Perwakilan Masyarakat Papua: Oknum Aparat Sebut Kami Monyet!

Andika PratamaAndika Pratama - Selasa, 20 Agustus 2019
Perwakilan Masyarakat Papua: Oknum Aparat Sebut Kami Monyet!

Sekelompok masyarakat Papua mendatangi Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat. Foto: MP/Kanu

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Sekelompok masyarakat Papua mendatangi Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat. Kedatangan mereka menuntut diusutnya dugaan pelanggaran HAM dalam insiden kerusuhan yang terjadi Manokwari, Papua Barat.

Massa yang didampingi oleh Lokataru Foundation ini menganggap, tindakan represif yang dilakukan aparat terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang ini sudah menciderai amanat UUD Pasal 28 D tengang persamaan di muka hukum.

Baca Juga: Soal Kasus Rasisme Papua, Rully Nere: Kami Indonesia!

Sekelompok masyarakat Papua mendatangi Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat. Kedatangan mereka menuntut diusutnya dugaan pelanggaran HAM dalam insiden kerusuhan yang terjadi Manokwari, Papua Barat. Foto: MP/Kanu
Sekelompok masyarakat Papua mendatangi Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat. Kedatangan mereka menuntut diusutnya dugaan pelanggaran HAM dalam insiden kerusuhan yang terjadi Manokwari, Papua Barat. Foto: MP/Kanu

"Tindakan pelaku rasisme terhadap mahasiswa Papua juga menghinati UU No 40 Tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis," kata Research Assitant Lokataru Foundation, Muhammad Elfiansyah Alaydrus di kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/8).

Muhammad melanjutkan, penggunaan gas air mata saat menindak para mahaswa juga berlebihan karena mahasiswa di sana sama sekali tak mengancam.

"Hal ini telah melanggar Perkap No 01 tahun 2009 tentang penggunaan kekuatan dalam tindakan Kepolisian," kata Muhammad.

Muhammad menambahkan, pihaknya mendesak Komnas HAM melakukan penyelidikan terhadap aksi kekerasan dan ucapan rasisme dari ormas maupun aparat saat penggerebekan hingga penangkapan sejumlah mahasiswa di Asrama Papua, Surabaya.

"Karena ini sudah menyakiti hati rakyat Papua dengan disamakan dengan binatang," jelas Muhammad.

Baca Juga: Menristekdikti Peringatkan Mahasiswa Papua Tetap Jaga Kondusifitas

Polisi dan TNI juga diminta memproses hukum anggotanya yang melakukan tindakan rasisme hingga perusakan.

"Oknum yang melakukan kekerasan harus dihukum dan diungkap ke publik siapa pelakunya," jelas Muhammad yang menggunakan topi Cendrawasih ini.

Sementara itu, perwakilan Pemuda Papua Yerangga mengaku hinaan rasisme seperti Monyet dan babi sudah sering dirasakan masyarakat.

"Ini bukan kali pertama. Sebelumnya ada oknum aparat yang menyebut kami monyet. Percuma Presiden Jokowi pergi pulang balik karena kami dianggap seperti monyet," jelas Yerangga dengan nada tinggi.

Ia hanya berharap, tindakan rasime kepada masyarakat Papua dihentikan.

"Jangan ada lagi diskriminasi terhadap masyarakat Papua. Kami dihina monyet, tapi harta dan kekayaan alam kami diambil semua. Ini kami dibunuh secara perlahan karena kami dianggap seperti monyet," jelas Yerangga.

Untuk diketahui, massa melakukan aksi protes di Manokwari, Papua Barat, menyusul insiden yang terjadi pada mahasiswa asal Papua di Surabaya terkait tudingan perusakan Bendera Merah Putih dan dugaaan rasisme. Massa menebang pohon dan memblokade jalan serta melakukan pembakaran.

Sekelompok masyarakat Papua mendatangi Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat. Kedatangan mereka menuntut diusutnya dugaan pelanggaran HAM dalam insiden kerusuhan yang terjadi Manokwari, Papua Barat. Foto: MP/Kanu
Sekelompok masyarakat Papua mendatangi Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat. Kedatangan mereka menuntut diusutnya dugaan pelanggaran HAM dalam insiden kerusuhan yang terjadi Manokwari, Papua Barat. Foto: MP/Kanu

Baca Juga: Aparat Negara Diduga Terlibat dalam Insiden Kerusuhan di Manokwari

Massa di Manokwari, Papua Barat, mengamuk dan membakar kompleks Kantor Gubernur. Massa melakukan aksi protes di Manokwari, ibu kota Papua Barat, menyusul insiden yang terjadi pada mahasiswa Papua di Surabaya terkait tudingan perusakan Bendera Merah Putih dan dugaaan rasisme.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan, aksi massa ini merebak dipicu hoaks korban meninggal akibat insiden di Surabaya. Padahal, kejadian di Surabaya dan Malang hanya peristiwa kecil yang sudah dilokasir. (Knu)

#Papua #Konflik Papua #Komnas HAM
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Menhut Raja Juli telah mengutus eselon satunya turun langsung ke tanah Papua untuk berdialog dengan Majelis Rakyat Papua (MRP) dan mahasiswa.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 27 Oktober 2025
Menhut Raja Juli Minta Maaf Pembakaran Barang Bukti Mahkota Cenderawasih Dapat Reaksi Dari Warga Papua
Indonesia
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih 
“Atas nama Kementerian Kehutanan, saya mohon maaf agar apa yang terjadi ini menjadi catatan,” kata Raja Juli.
Wisnu Cipto - Senin, 27 Oktober 2025
Menhut Raja Juli Kirim Eselon 1 ke Papua Redam Ketegangan Insiden Mahkota Cenderawasih 
Indonesia
Mantan Kapolres Ngada Dipenjara 19 Tahun karena Cabuli Bocah, Bukti Jabatan dan Pangkat tak Bisa jadi Tameng dalam Pelanggar HAM
Putusan ini merupakan bentuk kehadiran negara melindungi korban.
Dwi Astarini - Kamis, 23 Oktober 2025
Mantan Kapolres Ngada Dipenjara 19 Tahun karena Cabuli Bocah, Bukti Jabatan dan Pangkat tak Bisa jadi Tameng dalam Pelanggar HAM
Indonesia
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Kogoya berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bersama agar ke depan proses serupa dilakukan secara lebih bermartabat dalam menghormati budaya masyarakat Papua.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Ketua Adat La Pago Minta Rakyat Papua Jangan Terprovokasi Insiden Pemusnahan Mahkota Cenderawasih
Indonesia
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih 
"Kami memahami bahwa mahkota Cenderawasih bukan sekadar benda, melainkan simbol kehormatan dan identitas kultural masyarakat Papua,” kata Dirjen KSDAE Kemenhut Satyawan Pudyatmoko
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Kemenhut Minta Maaf Lukai Hati Rakyat Papua, Akui Salah Bakar Mahkota Cenderawasih 
Indonesia
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai
Undius Kogoya, pimpinan KKB Intan Jaya, meninggal karena sakit di Distrik Wandai, Papua Tengah. Ia dikenal terlibat dalam berbagai aksi penyerangan sejak 2022.
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Rute Gerilya Undius Kogoya Bos KKB Intan Jaya Sebelum Meninggal di Wandai
Indonesia
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
Aksi demonstrasi oleh kelompok Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Tanah Adat Papua (AMPPTAP) yang berlangsung di kawasan traffic light Abepura, Kota Jayapura, pada Rabu (15/10) siang, berakhir ricuh dan anarkis.
Frengky Aruan - Sabtu, 18 Oktober 2025
Kecam Kekerasan dalam Demo di Jayapura, DPR: Ungkap Aktor Intelektual
Indonesia
DPR Kecam Pembakaran Sekolah oleh KKB di Papua, Minta Pemerintah Harus Ambil Langkah Tegas
Tindakan tersebut merupakan kejahatan serius yang tidak dapat ditoleransi. Membakar bangunan sekolah merupakan tindakan kriminal yang sangat serius dan tidak dapat diterima.
Dwi Astarini - Rabu, 15 Oktober 2025
DPR Kecam Pembakaran Sekolah oleh KKB di Papua, Minta Pemerintah Harus Ambil Langkah Tegas
Indonesia
Pesawat Smart Air Tergelincir di Lapangan Terbang Tiom, Papua, tak Ada Korban Jiwa
Pesawat jenis Caravan C208 dengan nomor registrasi PK-SNA itu membawa barang dan bahan makanan dari Timika, Kabupaten Mimika, menuju Kabupaten Lanny Jaya.
Dwi Astarini - Sabtu, 11 Oktober 2025
Pesawat Smart Air Tergelincir di Lapangan Terbang Tiom, Papua, tak Ada Korban Jiwa
Indonesia
Prabowo Lantik Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Papua, DPR: Peningkatan SDM Jadi Prioritas
Presiden RI, Prabowo Subianto, melantik Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Papua. DPR menilai, hal itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.
Soffi Amira - Sabtu, 11 Oktober 2025
Prabowo Lantik Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Papua, DPR: Peningkatan SDM Jadi Prioritas
Bagikan