Pertama Kali di Pemerintahan Jokowi, Neraca Perdagangan Defisit

Luhung SaptoLuhung Sapto - Selasa, 15 Desember 2015
Pertama Kali di Pemerintahan Jokowi, Neraca Perdagangan Defisit

Presiden Joko Widodo dalam acara Silaturahim dengan Dunia Usaha yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Jakarta Convention Center, Kamis (9/7). (foto Antara/Yudhi Mahatma)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Bisnis-Neraca perdagangan Indonesia pada November 2015 tercatat mengalami defisit sebesar US$346,4 juta. Ini merupakan pertama kalinya sejak Januari hingga November 2015 terjadi defisit. 

"Selama tahun 2015, bulan ini baru pertama kalinya defisit," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa (15/12).  

Menurut dia, defisit neraca perdagangan pada November ini disebabkan oleh turunnya harga komoditas ekspor akibat perlambatan ekonomi global. Dari 22 komoditas yang diamati BPS, harga rata-ratanya turun sebesar 1,86 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Selain itu, defisit neraca perdagangan November 2015 disebabkan oleh defisit di sektor nonmigas sebesar US$287,8 juta dan juga defisit di sektor migas sebesar US$58,6 juta.

BPS mencatat ekspor Indonesia turun 7,91 persen pada bulan lalu dibandingkan dengan Oktober 2015 menjadi US$ 11,16 miliar sementara dibandingkan dengan November 2014, ekspor bulan lalu anjlok 17,58 persen.  

Sedangkan nilai ekspor Indonesia selama periode Januari-November 2015 mencapai US$ 138,42 miliar. Dibandingkan Januari-November 2014 turun 14,32 persen. 

BPS juga mencatat ekspor non migas November 2015 mencapai US$ 9,58 miliar. Angka ini turun 10,81 persen bila dibandingkan Oktober 2015. Ekspor migas November 2015 tercatat US$ 1,58 miliar. Bila dibandingkan bulan sebelumnya turun 14,87 persen. 

Meski demikian, kata Suryamin, secara akumulatif dari Januari hingga November 2015 neraca perdagangan Indonesia masih surplus US$7,81 miliar.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, bulan Desember diproyeksikan impor akan meningkat. Kenaikan impor terjadi di sektor makanan. Hal tersebut guna memenuhi kebutuhan dalam negeri dalam menyambut Natal dan Tahun Baru. Kenaikan impor pada Desember 2015 akan lebih banyak didominasi oleh golongan barang modal.

"Seperti alat-alat besar, guna memenuhi pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan jalan, pembangunan jembatan, pembangunan gedung dan pembangunan lainnya," ujar Sasmito. (rfd)

BACA JUGA:

  1. Anak Buah Sandiaga Uno Jadi Tersangka Pembakar Hutan
  2. Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS Menguat Tipis
  3. Harga Emas Antam Turun Rp1.000 per Gram
  4. Pemerintah Belum Putuskan Perpanjang Kontrak Freeport
  5. AS akan Naikan Suku Bunga Acuan Bertahap

 

#Defisit #Neraca Perdagangan #Kepala BPS Suryamin
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Masih Dalam Tekanan, Defisit Anggaran Negara Bakal Capai 2,78 Persen di 2025
Defisit APBN 2024 tercatat sebesar 2,30 persen dari PDB, masih dalam kisaran target kebijakan fiskal yang ditetapkan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 22 Juli 2025
Masih Dalam Tekanan, Defisit Anggaran Negara Bakal Capai 2,78 Persen di 2025
Indonesia
Rencana Pembebasan Tarif Bea Masuk Produk AS: Berpotensi Timbulkan Efek Mengerikan
Rencana soal pembebasan tarif bea masuk produk AS ke Indonesia, berpotensi menimbulkan efek mengerikan. Salah satunya adalah ancaman PHK di dalam negeri.
Soffi Amira - Sabtu, 19 Juli 2025
Rencana Pembebasan Tarif Bea Masuk Produk AS: Berpotensi Timbulkan Efek Mengerikan
Indonesia
Produk Kecantikan Rambut Indonesia Tembus Pasar Italia, Surplus Dagang Diharapkan Terus Naik
Sepanjang Januari–Mei 2025, Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan Indonesia terhadap Italia mencapai USD 488,9 juta.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 13 Juli 2025
Produk Kecantikan Rambut Indonesia Tembus Pasar Italia, Surplus Dagang Diharapkan Terus Naik
Indonesia
Neraca Perdagangan Mei 2025 Surplus USD 4,30 Miliar
Terutama didorong oleh meningkatnya surplus nonmigas.
Dwi Astarini - Kamis, 03 Juli 2025
Neraca Perdagangan Mei 2025 Surplus USD 4,30 Miliar
Indonesia
Defisit Maret Rp 104,2 Triliun, Sri Mulyani Klaim Masih Terukur
UU Nomor 62 Tahun 2024 tentang APBN Tahun Anggaran 2025, Pemerintah dan DPR menyepakati bahwa kas negara tahun ini ditargetkan mengalami defisit sebesar Rp 616,2 triliun atau 2,53 persen PDB.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 30 April 2025
Defisit Maret Rp 104,2 Triliun, Sri Mulyani Klaim Masih Terukur
Dunia
Donald Trump Paksa TSMC Bangun Pabrik di AS, Ancam Kenakan Pajak hingga 100 Persen
Presiden AS, Donald Trump, meminta TSMC membangun pabrik di negaranya. Ia juga mengancam akan mengenakan pajak hingga 100 persen.
Soffi Amira - Rabu, 09 April 2025
Donald Trump Paksa TSMC Bangun Pabrik di AS, Ancam Kenakan Pajak hingga 100 Persen
Indonesia
Prabowo Minta Kuota Impor Tak Diskriminatif, Anggap Hanya Untungkan Perusahaan Besar
Presiden RI, Prabowo Subianto, meminta kuota impor tak diskriminatif. Sebab, hal itu hanya bisa menguntungkan perusahaan besar.
Soffi Amira - Selasa, 08 April 2025
Prabowo Minta Kuota Impor Tak Diskriminatif, Anggap Hanya Untungkan Perusahaan Besar
Indonesia
Alarm Defisit APBN Berbunyi: Penerimaan Pajak Anjlok, DPR Desak Pemerintah Benahi Sistem Coretax!
Jika kondisi ini terus berlanjut, defisit APBN berpotensi melampaui target Rp 612,2 triliun
Angga Yudha Pratama - Senin, 17 Maret 2025
Alarm Defisit APBN Berbunyi: Penerimaan Pajak Anjlok, DPR Desak Pemerintah Benahi Sistem Coretax!
Indonesia
Negara Alami Defisit di Awal Tahun, Sinyal Keras Indonesia Hadapi Tekanan Berat
Implementasi sistem administrasi perpajakan baru, Coretax, yang diluncurkan sejak 1 Januari 2025, menjadi salah satu faktor penghambat dalam proses pemungutan pajak.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 13 Maret 2025
Negara Alami Defisit di Awal Tahun, Sinyal Keras Indonesia Hadapi Tekanan Berat
Indonesia
Berdagang Dengan China, Indonesia Selalu Defisit
Defisit perdagangan dengan beberapa negara di antaranya adalah Brasil USD 0,34 miliar, Australia sebesar USD 0,32 miliar dan Tiongkok USD 0,28 miliar.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 16 Desember 2024
Berdagang Dengan China, Indonesia Selalu Defisit
Bagikan