Profil Sara Duterte, Wapres Filipina yang Ancam Bunuh Presiden


Wakil Presiden Filipina Sara Duterte.(foto: Instagram/indaysaraduterte)
MERAHPUTIH.COM - WAKIL Presiden Filipina Sara Duterte disorot setelah mengucapkan pernyataan terbuka berisikan ancaman pembunuhan yang ditujukan kepada Presiden Filipina Ferdinand 'Bongbong' Marcos Jr.
Dalam keterangan Aljazeera, Duterte mengungkapkan pernyataan panjang melalui akun Facebooknya. Di dalam unggahan itu, ia menyebut Marcos ialah sosok pemimpin yang tidak bisa memimpin dan pembohong.
"Negara ini akan hancur karena kita dipimpin orang yang tidak tahu bagaimana menjadi presiden dan seorang pembohong," katanya dalam pengarahan yang penuh dengan kata-kata kasar yang diunggah di halaman Facebooknya, dikutip Aljazeera, Senin (25/11).
Setelah menyampaikan pernyataan tersebut, Duterte mengeluarkam pernyataan tendesius. Ia mengaku telah menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh presiden dan istrinya, Liza Araneta, termasuk penasihat presiden Martin Romualdez. Perintah pembunuhan diberikan kalau ia mati terbunuh. "Saya bilang, jangan berhenti sampai kamu membunuh mereka dan dia bilang ya," ujarnya.
Baca juga:
Pernyataan terbukannya itu ke publik ditanggapi serius pihak istana. Melalui Sekretaris Eksekutif Lucas Bersamin, pihak istana mengatakan pernyataan putri dari Presiden Rodrigo Duterte itu sebagai 'ancaman aktif'. Ancaman dinyatakan dengan sangat terang-terangan di depan umum, sehingga disbeut sebagai masalah keamanan nasional.
Duterte ialah putri pendahulu Marcos, Rodrigo Duterte, yang terkenal karena bahasanya yang kasar dan perang kontroversial terhadap narkoba yang sedang diselidiki Pengadilan Kriminal Internasional. Sara lahir pada 31 Mei 1978. Ia seorang pengacara, politisi Filipina dan Wakil Presiden Filipina.
Dia menjadi wakil Marcos setelah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai sekretaris pendidikan dalam kabinet pada Juni. Itu menunjukkan adanya keretakan dalam aliansi politik mereka sehingga mendorong mereka meraih kemenangan telak pada 2022 .
Pada Oktober, Wakil Presiden Duterte mengatakan kepada wartawan bahwa hubungannya dengan Marcos telah menjadi begitu 'beracun' sehingga dia terkadang membayangkan memenggal kepalanya.
Ia juga mengakui bahwa ia merasa 'dimanfaatkan' setelah bekerja sama dengan Marcos. Ia mengancam akan menggali sisa-sisa jenazah ayah Marcos, mendiang diktator Ferdinand Marcos Sr, dari pemakaman nasional dan membuangnya ke laut.
Perpecahan politik terjadi sebelum pemilihan umum sela pada Mei, ketika warga Filipina akan memilih anggota baru DPR, setengah dari Senat, dan ribuan pejabat lokal. Adapula klaim yang menyebut Duterte keberatan dengan penahanan kepala stafnya, Zuleika Lopez. Ia ditahan Romualdez dan Marcos di DPR.
Menurut AP NEWS, Lopez dituduh menghalangi penyelidikan terkait dengan dugaan penyalahgunaan anggaran ketika Sara menjabat wakil presiden sekaligus menteri pendidikan. Lopez jatuh sakit pada masa penahannya. Namun, tersiar kabar akan dipindahkan ke penjara perempuan.
Ketegangan Marcos dan Duterte juga disebabkan ada perbedaan pandangan politik terhadap sengketa di Laut China Selatan. Duterte lebih beriskap pro-China, sedangkan Marcos condong ke Amerika Serikat guna menguatkan klaim teritorial Filipina di Laut China Selatan.
Reuters mengungkapkan perbedaan antara Marcos dan Duterte juga terjadi dalam sikap politik negara bergabung dalam Mahkamah Pidana Internasional (ICC). Sebelumnya, Duterte telah hengkang dari ICC sebagai negara anggota setelah jaksa pengadilan mengumumkan penyelidikan awal terkait dengan ribuan pembunuhan dalam perang melawan narkoba yang dilancarkan pemerintahannya. Artinya, dengan Filipina bergabung dalam ICC, ayah Sara itu bakal menghadapi pemeriksaan.(tka)
Baca juga:
Presiden Filipina Tanggapi Ancaman Pembunuhan, Menyebutnya Upaya Kriminal yang tak Boleh Diabaikan
Bagikan
Tika Ayu
Berita Terkait
Filipina Juga Berhasil Nego Tarif Impor AS, Sama Kaya Indonesia Besarnya 19%

ASEAN Tengah Bahas Kode Etik Luat China Selatan, Tekan Konflik Regional

Film Horor Filipina 'Scarecrow' Ceritakan Dampak Ketamakan Manusia akan Kekayaan

Denise Julia akan Jalani Tur di Jakarta & Bangkok pada 2025
PM Kanada Terpukul Belasan Orang Tewas saat Festival Filipina di Vancouver

Serangan Mobil Saat Festival Filipina di Vancouver Kanada, 11 Orang Tewas Ada Balita Hingga Lansia
Filipina Pulangkan 29 WNI, Polri Pisahkan Antara Korban dan Pelaku Judol dan Online Scam

Pejabat Filipina Bantah Cawe-Cawe dalam Penangkapan Duterte dengan ICC

Tersangkut Kasus Judi di Filipina, Juru Bicara Duterte Ajukan Suaka di Belanda

Pendukung Rodrigo Duterte Berunjuk Rasa Tuntut Pembebasan dan Pemulangan
