Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’

Frengky AruanFrengky Aruan - Jumat, 25 Juli 2025
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’

Ilustrasi. (Foto: Pixabay/Ekoanug)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan semakin kecil.

Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono menyebut hal itu tercermin dari naiknya indeks kedalaman kemiskinan atau poverty gap index (P1) di wilayah perkotaan pada Maret 2025 dibandingkan dengan kondisi September 2024.

Indeks kedalaman kemiskinan pada Maret 2025 di perkotaan mengalami peningkatan.

“Jadi jaraknya terhadap garis kemiskinan, pengeluaran kemiskinan itu semakin mengalami agak jauh meningkat." ujar Ateng dalam konferensi pers virtual, Jumat (25/7).

Adapun indeks kedalaman kemiskinan P1 mengukur rata-rata kesenjangan pengeluaran penduduk miskin terhadap garis kemiskinan.

Semakin tinggi nilainya, semakin besar rata-rata kekurangan pengeluaran penduduk miskin dibanding batas minimum kebutuhan dasar.

Data BPS menunjukkan P1 di perkotaan naik dari 1,364 pada September 2024 menjadi 1,365 pada Maret 2025. Sebaliknya, di pedesaan justru mengalami penurunan dari 0,981 menjadi 1,061.

Baca juga:

Uang Bansos Disalahgunakan, DPR Sebut Hambat Upaya Pemerintah dalam Pengentasan Kemiskinan

Hal ini mengindikasikan kesenjangan pengeluaran penduduk miskin desa sedikit menyempit. BPS juga menunjukkan ketimpangan konsumsi antar kelompok penduduk masih tetap lebar.

Kelompok 20 persen penduduk terkaya menyumbang 45,56 persen dari total pengeluaran nasional per Maret 2025.

Angka ini turun jika dibandingkan pada September 2024 sebesar 46,24 persen dan juga lebih rendah dari 45,91 persen pada Maret 2024.

Sementara itu, kelompok 40 persen penduduk terbawah, yang mencerminkan lapisan masyarakat termiskin, mencatatkan porsi pengeluaran sebesar 18,65 persen per Maret 2025. Angka ini naik dari 18,41 persen pada September 2024 dan 18,40 persen pada Maret 2024.

Di wilayah perkotaan, ketimpangan bahkan lebih mencolok. Penduduk kaya menguasai 47,38 persen dari total pengeluaran, sementara kelompok miskin hanya 17,64 persen pada Maret 2025.

Artinya, kelompok 20 persen terkaya di perkotaan menghabiskan hampir tiga kali lipat dari total pengeluaran 40 persen penduduk termiskin. Konsumsi Indonesia masih dinikmati mayoritas oleh segelintir orang kaya. (Knu)

#Badan Pusat Statistik #Badan Pusat Statistik (BPS) #Rakyat Miskin #Keluarga Miskin
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Terdapat bahan pangan yang memberikan andil inflasi pada Agustus 2025, yaitu bawang merah dan beras dengan kontribusi masing-masing 0,05 persen dan o,03 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Indonesia
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Ekonomi Indonesia triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen (y-on-y).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Indonesia
Jumlah Penduduk Miskin di Jakarta Tembus 464 Ribu Jiwa, Begini Respons Pramono Anung
Jumlah penduduk miskin di Jakarta tembus 464 ribu orang. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, akan mencari penyebabnya.
Soffi Amira - Sabtu, 26 Juli 2025
Jumlah Penduduk Miskin di Jakarta Tembus 464 Ribu Jiwa, Begini Respons Pramono Anung
Indonesia
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Fenomena ini diartikan sebagai masyarakat yang hanya datang ke pusat perbelanjaan, tetapi jarang melakukan pembelian.
Frengky Aruan - Sabtu, 26 Juli 2025
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Indonesia
Angka Kemiskinan Jakarta Mendadak Meroket, Gubernur Pramono Anung Ungkap Fakta Mengejutkan
Menurut Pramono, kenaikan signifikan jumlah pencari kerja di Jakarta saat ini berpotensi memengaruhi data kemiskinan BPS
Angga Yudha Pratama - Jumat, 25 Juli 2025
Angka Kemiskinan Jakarta Mendadak Meroket, Gubernur Pramono Anung Ungkap Fakta Mengejutkan
Indonesia
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Pada Maret 2025, persentase penduduk miskin ekstrem yang mengacu pada garis kemiskinan ekstrem Bank Dunia 2,15 dolar AS (PPP 2017) per kapita per hari, tercatat sebesar 0,85 persen atau 2,38 juta orang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Indonesia
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebanyak 23,85 juta orang atau turun 0,2 juta orang dibandingkan dengan September 2024.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Indonesia
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan semakin kecil.
Frengky Aruan - Jumat, 25 Juli 2025
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Indonesia
Jumlah Orang Miskin di Indonesia Sampai 23,85 Juta Orang, Turun Dibanding September 2024
Dari sisi persentasenya, jumlah penduduk miskin terhadap total populasi atau total penduduk pada Maret 2025 mencapai 8,47 persen.
Frengky Aruan - Jumat, 25 Juli 2025
Jumlah Orang Miskin di Indonesia Sampai 23,85 Juta Orang, Turun Dibanding September 2024
Indonesia
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen poin dibandingkan September 2024 dan Maret 2024 yang masing-masing sebesar 21,39 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Bagikan