Telegram akan Mungkinkan Pengguna Laporkan Konten Ilegal di Chat Pribadi
Telegram akan mungkinkan pengguna laporkan konten ilegal di chat pribadi. (Foto: Unsplash/Christian Wiediger)
MerahPutih.com - Telegram baru-baru ini memperbarui FAQ-nya, menghapus pernyataan bahwa mereka tidak memoderasi obrolan pribadi dan grup, menurut laporan CoinDesk.
Sebelumnya, Telegram menyebut konten dalam obrolan grup tetap hanya di antara para peserta, tetapi kini aplikasi ini menyatakan pengguna dapat melaporkan konten ilegal melalui tombol 'Laporkan' atau 'Report' di aplikasi.
Pengguna bisa mengetuk pesan untuk menandai konten bermasalah atau mengirim email ke [email protected], ungkap Engadget, beberapa hari lalu.
Baca juga:
Cara Menyembunyikan Status Online dan Terakhir Dilihat di Telegram
Perubahan ini terjadi setelah CEO Telegram, Pavel Durov, ditangkap di Prancis pada akhir Agustus terkait penyelidikan tentang kurangnya moderasi pada platform ini.
Durov dituduh terlibat dalam distribusi konten ilegal seperti pornografi anak, narkoba, dan perangkat peretasan di Telegram. Ia menyangkal tuduhan ini dan mengkritik otoritas Prancis karena menuntut CEO atas tindakan pihak ketiga di platform.
Baca juga:
CEO Telegram Pavel Durov Didakwa atas Dugaan Aktivitas Kriminal
Durov menjelaskan bahwa Telegram memiliki perwakilan resmi di UE dan saluran komunikasi yang terbuka. Ia juga menyoroti peran Telegram dalam mendukung hak asasi manusia dan menolak menyerahkan kunci enkripsi kepada pemerintah Rusia.
Baca juga:
Kasus CEO Telegram, Prancis Buru Kakak Pavel Durov
Namun, Durov mengakui ada peningkatan penyalahgunaan platform akibat pertumbuhan pengguna yang cepat dan berjanji untuk meningkatkan moderasi. (waf)
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Bos Telegram Pavel Durov Kukuh Menyangkal Tuduhan Kriminal, Menyebutnya Hal Absurd
Bos Telegram Rencanakan Wariskan Harta ke Lebih daripada 100 Anaknya
Cara Mendapatkan Kembali Akun Telegram Lama Tanpa Nomor Telepon
Pendiri Telegram Pavel Durov Diizinkan Keluar dari Prancis, Proses Hukum Tetap Jalan
Terlambat Jelaskan Respons terhadap Konten Teror dan Pelecehan, Telegram Kena Denda Rp 9 M di Australia atas
Pratik Jual-Beli Pornografi Anak di Telegram Terbongkar, Langganan 3 Bulan Cuma Bayar Rp 15 Ribu
Waspadai 2 Grup Telegram Sarang Pelaku Pornografi Anak Ini
Meta, Google, TikTok, Telegram, SnackVideo, dan LINE Deklarasiu Pilkada Damai
Telegram Izinkan Pihak Berwenang Buat Ambil Data Pengguna yang Terlibat Kriminal
Telegram akan Mungkinkan Pengguna Laporkan Konten Ilegal di Chat Pribadi