PHK dan Ramadan Bikin Pengemis di Bandung Meningkat


Penyandang masalah kesejahteraan sosial. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung memprediksi terjadi pengingkatan jumlah pengemis atau penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Kota Bandung pada Ramadan tahun ini. Dinsos juga menangkap fenomena meningkatnya PMKS karena PHK yang terjadi selama pandemi Covid-19.
"Kalau dari hasil penjangkauan kemarin, itu karena PHK. Karena tidak kerja, kemudian coba-coba ikut temannya yang di jalanan. Mungkin banyak masyarakat yang bantu di jalanan ya jadi semakin betah,” ucap Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kota Bandung, Dadang Aziz Salim, di Balai Kota Bandung, Selasa (13/4).
Baca Juga:
Seruan Anies soal Protokol Kesehatan Ibadah Ramadan
PMKS yang turun kejalan karena PHK sebagai tren baru di Bandung. Untuk itu, pihaknya telah menyiagakan tim untuk mengantisipasi masalah PMKS yang kini disebut Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang jumlahnya diprediksi meningkat pada Ramadan ini.
Dadang mengaku, telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk bisa bekerja sama dengan tim dari Unit Social Respon (USR) guna menyasar sejumlah lokasi. Seperti di seperti tempat ibadah, tempat perbelanjaan, dan di persimpangan jalan.
"Saat Ramadan dan lebaran, kami sudah memetakan mungkin awalnya dari masjid-masjid dulu. Karena memang kebanyakan di pelataran. Mudah-mudahan oleh USR bisa mengatasinya," katanya.
Guna memudahkan penjangkauan, Dadang menyatakan, pihaknya sudah membuat pemetaan potensi rawan timbulnya PPKS selama Ramadan ini. Area potensi PPKS ini diklasifikasikan ke dalam tiga zona yaitu zona merah, kuning dan hijau.
“Kalau merah itu rawan. Kuning masih bisa diatasi. Hijau itu lebih tidak memgganggu ke pengguna jalan,” ujarnya.
Dadang menyebutkan, salah satu zona merah yang paling rawan di Kota Bandung berada di kawasan Pasir Koja. PPKS di wilayah tersebut justru dihimpun dan memiliki koordinator yang memimpin di area tersebut dan kerap melawan ketika dilakukan penjangkauan.

"Di sana itu mereka bisa sampai ketok-ketok pintu (kendaraan). Sulit juga dijangkau penertiban,” jelasnya.
Dadang tidak memungkiri apabila pada Ramadan ini tim USR Dinsos Kota Bandung kerap kewalahan melakukan penjangkauan. Sehingga membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak baik instansi pemerintah, lembaga swasta ataupun masyarakat.
“Kami keterbatasan sarana dan prasarana dan SDM. Karena keterbatasan anggaran, jadi kami hanya bisa merekrut 30 orang,” terangnya.
Dadang menuturkan, pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Kesehatan. Karena khusus di tengah pandemi. Tetapi, hingga saat ini belum terdata ada PPKS yang positif terpapar COVID-19 dan pemerintah memilih penanganan PPKS pada penghalauan terlebih sebagian besar PPKS justru berasal dari luar Kota Bandung. (Iman Ha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Penjual Kuliner Ramadan di Bandung Bisa Jualan Lebih Lama
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Indonesia Butuh 3 Juta Lowongan Kerja Per Tahun, Pengusaha Minta Deregulasi Sektor Ketenagakerjaan

Ini Berbagai Program Buat Cegah PHK dan Ringankan Buruh, Subsidi Upah Dilanjutkan

Airlangga Hartarto: PHK Bertentangan dengan Semangat Tidar

Pemerintah Minta Pengusaha Otomotif Tambah Investasi Selamatkan Pekerja Dari PHK

6 Orang Tokoh Buruh Bakal Masuk Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional, Bakal Diumumkan Presiden Dalam 2 Pekan

Demi Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Bentuk Dewan Kesejahteraan dan Satgas Pencegahan PHK untuk Perlindungan Pekerja

Digitalisasi Bansos Diklaim Bakal Kurangi 34 juta orang miskin, Data BPS Orang Miskin 23,85 juta Orang

Prabowo Sebut Lulusan Sekolah Rakyat Bisa Angkat Keluarga Keluar dari Kemiskinan

Pertumbuhan Ekonomi 2026 Diprediksi Capai 5,4 Persen, Prabowo Pede Angka Pengangguran dan Kemiskinan Turun

4 Karyawan Melawan HT soal PHK, MNC Mangkir di Sidang Perdana
