Sebut Deklarasi Gabungan NATO Sebagai Retorika Perang
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov mengatakan Rusia telah mengantisipasi langkah tersebut dan akan membuat respons militer.
Semetara itu, Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menegaskan bahwa aliansi tersebut dapat menjadi andalan Ukraina "saat ini dan untuk jangka panjang" dalam perangnya melawan Rusia.
"Kami menunjukkan pesan yang kuat tentang persatuan kepada Moskow bahwa kekerasan dan intimidasi tak berguna... dan Ukraina dapat mengandalkan NATO saat ini maupun untuk jangka panjang," kata Stoltenberg selama konferensi pers usai pertemuan puncak NATO di Washington D.C., yang berlangsung pada 9--11 Juli 2024.
"Aliansi ini telah sepakat bahwa di tengah upaya Ukraina melanjutkan reformasi yang disyaratkan, kami akan terus mendukungnya menjadi anggota (NATO) yang telah menjadi sebuah keniscayaan," katanya.
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
India Balik Serang NATO Soal Rusia, Minta Jangan Standar Ganda

Inggris Siap Kerahkan Pasukan ke Ukraina, NATO Didesak Tingkatkan Belanja Pertahanan

Zelenskyy Yakin Jerman Mau Dukung Ukraina Masuk NATO Asalkan ada 'Restu' dari AS

NATO Perintahkan Setengah Juta Tentara Koalisi Dalam Kesiagaan Tinggi

Rencana AS Tempatkan Rudal Hipersonik di Jerman Dikecam Rusia

China Sebut Deklarasi Gabungan NATO Sebagai Retorika Perang

NATO Tuduh China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

NATO Tunjuk PM Belanda Mark Rutter Jadi Sekjen

Sekjen NATO Desak Rudal Buatan AS dan Uni Eropa Dipakai Gempur Rusia

Austria Klaim Tidak akan Bergabung dengan NATO
