BPS: Neraca Perdagangan Oktober 2015 Surplus US$1,01 Miliar

Luhung SaptoLuhung Sapto - Senin, 16 November 2015
BPS: Neraca Perdagangan Oktober 2015 Surplus US$1,01 Miliar

Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (14/9). (Foto: MerahPutih/Fadhli)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Keuangan - Neraca perdagangan Indonesia di bulan Oktober 2015 mengalami surplus US$1,01 miliar. Sementara nilai ekspor tercatat US$12,08 miliar, sedangkan nilai impor US$11,07 miliar. 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menuturkan surplus neraca perdagangan Oktober 2015 ini mencatat angka tertinggi setelah tahun 2011. "Neraca perdagangan Oktober 2011 mengalami surplus US$1,24 miliar sedangkan Oktober 2012 defisit US$1,89 miliar,  Oktober 2013 surplus US$24,3 juta, dan Oktober 2014 kembali defisit US$35,2 juta," ujar Suryamin di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Senin (16/11).

BPS juga mencatat nilai ekspor dan impor di bulan Oktober. Berdasarkan catatan BPS nilai ekspor dan impor di bulan Oktober 2015 mengalami penurunan. 

Suryamin mengatakan nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2015 mencapai US$ 12,08 miliar atau turun 4 persen dari September 2015 yang mencapai US$12,58 miliar. 

"Dibanding Oktober 2014, ekspor Indonesia menurun 20,98 persen.

Penurunan ini disebabkan menurunnya ekspor migas sebesar 5,09 persen dari US$1,453 miliar menjadi US$1,379 miliar," sambung Suryamin.

Demikian pula dengan ekspor nonmigas, turun 3,86 persen yaitu dari US$11,134 miliar menjadi US$10,705 miliar. 

Sedangkan nilai impor pada bulan Oktober 2015, BPS mencatat sebesar US$11,07 miliar atau turun 4,27 persen dibandingkan September 2015 dan volume impor pun turun 6,32 persen.

Penurunan terjadi pada impor non-migas mencapai US$333,7 juta atau turun 3,5 persen menjadi US$9,31 miliar pada Oktober 2015. Sedangkan, impor migas juga turun US$153,3 juta atau 8,12 persen menjadi US$1,76 miliar.

Penurunan impor migas dipicu oleh menurunnya nilai impor minyak mentah US$142,2 juta dan hasil minyak US$90,3 juta. Sebaliknya nilai impor gas meningkat US$77,2 juta.

BACA JUGA:

  1. BPS Sinyalir Pulau Jawa Masih Jadi Pusat Perekonomian
  2. BPS: Pengangguran Terbuka per Agustus 2015 Capai 7,56 Juta Orang
  3. Keakuratan Data Surplus Pangan BPS Meragukan
  4. BPS Koreksi Produksi Padi Tahun 2015
  5. BPS: September 2015 Terjadi Deflasi 0,05 Persen
#Ekspor-Impor #Neraca Perdagangan #Kepala BPS Suryamin #Badan Pusat Statistik (BPS)
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Terdapat bahan pangan yang memberikan andil inflasi pada Agustus 2025, yaitu bawang merah dan beras dengan kontribusi masing-masing 0,05 persen dan o,03 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Indonesia
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Ekonomi Indonesia triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen (y-on-y).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Indonesia
Legislator Ingatkan Penguatan Proteksi Pertanian Nasional di Tengah Gempuran Impor AS
Komisi VI DPR juga menyadari ketergantungan Indonesia pada beberapa komoditas impor seperti gandum dan kedelai
Angga Yudha Pratama - Selasa, 29 Juli 2025
Legislator Ingatkan Penguatan Proteksi Pertanian Nasional di Tengah Gempuran Impor AS
Indonesia
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Fenomena ini diartikan sebagai masyarakat yang hanya datang ke pusat perbelanjaan, tetapi jarang melakukan pembelian.
Frengky Aruan - Sabtu, 26 Juli 2025
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Indonesia
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Pada Maret 2025, persentase penduduk miskin ekstrem yang mengacu pada garis kemiskinan ekstrem Bank Dunia 2,15 dolar AS (PPP 2017) per kapita per hari, tercatat sebesar 0,85 persen atau 2,38 juta orang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Indonesia
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebanyak 23,85 juta orang atau turun 0,2 juta orang dibandingkan dengan September 2024.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Indonesia
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan semakin kecil.
Frengky Aruan - Jumat, 25 Juli 2025
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Indonesia
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen poin dibandingkan September 2024 dan Maret 2024 yang masing-masing sebesar 21,39 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Indonesia
Prabowo Bilang Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan Absolut Turun, BPS Sebut Masih Validasi
Angka kemiskinan absolut di Indonesia per September 2024 sebesar 8,57 persen. Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka (TPT) per Agustus 2023 adalah 5,32 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 22 Juli 2025
Prabowo Bilang Pengangguran dan Tingkat Kemiskinan Absolut Turun, BPS Sebut Masih Validasi
Indonesia
Rencana Pembebasan Tarif Bea Masuk Produk AS: Berpotensi Timbulkan Efek Mengerikan
Rencana soal pembebasan tarif bea masuk produk AS ke Indonesia, berpotensi menimbulkan efek mengerikan. Salah satunya adalah ancaman PHK di dalam negeri.
Soffi Amira - Sabtu, 19 Juli 2025
Rencana Pembebasan Tarif Bea Masuk Produk AS: Berpotensi Timbulkan Efek Mengerikan
Bagikan