Presiden Erdogan Sebut Myanmar Lakukan Genosida Terhadap Rohingya

Eddy FloEddy Flo - Selasa, 05 September 2017
Presiden Erdogan Sebut Myanmar Lakukan Genosida Terhadap Rohingya

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (Screenshot The Guardian)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.Com - Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa ia mendesak para pemimpin dunia untuk berbuat lebih banyak guna membantu Muslim Rohingya Myanmar, yang kini menghadapi tindakan upaya genosida.

Hampir 400 orang tewas di Myanmar barat laut pada pekan lalu, dalam sebuah serangan yang dilancarkan oleh gerilyawan terhadap sejumlah pos keamanan dan memicu serangan balasan dari pihak tentara. Badan-badan bantuan memperkirakan bahwa 73.000 warga Rohingya telah melarikan diri dari Myanmar ke negara tetangganya, Bangladesh, sejak kekerasan terjadi.

"Anda dapat melihat situasi dimana Myanmar dan Muslim berada," kata Presiden Erdogan di Istanbul, Senin (4/9) ketika ia menghadiri pemakaman seorang tentara Turki.

"Anda dapat melihat bagaimana desa-desa dibakar ...Kemanusiaan tetap diam terhadap pembantaian di Myanmar," tambahnya.

Ia mengatakan bahwa Turki akan mengangkat permasalahan tersebut di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa, di New York pada akhir bulan ini. Sebagai pemimpin Organisasi Konferensi Islam (OKI), Erdogan telah membahas kekerasan kemanusiaan di Myanmar dengan 20 pemimpin dari negara anggota OKI.

"Dengan beberapa pemimpin, kami dapat mencapai kesepakatan dan terdapat beberapa yang tidak tercapai. Tidak semua orang memiliki kepekaan yang sama," katanya.

"Kami akan melakukan tugas kami," kata Presiden Erdogan. Ia menambahkan bahwa Turki akan terus memberikan bantuan ke wilayah tersebut.

Myanmar telah mendesak kepada umat Islam di wilayah barat laut agar mau bekerja sama dalam mencari para pemberontak, yang menggalang serangan terhadap sejumlah pos keamanan dan memicu serangan balasan serta tindakan keras dari pihak tentara. Serangan tersebut menjadi salah satu kekerasan paling mematikan yang melanda masyarakat Rohingya dalam beberapa dasawarsa belakangan.

Presiden Erdogan mengatakan pada Jumat, bahwa kematian ratusan warga Rohingya di Myanmar selama sepekan belakangan, merupakan suatu bentuk genosida terhadap masyarakat Muslim di wilayah itu.

Ratusan lagi pengungsi pada Minggu, berjalan melintasi persawahan dari sungai Naf yang memisahkan kedua negara itu. Mereka mencoba masuk ke wilayah Bangladesh, menambah tekanan pada kelangkaan sumber daya yang dimiliki badan bantuan dan masyarakat setempat, yang sudah membantu puluhan ribu pengungsi dari serangan sebelumnya di Myanmar.(*)

#Presiden Turki #Recep Tayyip Erdogan #Genosida #Pembantaian Etnis #Myanmar #Pengungsi Rohingya
Bagikan
Ditulis Oleh

Eddy Flo

Simple, logic, traveler wanna be, LFC and proud to be Indonesian

Berita Terkait

Dunia
Jet Junta Myanmar Jatuhkan Bom di Rumah Sakit, 33 Orang Meninggal
Bentrokan etnis telah memperparah krisis kemanusiaan Myanmar karena negara itu masih dilanda konflik sipil hampir empat tahun setelah kudeta militer Februari 2021.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 11 Desember 2025
Jet Junta Myanmar Jatuhkan Bom di Rumah Sakit, 33 Orang Meninggal
Dunia
Paus Leo Serukan Pembentukan Negara Palestina sebagai Jalan Damai
Paus Leo XIV menegaskan bahwa pembentukan negara Palestina merupakan satu-satunya solusi konflik Israel–Palestina.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 01 Desember 2025
Paus Leo Serukan Pembentukan Negara Palestina sebagai Jalan Damai
Dunia
Hercules Militer Turkiye Jatuh Tewaskan Sedikitnya 20 Orang, Presiden Erdogan Ucapkan Duka Cita
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev telah mengucapkan duka cita atas insiden jatuhnya pesawat militer di perbatasan negara.
Wisnu Cipto - Rabu, 12 November 2025
Hercules Militer Turkiye Jatuh Tewaskan Sedikitnya 20 Orang, Presiden Erdogan Ucapkan Duka Cita
Indonesia
Ratusan WNI Tejebak di Myanmar, 54 Orang Segera Dibawa Pulang
KBRI Yangon akan membantu menyiapkan dokumen perjalanan dan mengatur proses pemulangan melalui jalur Myanmar–Thailand bersama KBRI Bangkok. Upaya pemindahan WNI lainnya juga masih terus dilakukan.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 05 November 2025
Ratusan WNI Tejebak di Myanmar, 54 Orang Segera Dibawa Pulang
Dunia
Dimediasi China, Junta Militer Myanmar dan Pasukan TNLA Sepakat Gencatan Senjata
Gencatan senjata tercapai dalam perundingan damai yang dimediasi China di Kunming, wilayah selatan Tiongkok, pada 27–28 Oktober
Wisnu Cipto - Kamis, 30 Oktober 2025
Dimediasi China, Junta Militer Myanmar dan Pasukan TNLA Sepakat Gencatan Senjata
Dunia
Konflik di Myanmar Tidak Kunjung Selesai, Para Pemimpin ASEAN Desak Dialog Politik Nasional
ASEAN mendesak agar semua pihak terkait untuk mengambil tindakan nyata guna segera menghentikan kekerasan tanpa pandang bulu dan menahan diri secara untuk menghindari eskalasi konfli
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 27 Oktober 2025
Konflik di Myanmar Tidak Kunjung Selesai, Para Pemimpin ASEAN Desak Dialog Politik Nasional
Indonesia
75 WNI Berhasil Kabur dari Markas Perusahaan Judol Myanmar, 20 Orang Sukses Menyeberang ke Thailand
Kompleks KK Park dikenal sebagai salah satu kawasan yang dikelola kelompok Border Guard Force (BGF) dan menjadi lokasi aktivitas scam/judi online di Myanmar.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
75 WNI Berhasil Kabur dari Markas Perusahaan Judol Myanmar, 20 Orang Sukses Menyeberang ke Thailand
Dunia
Junta Militer Myanmar Bombardir Acara Festival Buddha Tewaskan 32 Orang, 50 Luka-Luka
Acara keagamaan Festival Cahaya Buddha biasa dirayakan pada bulan purnama Thadingyut, bulan ketujuh dalam kalender tradisional Myanmar.
Wisnu Cipto - Kamis, 09 Oktober 2025
Junta Militer Myanmar Bombardir Acara Festival Buddha Tewaskan 32 Orang, 50 Luka-Luka
ShowBiz
Paramore Tarik Musik dari Spotify Israel, Tegaskan Solidaritas Kemanusiaan
Keputusan Paramore diambil sebagai bentuk dukungan terhadap gerakan global No Music for Genocide
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 01 Oktober 2025
Paramore Tarik Musik dari Spotify Israel, Tegaskan Solidaritas Kemanusiaan
Dunia
Dubes Aljazair di PBB Minta Maaf ke Warga Palestina soal Genosida Israel
Dewan Keamanan PBB sudah dua kali berupaya mencegah genosida di Palestina, namun gagal.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 23 September 2025
Dubes Aljazair di PBB Minta Maaf ke Warga Palestina soal Genosida Israel
Bagikan