Badan Pusat Statistik (BPS) dalam waktu enam bulan ke depan akan menggelar sensus ekonomi 2016. Pada sensus kali akan melibatkan sekitar 16.000 petugas BPS dan 340.000 mitra sensus. Pelaksanaan pendataan ini dilakukan selama periode 1-31 Mei 2016.

Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Indonesia 2015 sebesar 5,59 dalam skala 0 sampai 5.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka inflasi pada bulan Januari 2016 sebesar 0,51 persen.

Harga beras di pasaran mulai merangkak naik dan ada kekhawatiran akan naik lagi.

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 27 provinsi pada Desember 2015 mencapai rata-rata 57,25 persen.

Kepala BPS Suryamin mengatakan inflasi di bulan Januari 2016 merupakan terendah dalam enam tahun terakhir di bulan yang sama, kecuali tahun 2015.

BPS mengaku belum mengetahui informasi yang jelas terkait rencana impor satu juta ton beras dari Pakistan.

Neraca perdagangan Indonesia pada November 2015 tercatat mengalami defisit sebesar US$346,4 juta.

Badan Pusat Statistik (BPS) meyakini inflasi tahun 2015 ini sesuai target yang telah ditetapkan yaitu 4 +/- 1 persen.

Penyesuaian metode ini diharapkan dapat menghindari kembali terjadinya kesimpang siuran data yang berimplikasi pada kenaikan harga dan keputusan impor yang diambil pemerintah.

Berdasarkan catatan BPS nilai ekspor dan impor di bulan Oktober 2015 mengalami penurunan.

Produksi padi diperkirakan meningkat 4,15 juta ton dibandingkan tahun 2014.

Harga-harga bahan makanan turun setelah bulan Puasa dan Lebaran.

Sektor pertanian dan perkebunan juga banyak menyerap tenaga kerja sehingga jika sektor tersebut meningkat dapat mengurangi angka pengangguran.