China Sebut Deklarasi Gabungan NATO Sebagai Retorika Perang
Markas NATO di Brussel, Belgia. (ANTARA/Xinhua/Zhao Dingzhe/am.)
MerahPutih.com - Pada Rabu (10/7), Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengeluarkan Deklarasi gabungan KTT Washington, yang secara khusus meminta China menghentikan semua dukungan material dan politik terhadap upaya perang Rusia, yang diduga termasuk transfer material penggunaan ganda, seperti komponen senjata, peralatan, dan bahan mentah yang menjadi input bagi sektor pertahanan Rusia.
Amerika Serikat (AS) telah lama menduga bahwa perusahaan-perusahaan China telah memberikan dukungan militer kepada Rusia, suatu klaim yang telah dibantah oleh Beijing dan Moskow.
KTT NATO berlangsung di ibukota AS, Washington D.C. sejak Selasa (9/7) hingga 11 Juli 2024.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian menyebut, Deklarasi Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dihasilkan di Washington D.C. menjadi kabar buruk bagi kawasan Asia-Pasifik.
Baca juga:
Di KTT NATO, Biden Keseleo Lidah Panggil Zelensky sebagai Putin
"Deklarasi KTT NATO di Washington adalah sebuah berita yang menakutkan atas Asia-Pasifik; suatu produk dari mentalitas Perang Dingin dan penuh dengan retorika perang. Kalimat demi kalimat mengenai China mengandung banyak bias, fitnah dan provokasi," kata Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing, Kamis (12/7).
"Kami sangat menyesalkan dan dengan tegas menentangnya dan telah mengajukan protes serius kepada NATO," kata Lin Jian menambahkan.
Lin Jian mengatakan, salah satu agenda KTT NATO kali ini adalah memperingati ulang tahun NATO yang ke-75. Bahkan sebelum KTT dimulai, AS dan NATO menyebut soal kemuliaan dan solidaritas" aliansi tersebut sebagai organisasi untuk perdamaian.
"Namun hal ini tidak menyembunyikan fakta bahwa NATO adalah sisa-sisa Perang Dingin dan produk konfrontasi blok serta politik blok. Pasukan NATO mengebom Yugoslavia selama 78 hari atas nama mencegah bencana kemanusiaan lebih lanjut. Tragedi yang terjadi di Afghanistan dan Libya memperjelas di mana pun NATO muncul, gejolak dan kekacauan akan terjadi," ungkap Lin Jian.
Baca juga:
NATO Tuduh China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II
Lin Jian menegaskan, apa yang disebut sebagai keamanan oleh NATO sering kali dibangun di atas ketidakamanan negara lain dan sebagian besar kekhawatiran keamanannya disebabkan oleh upaya mereka sendiri.
Ia menegaskan, keberhasilan dan kekuatan yang dibanggakan NATO berarti bahaya besar bagi dunia. Menciptakan musuh khayalan untuk membenarkan keberadaannya dan bertindak di luar wilayah adalah taktik andalan NATO.
"Salah menggambarkan Tiongkok sebagai tantangan sistemik dan menjelek-jelekkan kebijakan dalam dan luar negeri China adalah salah satu contohnya," ungkap Lin Jian. (*)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
TYESO Resmi Hadir di Indonesia lewat Kerja Sama Eksklusif dengan PT USS
Duduk Perkara Belasan WNA China Serang TNI Pakai Parang di Ketapang Versi Kodam XII/Tanjungpura
China Kerahkan 100 Kapal AL Imbas Pernyataan Kontroversial PM Jepang
Bincang Ringan Presiden Prabowo dengan Ketua MPR China, Bahas Guci dan Bayi Panda
Takut Bobol, Kepolisian Kanada Cuma Pakai Drone China untuk Operasi Nonsensitif
Kebakaran Hong Kong, Pemerintah Lakukan Penyelidikan di tegah Tekanan China
[HOAKS atau FAKTA]: Indonesia Tenggelamkan 31 Kapal Asal China di Natuna, Masuk secara Ilegal
Indonesia Contek China Kembangkan Kereta Api
[HOAKS atau FAKTA]: Cara Menkeu Purbaya Guyur Dana ke Perbankan untuk Bantu Kredit Rakyat Rupanya Ditiru China
China dan AS Capai Kesepakatan Dagang di KTT ASEAN, Tensi Mulai Mereda?