Polemik PSN Pariwisata Tropical Coastland PIK 2, Pemerintah Diminta Perhatikan Keresahan Warga dan Kelestarian Hutan Lindung

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan (DPR RI)
Merahputih.com - Pembangunan kawasan Proyek Strategis Nasional (PSN) Pariwisata Tropical Coastland di Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 telah menjadi polemik di tengah-tengah masyarakat.
Bahkan, sejumlah warga menggugat secara perdata ke pengadilan atas keputusan pemerintah menjadikan kawasan tersebut sebagai PSN.
Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Ahmad Yohan, pemerintah harus memperhatikan keresahan warga dan memastikan kepentingan mereka terwadahi.
Baca juga:
Mengenal PIK 2 dan BSD City Yang Dimasukan Proyek Strategis Nasional
"Kami berharap pemerintah tidak berpangku tangan atas keresahan warga sekitar yang terkena dampak PSN PIK 2," ujar Yohan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/1).
Yohan sendiri mengkritik Proyek PSN PIK 2 yang dilakukan tanpa adanya rencana tata ruang wilayah yang memadai. Terlebih, proyek ini diduga menggunakan lahan seluas 1.500 hektare yang berstatus hutan lindung. Belum lagi sekitar 200 hektare lahan pertanian pangan berkelanjutan (KP2B) terdampak proyek ini.
Sehingga, Yohan meminta pemerintah mengevaluasi kelanjutan PSN PIK 2 untuk memastikan pembangunan sesuai aturan dan tidak merusak lingkungan, mendesak Menteri Kehutanan menurunkan status hutan lindung menjadi hutan konversi.
Baca juga:
'Ghost of Tsushima' Banjir Ulasan Negatif di Steam karena PSN
Sementara, dari sisi pengembang harus menyiapkan lahan pengganti hutan lindung yang ditentukan Kementerian Kehutanan serta memberi solusi komprehensif dan menguntungkan bagi warga yang memiliki lahan pertanian maupun tambak.
"Harus diperhatikan betul bahwa kepentingan warga terwadahi, selain tentunya kelestarian hutan lindung yang terdampak proyek tersebut," jelas dia.
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Stok Gula Nasional Menumpuk dan Mafia Pangan Bergentayangan, Pemerintah Didesak Setop Impor Rafinasi Hingga Prioritaskan Petani Tebu Lokal

Pemerintah Diharap Prioritaskan Kembali Program Pembangunan Rusun Pesantren di RAPBN 2026

BPJPH dan BPOM Didesak Usut Tuntas Status Kehalalan Ompreng Program MBG yang Diduga Mengandung Minyak Babi

Koperasi Desa Merah Putih Dinilai Bisa Penuhi Poin Penting Visi Astacita, Dorong Kemandirian Ekonomi Hingga Berantas Kemiskinan

DPR RI Buka Kesempatan Publik Berikan Masukan dan Pandangan Terhadap Calon Hakim Agung dan Calon Hakim Ad Hoc HAM MA

Bahan Bakar di SPBU Shell dan BP Langka, Kualitas BBM Pertamina Justru Jadi Sorotan

Gaji DPR RI 2025 Usai Pemangkasan: Berapa Take Home Pay-nya Sekarang?

Aktivis Sebut Penonaktifan 5 Anggota DPR RI Bodohi Rakyat, Gaji Tetap Diterima

DPR Soroti Ketergantungan Impor Minyak dan Pangan, Pemerintah Diminta Segera Panggil Produsen untuk Pastikan Komitmen Ketersediaan dan Harga yang Terjangkau

Legislator Tekankan Tiga Prioritas Utama dalam Pendidikan Nasional: Kesejahteraan Guru, Akses Merata, dan Sarana Prasarana Memadai
