Prancis Mulai Melonggarkan Pembatasan
Aktivitas mulai terlihat di Kota Prancis.(Foto: Pexels/Dimitri Kuliuk)
PRANCIS telah memulai proses pembukaan masa lockdown COVID-19 setelah delapan minggu. Pada Senin (11/5), jutaan orang kembali bekerja. Toko-toko, termasuk salon rambut dan kuku, mulai dibuka, meskipun dengan jumlah pelanggan yang lebih sedikit.
Edouard Lefebvre, kepala distrik bisnis Champs-Elysees, kepada The Associated Press mengatakan pelanggan tidak akan langsung kembali pada hari pertama. "Mereka butuh waktu untuk terbiasa kembali ke Champs-Elysees, untuk kembali ke Paris," ujarnya.
Baca juga:
Yunani Akan Membuka Akses Bagi Pelancong Dengan Beberapa Perubahan Besar
Di Prancis, sekarang tidak perlu lagi mendapatkan surat izin untuk meninggalkan rumah. Penduduk setempat kini diizinkan untuk melakukan perjalanan hingga sekitar 96 km dari rumah mereka. Siswa diperbolehkan kembali ke sekolah, tapi restoran dan bar masih ditutup.
Meskipun mulai melonggarkan lockdown, aturan social distancing tetap berlaku karena polisi masih diinstruksikan untuk membubarkan pertemuan orang-orang di sepanjang tepi perairan Paris. Pertemuan massa lebih dari 10 orang masih tidak diizinkan.
Baca juga:
Cukup 6 Minggu, Islandia Siap Longgarkan Lockdown
Negara itu telah membagi area yang dicatat dalam zona merah dan hijau berdasarkan dampak virus saat ini dan setelah penarikan masa lockdown dilakukan secara bertahap. Demikian diungkap BBC. Sekolah, bar, dan restoran dijadwalkan untuk dibuka kembali lebih awal. Mereka direncanakan dapat buka kembali pada awal Juni di wilayah negara di zona hijau. Sementara itu, masa bagi bidang usaha yang berada di zona merah, mencakup Paris dan pinggiran kota, masih belum bisa ditetapkan.
Di kala masa lockdown, warga Prancis hanya diizinkan keluar rumah untuk joging di dekat rumah mereka, belanja bahan makanan penting, atau pergi bekerja bagi pekerja di layanan vital. Tanda-tanda kehidupan di ibu kota Prancis mulai terlihat. Lalu lintas mulai meningkat. Orang-orang terlihat menunggu di luar toko-toko umum, seperti toko bunga dan salon rambut.
Prancis pertama kali menerapkan masa lockdown pada 17 Maret lalu. Langkah-langkah darurat telah diperpanjang beberapa kali sejak saat itu. Sejak wabah menghantam negara itu, terdapat lebih dari 177.000 kasus yang dikonfirmasi di Prancis. Setidaknya terjadi 26.640 kematian, menurut Johns Hopkins University. Pekan lalu, Spanyol dan Italia juga mulai melonggarkan pembatasan lockdown mereka. (lgi)
Baca juga:
Lawan COVID-19, Organisasi Prancis Ini Ajak Orang Konsumsi Keju Tradisional
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Penanganan Penyakit Tuberculosis Bakal Contoh Pola Pandemi COVID-19
Kasus ISPA di Jakarta Naik Gara-Gara Cuaca, Warga Diminta Langsung ke Faskes Jika Ada Gejala
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID
Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa
178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat
Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis
Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI
COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin