Ratusan Warga Tewas dalam Serangan Tiga Hari oleh Pemberontak Sudan
Asap mengepul di udara dari sebuah gedung yang terbakar akibat bentrok antara angkatan bersenjata pemerintah Sudan dengan kelompok paramiliter RSF di Khartoum, Sudan. (ANTARA/Xinhua)
MerahPutih.com - Kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dikabarkan telah menewaskan lebih dari 200 orang dalam serangan selama tiga hari di negara bagian White Nile, Sudan selatan. Serangan ini menyasar desa-desa di sekitar kota al-Gitaina, menurut laporan dari Emergency Lawyers, sebuah kelompok pemantau pelanggaran hak asasi manusia dalam konflik yang telah berlangsung selama 21 bulan antara tentara Sudan dan RSF.
Dilansir Aljazeera, Selasa (18/2), kelompok tersebut melaporkan bahwa pasukan RSF melakukan eksekusi di lapangan, penculikan, penghilangan paksa, serta penjarahan. Beberapa korban bahkan tenggelam setelah ditembak saat mencoba melarikan diri dengan menyeberangi Sungai Nil. Emergency Lawyers menyebut kejadian ini sebagai sebuah "pembantaian."
Kementerian Luar Negeri Sudan, yang bersekutu dengan tentara, kemudian menyebutkan jumlah korban telah mencapai 433 orang, termasuk bayi.
Media berbasis di Paris, Sudan Tribune, melaporkan bahwa pada hari Senin saja, pasukan RSF telah membunuh atau melukai puluhan orang. Seorang warga yang dikutip oleh media tersebut menggambarkan bagaimana para pejuang RSF menggunakan sepeda motor untuk menyebar dan menembaki warga di jalanan serta di dalam rumah mereka.
Baca juga:
Tentara Sudan Mendorong Mundur RSF dari Khartoum, Relawan Kemanusiaan dalam Ketakutan
Serangan ini terjadi di tengah pertempuran sengit di ibu kota Sudan, Khartoum, sekitar 100 km sebelah utara al-Gitaina. Pada hari Senin, tentara Sudan mengklaim telah merebut kembali lingkungan Abu Hamama di Khartoum dan membongkar pos pemeriksaan RSF yang menghubungkannya dengan pusat kota.
Kantor berita Turki, Anadolu, melaporkan bahwa tentara Sudan kini menguasai sebagian besar wilayah di selatan-tengah Khartoum, menandai kemajuan signifikan dalam konflik yang masih berkecamuk. (ikh)
Bagikan
Berita Terkait
Thailand Bakal Bersihkan Ranjau Darat di Perbatasan Kamboja, Negara ASEAN Diminta Memantau
Donald Trump Jadi Penengah Ketegangan Kamboja dan Thailand
AS Kerahkan Kapal Induk ke Karibia, Venezuela Mobilisasi 200.000 Personel Militer
Israel Terus Tolak Pengiriman Bantuan Kemanusian ke Gaza Saat Gencatan Senjata
Menlu Tegaskan Indonesia Siap Berpartisipasi di Pasukan Keamanan Internasional Buat Gaza, Tapi Ada Syaratnya
Kondisi Gaza Kian Parah, Kerusakan Bangunan Capai 81 Persen
Israel Ingkar Janji Gencatan Senjata, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Perbatasan
Presiden Lebanon Perintahkan Militer Balas Serangan Israel
Israel Langgar Gencatan Senjata, Qatar Kecewa dan Frustrasi Minta AS Bertindak
Israel Kembali Serang Pasukan Perdamaian di Lebanon Selatan, Lontarkan Granat dari Pesawat Nirawak