Rakyat Miskin Masih Butuh Premium

Andika PratamaAndika Pratama - Jumat, 24 November 2017
Rakyat Miskin Masih Butuh Premium

BBM Premium. Foto: Ist

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Pengamat energi Mamit Setiawan menilai bahan bakar minyak jenis Premium masih dibutuhkan khususnya oleh rakyat miskin untuk mendorong ekonominya.

"Terlepas dari sisi kualitas dan lingkungan, saat ini Premium masih dibutuhkan untuk menjangkau masyarakat yang betul-betul miskin, sehingga bisa menggerakkan ekonominya. Jadi, Premium sebaiknya tetap ada hingga ekonomi rakyat miskin meningkat nantinya," ujarnya di Jakarta, Jumat (24/11).

Menurut dia, rencana penghapusan Premium mesti dilakukan secara bertahap mengikuti tingkat kesejahteraan masyarakat miskin.

Direktur Energy Watch itu mengatakan sudah menjadi tugas pemerintah untuk menjamin ketersediaan energi termasuk BBM bagi masyarakat di penjuru Nusantara dengan harga yang terjangkau.

Alasan keterjangkauan harga dan ketersediaan menjadikan Premium yang merupakan bensin dengan angka oktan (RON) 88 saat ini masih menjadi primadona masyarakat miskin.

Mamit memberi contoh, banyak nelayan yang menggunakan Premium dan Solar.

"Juga para buruh yang kesehariannya banyak menggunakan Premium untuk sepeda motornya. Selain itu, transportasi umum juga masih banyak yang menggunakan Premium dan Solar sebagai bahan bakar," lanjutnya seperti dikutip Antara.

Mamit mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Maret 2017 yang mencatat 27,77 juta jiwa atau 10,64 persen masyarakat Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan dengan pendapatan per kapita di bawah Rp385.000 per bulan.

Lalu, sebanyak 17,1 juta di antaranya adalah masyarakat perdesaan yang sebagian besar menghuni daerah-daerah yang sulit dijangkau.

"Mereka-mereka itu masih perlu Premium yang harganya terjangkau," katanya.

Oleh karenanya, ia memberikan dukungan atas program BBM Satu Harga, sebuah kebijakan prorakyat yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk menyediakan BBM dengan sama hingga di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Sudah seharusnya semua masyarakat bisa menikmati harga Premium sebesar Rp6.450 per liter dan Solar Rp5.150 per liter," ujarnya.

Mamit menambahkan konsumen masih memakai Premium juga dikarenakan perbedaan harga dengan Pertamax lumayan jauh.

"Jika ada kualitas BBM yang lebih baik dengan harga terjangkau, masyarakat pasti akan membelinya," katanya.

Selanjutnya, dari sisi teknis, premium juga masih diproduksi sebagian besar kilang milik PT Pertamina (Persero).

"Wajar bila Premium masih diproduksi dalam jumlah besar karena spesifikasi kilang kita itu memang untuk menghasilkan premium," kata Mamit.

Tercatat, lanjutnya, Premium diproduksi di Kilang Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Sorong. Khusus Kilang Sorong, hanya memproduksi Premium.

#Premium #Rakyat Miskin #BBM Bersubsidi
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Jumlah Penduduk Miskin di Jakarta Tembus 464 Ribu Jiwa, Begini Respons Pramono Anung
Jumlah penduduk miskin di Jakarta tembus 464 ribu orang. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, akan mencari penyebabnya.
Soffi Amira - Sabtu, 26 Juli 2025
Jumlah Penduduk Miskin di Jakarta Tembus 464 Ribu Jiwa, Begini Respons Pramono Anung
Indonesia
Angka Kemiskinan Jakarta Mendadak Meroket, Gubernur Pramono Anung Ungkap Fakta Mengejutkan
Menurut Pramono, kenaikan signifikan jumlah pencari kerja di Jakarta saat ini berpotensi memengaruhi data kemiskinan BPS
Angga Yudha Pratama - Jumat, 25 Juli 2025
Angka Kemiskinan Jakarta Mendadak Meroket, Gubernur Pramono Anung Ungkap Fakta Mengejutkan
Indonesia
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan semakin kecil.
Frengky Aruan - Jumat, 25 Juli 2025
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Indonesia
Jumlah Orang Miskin di Indonesia Sampai 23,85 Juta Orang, Turun Dibanding September 2024
Dari sisi persentasenya, jumlah penduduk miskin terhadap total populasi atau total penduduk pada Maret 2025 mencapai 8,47 persen.
Frengky Aruan - Jumat, 25 Juli 2025
Jumlah Orang Miskin di Indonesia Sampai 23,85 Juta Orang, Turun Dibanding September 2024
Indonesia
Dua Karyawan Pertamina Fuel Terminal Boyolali Ditangkap Polres Sukoharjo Saat 'Kecing' Pertalite
Kedua pelaku tersebut diketahui berinisial W alias Babi (48) dan HS (36), keduanya merupakan karyawan dari Pertamina Fuel Terminal Boyolali.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 17 April 2025
Dua Karyawan Pertamina Fuel Terminal Boyolali Ditangkap Polres Sukoharjo Saat 'Kecing' Pertalite
Indonesia
Wakil Ketua Komisi XII DPR Pastikan Tak Ada Penghapusan BBM Subsidi, Respons Pernyataan Luhut
Penghapusan subsidi dijelaskan harus mendapat persetujuan dari DPR.
Frengky Aruan - Sabtu, 22 Februari 2025
Wakil Ketua Komisi XII DPR Pastikan Tak Ada Penghapusan BBM Subsidi, Respons Pernyataan Luhut
Indonesia
Gubernur Aceh Hapus Penggunaan QR Code Saat Beli BBM, Sebut Tidak Memiliki Manfaat
"Mohon digarisbawahi semua, siapa saja yang isi minyak tetap terus, karena tidak jadi masalah lagi kepada masyarakat (tanpa harus barcode)," ujar Muzakir Manaf.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 12 Februari 2025
Gubernur Aceh Hapus Penggunaan QR Code Saat Beli BBM, Sebut Tidak Memiliki Manfaat
Indonesia
Orang Kaya Pakai LPG 3 Kilogram hingga BBM Pertalite, MUI: Zalim dan Dosa Besar
Sedangkan, subsidi adalah amanah dari pemerintah untuk rakyat yang membutuhkan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 07 Februari 2025
Orang Kaya Pakai LPG 3 Kilogram hingga BBM Pertalite, MUI: Zalim dan Dosa Besar
Indonesia
Komisi VII DPR Dukung Ojol Tetap Dapat Subsidi BBM
Ketua Komisi XII DPR RI Bambang Pati Jaya meyakini pemerintah akan membuat keputusan yang berpihak pada masyarakat.
Frengky Aruan - Kamis, 05 Desember 2024
Komisi VII DPR Dukung Ojol Tetap Dapat Subsidi BBM
Indonesia
Bahlil Enggan Terburu-buru Matangkan Aturan Pengetatan Pembelian BBM Subsidi
Formulasi beleid yang dikeluarkan itu nantinya harus tersalurkan secara adil ke tingkat petani dan nelayan
Angga Yudha Pratama - Jumat, 11 Oktober 2024
Bahlil Enggan Terburu-buru Matangkan Aturan Pengetatan Pembelian BBM Subsidi
Bagikan