Puskesmas Diminta Aktif Lakukan Deteksi Dini Kasus Suspek COVID-19

Warga menjalani "swab test" di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta, Sabtu (3/10). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/hp.
Merahputih.com - Kementerian Kesehatan meminta agar Puskesmas aktif dalam melakukan deteksi dini kasus suspek COVDI-19 untuk mempercepat penemuan kasus baru dalam upaya pencegahan penularan virus lebih luas.
Seluruh Kepala Puskemas berserta tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan untuk dapat mendeteksi pasien yang datang dengan gejala ISPA karena ini merupakan kriteria dari kasus suspek pada COVID-19.
“Pasien-pasien yang datang ke Puskesmas khususnya dengan gejala ISPA, baik pasien baru atau yang sudah sering ke Puskesmas, tetapi baru pertama kali dengan ISPA tentu itu yang harus diwaspadai dan perlu dilakukan skrining untuk bisa memastikan apakah karena COVID-19 atau bukan,” ungkap Staf Ahli Bidang Desentralisasi Kesehatan Kementerian Kesehatan Pattiselanno Roberth Johan dalam keterangan tertulisnya Minggu (4/10).
Baca Juga:
Sementara itu, Fungsional Teknis EPID Subdit Surveilans Kementerian Kesehatan Vivi Voronika menjelaskan bahwa dari hasil kunjungan Tim Taskforce Kemenkes ke sejumlah Puskesmas di Kabupaten Kepulauan Selayar ditemukan banyaknya dari pasien dengan gejala ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan atas) yang datang langsung ke Puskesmas namun tidak adanya tindakan atau dilakukannya skrining dalam menjaring kasus suspek yang dapat membantu mendeteksi sedini mungkin penemuan kasus COVID-19 di daerah itu.
“Dari data yang kami dapatkan, sebenarnya disini ini sangat banyak ISPA. Nah, kami menghitung pasien ISPA yang datang ke Puskesmas dari bulan Mei sampai bulan September itu sebanyak 238 orang, tetapi ternyata 10 orang positif yang terjaring melalui pelaku perjalanan dan kontak. Sementara 238 orang lainnya yang datang sendiri ke Puskesmas itu tidak terjaring,” kata dia.

Ia juga meminta kepada setiap Puskesmas di Kabupaten Kepulauan Selayar untuk bisa menyamakan persepsi dalam meningkatkan deteksi dini khususnya pada pasien yang datang ke Puskesmas dengan gejala ISPA yang bisa juga merupakan kriteria dari kasus suspek dengan cara melakukan pemeriksaan sampel kepada pasien.
“Nah ini yang perlu kita samakan persepsi untuk meningkatkan early detection, deteksi kita untuk COVID-19 ini. Puskesmas bisa lebih aktif untuk mendeteksi di tengah masyarakat dalam mencari kasus gejala–gejala COVID-19 itu," ucapnya.
Baca Juga:
Meski Mendesak, Peluncuran Vaksin COVID-19 Mesti Persiapan Matang
"Sehingga setelah kita datang ke sini, ke depan adalah pasien yang ISPA datang ke Puskesmas ini dapat menjadi deteksi dini buat kita untuk menjaring pasien-pasien yang diduga atau suspek COVID-19,” tambahnya. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
