NATO Tuduh China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II


Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg. ANTARA/Anadolu/pri
MerahPutih.com - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) akan menggelar KTT NATO ke-75 akan berlangsung pada 9-11 Juli di Washington. KTT ini ditengah perang antara Rusia dan Ukraina yang belum selesai dan memaskan kondisi Asia Pasifik.
Teranyar, Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg menuduh China berpotensi memicu konflik militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia (PD) II.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jepang Yomiuri ia menyebutkan, Rusia memproduksi rudal dan drone dengan dukungan teknologi canggih yang diimpor dari China, yang dapat membuat Beijing bertanggung jawab memicu konflik terbesar di wilayah Eropa sejak Perang Dunia II, kata Stoltenberg kepada surat kabar Jepang.
Oleh karena itu, terdapat kebutuhan yang kuat untuk memperkuat kerja sama antara Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru untuk meningkatkan tekanan terhadap China dan menstabilkan kawasan, ujarnya.
Baca juga:
Korsel, Jepang dan AS Latihan Militer Bersama, Korut Sindir itu 'NATO Versi Asia'
Bila terjadi krisis di sekitar Taiwan, NATO akan mempertahankan statusnya sebagai aliansi Amerika Utara dan Eropa, papar Stoltenberg.
Ia mengatakan, NATO tidak akan melanjutkan rencana yang diumumkan sebelumnya untuk membuka kantor di Tokyo untuk menghindari provokasi Beijing.
NATO tidak melihat China sebagai saingan tetapi memandang perilaku China sebagai tantangan terhadap nilai-nilai, kepentingan dan keamanan aliansi, kata Stoltenberg.
Pernyataan Stoltenberg muncul ketika Amerika Serikat terus menuduh China melakukan pemulihan hubungan dengan Rusia serta menuduh bahwa Beijing mendukung operasi militer khusus Rusia di Ukraina.
Baca juga:
NATO Tunjuk PM Belanda Mark Rutter Jadi Sekjen
China dan Rusia telah menolak klaim AS dan menekankan sifat ekonomi dari hubungan bilateral mereka.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan pada Mei lalu bahwa negaranya sedang melakukan pembicaraan untuk membuka kantor penghubung NATO di Tokyo untuk memfasilitasi konsultasi dengan aliansi tersebut. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
India Balik Serang NATO Soal Rusia, Minta Jangan Standar Ganda

Inggris Siap Kerahkan Pasukan ke Ukraina, NATO Didesak Tingkatkan Belanja Pertahanan

Zelenskyy Yakin Jerman Mau Dukung Ukraina Masuk NATO Asalkan ada 'Restu' dari AS

NATO Perintahkan Setengah Juta Tentara Koalisi Dalam Kesiagaan Tinggi

Rencana AS Tempatkan Rudal Hipersonik di Jerman Dikecam Rusia

China Sebut Deklarasi Gabungan NATO Sebagai Retorika Perang

NATO Tuduh China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

NATO Tunjuk PM Belanda Mark Rutter Jadi Sekjen

Sekjen NATO Desak Rudal Buatan AS dan Uni Eropa Dipakai Gempur Rusia

Austria Klaim Tidak akan Bergabung dengan NATO
