PSI DKI Kritik Penanganan Pengungsi Banjir Abaikan Protokol Kesehatan
Petugas medis dari unsur Polri dan TNI melakukan tes cepat antigen kepada sejumlah korban banjir yang sedang mengungsi di Aula Universitas Borobudur, Jakarta Timur, Jumat (19/2). (ANTARA/Andi Firdaus)
MerahPutih.com - Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta mengkritik kinerja Pemprov DKI yang masih meremehkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 saat bencana banjir merendam wilayah ibu kota.
Sebelumnya, BPBD DKI akan memisahkan tenda pengungsi umum, tenda kelompok rentan (ibu hamil dan lansia), serta tenda suspek COVID-19. Tapi, pada saat PSI pengecekan di Posko pengungsian Manggarai, Kebon Baru, tidak ditemukan pemisahan pengungsi.
Baca Juga
Jakarta Kebanjiran, Pemprov DKI Dinilai Tak Bekerja Merawat Saluran Air
"Terlihat fasilitas penunjang protokol kesehatan masih sangat minim. Belum ada akses sanitasi seperti air, toilet bersih, sabun, hand sanitizer, serta masker kain untuk pengungsi," jelas anggota DPRD Fraksi PSI, August Hamonangan di Jakarta, Jumat (19/2).
Menurut August, dengan adanya penerapan prokes aturan jaga jarak, otomatis jumlah posko pengungsian harus diperbanyak karena satu posko hanya bisa menampung beberapa keluarga.
"Desinfeksi ruangan juga harus dilakukan secara berkala. Tidak hanya di posko pengungsian, Pemprov DKI harus membantu desinfeksi rumah gratis saat air surut bagi warga yang rumahnya terendam banjir," pintanya.
Anggota DPRD Fraksi PSI, August Hamonangan. Foto: beritajakarta.id
Segala upaya ini, lanjutnya, perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya klaster penyebaran infeksi di posko banjir.
"Warga yang masih tinggal di rumahnya juga perlu diperhatikan. Jangan sampai, penyebaran COVID-19 meningkat akibat klaster posko banjir,” jelasnya.
Anggota Komisi A DPRD DKI ini pun meminta Pemprov DKI melakukan pengawasan ketat dan memastikan protokol kesehatan tetap dijalankan di posko pengungsian banjir maupun tempat pengungsian informal.
“Siagakan pos pengungsi yang mematuhi protokol kesehatan dengan sepenuhnya. Pengungsi menghadapi beban ganda, banjir dan resiko terpapar penyakit selama di pengungsian," ungkap August. (Asp)
Baca Juga
Pasien Isolasi Mandiri COVID-19 Terendam Banjir di Cipinang Melayu
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
DPRD DKI Jakarta Targetkan 20 Perda Rampung di 2026, Mulai Urusan Narkoba Sampai Nasib PKL Jadi Prioritas
Kota Tua Harus Sudah 'Glowing' Sebelum 2029, Rano Karno Bentuk Lembaga Teknis Khusus
Satgas Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bentukan Prabowo Diharap Jadi Juru Selamat Korban Banjir Sumatra
11 Kabupaten/Kota di Provinsi Riau Tetapkan Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi, Inhu Diminta Mengikuti
5 Kabupaten/Kota di Bali Terendam Banjir, Dampak Siklon 93S
Pemerintah Tegaskan Kerahkan Berbagai Sumber Daya Tangangi Bencana Banjir Sumatera
Pemprov Aceh Minta Bantuan UNDP dan UNICEF, Mendagri: Kami Pelajari
Rumah Eks Bupati Jember Hendy Siswanto Ikut Kebanjiran, Jembatan 20 Meter Putus
Sungai Bedadung Meluap Picu Banjir Hingga 2 Meter, Ribuan Warga Jember Mengungsi
70 Ribu Hektare Sawah Rusak Akibat Banjir Sumatera, Cadangan Beras Disiapkan 120 Ribu Ton