Profil Pavel Durov: Bos Telegram yang Ditangkap di Prancis


Pavel Durov ditahan di Prancis. Foto Reuters
MerahPutih.com - Pavel Durov, CEO Telegram, dilaporkan ditahan oleh pihak keamanan Prancis pada Sabtu malam, 24 Agustus 2024, di Bandara Le Bourget dekat Paris.
Penangkapan ini terjadi setelah Durov tiba dari Azerbaijan dan dilakukan berdasarkan perintah penggeledahan yang dikeluarkan oleh otoritas OFMIN.
Menurut laporan media lokal Prancis, TF1 TV, Durov dianggap gagal dalam moderasi platform Telegram, sehingga memungkinkan aktivitas kriminal di aplikasi tersebut.
Pada Minggu pagi, 25 Agustus 2024, dilaporkan bahwa Durov akan dihadapkan ke hakim pada malam hari dan kemungkinan akan menghadapi dakwaan terkait kasus ini.
Baca juga:
Profil Pavel Durov

Pavel Valeryevich Durov, lahir pada 10 Oktober 1984 di St. Petersburg, Rusia, berasal dari keluarga intelektual. Ayahnya, Valery Durov, adalah seorang doktor ilmu filologi, sementara ibunya adalah profesor di Universitas Negeri St. Petersburg. Pavel adalah anak kedua dari dua bersaudara, dengan saudara laki-laki bernama Nikolai Durov.
Pendidikan dan Masa Muda
Durov menghabiskan sebagian masa kecilnya di Italia sebelum kembali ke Rusia untuk melanjutkan pendidikan. Ia menempuh pendidikan di Gimnasium Akademik D.K. Faddeev, di mana ia mempelajari berbagai mata pelajaran dan empat bahasa asing. Minatnya dalam pemrograman dimulai pada usia 11 tahun, ketika ia mulai belajar bersama kakaknya.
Baca juga:
Perjalanan Karier: dari VKontakte ke Telegram
Pada 2006, Pavel Durov bersama saudaranya Nikolai dan dua temannya mendirikan VKontakte, jejaring sosial yang menjadi salah satu yang paling populer di Rusia.
Namun, konflik dengan investor dan pemerintah Rusia memaksanya untuk menjual saham dan meninggalkan posisi CEO pada 2014. Setelah meninggalkan VKontakte, Durov fokus pada proyek barunya, Telegram.
Pendirian Telegram
Telegram diluncurkan pada tahun 2013 dengan fitur keamanan dan enkripsi tingkat tinggi, yang memungkinkan komunikasi melalui pesan terenkripsi dan obrolan rahasia.
Baca juga:
Aplikasi ini terus berkembang dengan fitur-fitur seperti grup, saluran, dan panggilan suara terenkripsi. Meskipun menghadapi tantangan, termasuk pemblokiran di beberapa negara, Telegram tetap menjadi salah satu aplikasi pesan yang paling banyak digunakan di dunia.
Kehidupan dan Status Pavel Durov
Setelah meninggalkan Rusia, Pavel Durov memilih gaya hidup nomaden, berpindah-pindah antara berbagai negara. Pada 2013, ia memperoleh kewarganegaraan Saint Kitts and Nevis, memungkinkan perjalanan tanpa visa ke lebih dari 130 negara.
Baca juga:
Menurut Forbes, kekayaan Durov terus meningkat sejak 2016, dengan pendapatan utama dari Telegram dan platform blockchain TON. Namun, pada 2020, ia membatalkan proyek TON dan mengembalikan dana investor sebesar $1,7 miliar atau sekitar 26,35 triliun.
Dengan berbagai prestasi dan tantangan yang dihadapinya, Durov tetap menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam dunia teknologi.
Bagikan
ImanK
Berita Terkait
Bos Telegram Pavel Durov Kukuh Menyangkal Tuduhan Kriminal, Menyebutnya Hal Absurd

Bos Telegram Rencanakan Wariskan Harta ke Lebih daripada 100 Anaknya

Cara Mendapatkan Kembali Akun Telegram Lama Tanpa Nomor Telepon

Pendiri Telegram Pavel Durov Diizinkan Keluar dari Prancis, Proses Hukum Tetap Jalan

Terlambat Jelaskan Respons terhadap Konten Teror dan Pelecehan, Telegram Kena Denda Rp 9 M di Australia atas

Pratik Jual-Beli Pornografi Anak di Telegram Terbongkar, Langganan 3 Bulan Cuma Bayar Rp 15 Ribu

Waspadai 2 Grup Telegram Sarang Pelaku Pornografi Anak Ini

Meta, Google, TikTok, Telegram, SnackVideo, dan LINE Deklarasiu Pilkada Damai

Telegram Izinkan Pihak Berwenang Buat Ambil Data Pengguna yang Terlibat Kriminal

Telegram akan Mungkinkan Pengguna Laporkan Konten Ilegal di Chat Pribadi
